happy reading guys
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Bangun bangun aku sudah ada di sebuah ruangan kumuh yang tak terawat selama bertahun tahun, dengan kepala yang masih pusing aku paksa kan diri untuk bangun dan melihat sekeliling yang ternyata aku sudah ada di dalam jeruji besi layaknya seorang tahanan narapidana.
disana bukan hanya ada aku, tapi masih banyak manusia lain nya lagi yang memiliki nasib yang sama seperti ku dari anak anak berusia 7 tahun hingga orang tua yang berusia 69 tahun, terkurung dalam sel tahanan dengan tubuh kurus kerimping.
lalu tak lama datang lha dua orang pria yang perawakan tubuh besar berotot, tinggi kira kira 190cm dengan pakaian serba hitam. topi hitam, masker hitam, baju hitam dan celana panjang berwarna hitam.
aneh nya orang orang yang ada di dalam sel samping kiri kanan dan depan ku, malah mengulurkan tempat makan mereka masing masing layak nya binatang yang sedang meminta makanan kepada majikannya.
dan benar aja orang orang raksasa itu membagikan makanan kepada kami dengan sangat tidak layak, makanan di lempar ke dalam piring lalu di ludahi saat beberapa dari mereka sedang makan.
iuuuww sangat menjijikkan, benar benar menjijikkan, kalo di pikir pikir peternak babi aja lebih mulia dari pada mereka berdua, maksud kuuu... heyyy itu orang sedang makan bukan tong sampah yang lagi nongkrong. bahkan makanan yang mereka berikan saja udah tidak layak lagi untuk di konsumsi.
walaupun ini adalah gandum yang di campur dengan air tapi menurut ku ini seperti muntah kucing atau lebih kemirip seperti umpan babi. warna nya coklat, stekturnya lembek seperti bubur dengan berbagai toping sayur sebagai hiasan. oh iya jangan lupa dengan bau nya yang sangat menyengat.
Apakah kalian kebayang seperti apa bentuk nya? Aku harap kalian tidak membayangkan nya.
Karena aku yang melihat nya saja gak mau makan, apa lagi kalian yang harus membayangkan nya. bisa bisa nafsu makan kalian langsung hilang.
Setelah membagikan makanan aneh ini, para pria dewasa itu langsung pergi meninggalkan kami begitu saja. entah kemana mereka pergi aku pun kurang tau.
Cukup lama aku terdiam menatapi makan siang yang di berikan orang tadi, Kalo di pikir pikir masakan mami lebih baik dari pada ini, walaupun mami gak bisa masak tapi setidaknya makanan dia gak seburuk makanan yang ada di depan mata ku sekarang.
Tiba tiba suara seorang wanita tua yang tinggal di sebelah sel ku. Bertanya dengan tatapan mata tertuju ke arah makanan yang ada di dalam sel ku.
"Hey nak, apa kau tidak lapar? Kenapa makanan mu tidak kau sentuh sama sekali?" Tawa wanita itu dengan sopan.
"Lagi gak nafsu makan Tante" jawab ku menatap ke arah wanita itu sambil memasang wajah cemberut. Karena sejujurnya aku memang sedang lapar hanya saja bukan makanan ini yang aku inginkan.
"Dari pada kamu diemin lebih baik di makan cepat sebelum mereka kembali" ucap wanita tua itu memberi ku saran
Hanya saja aku tetap pada keinginan ku yang gak mau makan makanan aneh ini, hingga dua pria besar tadi kembali masuk kedalam ruangan sambil membawa sebuah kunci dan membuka pintu sel kami satu persatu.
Namun saat mereka sampai di depan pintu sel ku...., nampak raut wajah marah terukir jelas di mereka dan dengan tongkat kayu salah seorang dari mereka langsung masuk ke dalam sel penjara yang ku tempati.
Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun dan tanpa alasan yang jelas, salah seorang dari mereka langsung memukul tubuh ku tanpa ampun menggunakan tongkat kayu, bahkan untuk melawan pun aku tak sempat di buat nya. padahal aku merasa tidak sedang mencuri apa lagi membuat masalah dengan mereka.
Entah kesalahan apa yang aku buat yang pasti pria gila itu benar benar marah dan langsung melempari makanan tadi tepat ke arah ku, tanpa peduli dengan kondisi tubuh ku yang tidak berdaya.
"Ini adalah pelajaran untuk orang yang tak menghargai makanan. Untuk kedepannya jangan kasih dia makan selama satu Minggu, jika ketahuan ada yang membantu anak ini... Siap siap kalian akan menerima akibatnya" ucap nya setelah itu pergi keluar ruangan sambil menyeret paksa orang orang tadi dengan sangat tidak manusiawi.
•
Author POV:
Mulai dari sini alur ceritanya akan ku ambil alih karena cukup sulit untuk menulis cerita kalo cuman mengandalkan satu sudut pandang tokoh utama. Sedang kan tokoh yang lainnya enggak:v.
Di sisi lain Naura yang sedang menghubungi no hp adik nya nampak di buat gelisah karena sang adik tak kunjung mengangkat telpon. Padahal dia sudah menghubungi nomor itu berulang kali sejak keberangkatan sang adik.
'ch menyusahkan' batin Naura dengan kesal.
Reon yg sedari tadi melihat kegelisahan anak perempuan nya nampak di buat bingung, karena sang anak terus terusan marah sambil mondar-mandir menghubungi no hp seseorang
"Bagaimana? Bisa tidak" tanya Steven yang baru keluar dari suatu ruangan
"Apanya yang bisa?" Tanya Reon penasaran sambil menatap ke arah suaminya.
Awal nya Naura ingin menjawab pertanyaan sang ibu, hanya saja Steven sudah lebih dulu berbohong dengan alasan bahwa dr sera tadi ada menghubungi nya cuman gara gara badai salju... Koneksi mereka langsung terputus.
Jadi Steven meminta bantuan Naura untuk menghubungi no dr sera kembali karena ada sesuatu yang belum sempat ia sampaikan tadi. Reon yg mendengar alasan itu dengan bodoh nya langsung percaya bahkan langsung pergi meninggalkan mereka berdua di raung tengah.
𝐭𝐛𝐜, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐭𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥𝐤𝐚𝐧 𝐣𝐞𝐣𝐚𝐤 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐤𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐝𝐢𝐚.....
Apakah yang sebenarnya terjadi kepada Gabriel dan kenapa Naura nampak begitu panik ketika sang adik tak bisa di hubungi? Saksikan kelanjutannya di...... Kapan kapan lagi....
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐋𝐀𝐂𝐊 𝐁𝐔𝐓𝐓𝐄𝐑𝐅𝐋𝐘 [On Going]
Storie d'amoreSebuah perjalanan takdir seorang mahasiswa kesenian yang bernama Gabriel yang tanpa sengaja telah mencuri perhatian dua mahasiswa kedokteran yang suka bereksperimen gila di tengah tengah hutan belantara. (Buset dah, ni anak pawang nya langsung dua...