Groupchat Janu, Tirta dan Oscar
Oscar: "Lu pada gak percaya mulu ama gua!"
Tirta: "Ya emang! buat apa percaya sama lu musuh Tuhan!"
Oscar: "Dibilangin pesen vila nya yang agak atasan dikit jadi berasa dinginnya, kalo dingin kan ada alesan buat peluk?"
Janu: "Kali ini gua percaya sama lu cok"
Tirta: "EMANG TAI!!!!"
Janu: "Sedih amat punya pacar tapi berasa gak punya pacar"
Tirta: "Diem deh manusia paling bodoh sedunia"
Ternyata rencana untuk main dua hari satu malam itu beneran mau Janu lakuin, dia bahkan maksa Galang untuk ikut.
Ayah udah approved asal saat pulang nanti Janu mau diajak ngobrol serius soal pernikahan yang udah sering banget Ayah bahas.
Padahal, Janu aja buat agenda ini tuh demi bisa staycation bareng Tama. Dia pake temen-temennya sebagai kedok aja.
Malam hari h-2 keberangkatan, Janu dateng ke rumah Galang tanpa ngasih kabar. Dari saat pintu kamar itu di buka, Galang gak ngeh dengan kedatangan Janu. Dia terlihat fokus mengerjakan sesuatu.
"Kayaknya gampang banget dirampok ya lu tuh" ucap Janu yang sudah berdiri di belakang Galang.
"Anjir! Janu! KAGET GUA!!!" teriak Galang sembari membenahi satu buku tebal dan seluruh mejanya.
"Hayooo, lagi ngapain?"
"Apa? Kenapa kesini?" tanya Galang mengalihkan pembicaraan.
"Itu apaan?" tanya Janu penasaran.
"Enggak, bukan apa-apa" gerak gerik Galang sejujurnya memang mencurigakan terlihat dari dia yang terus berusaha menutupi laci itu.
Janu kekeh ingin melihat apa yang sedang Galang lindungi. Saat Janu mendekat, dada itu di dorong bersamaan dengan Galang yang berdiri mendekat juga.
Mata mereka bertemu, Janu bisa cium aroma tubuh sehabis mandi milik Galang. Segar, ditambah wajah mereka entah sejak kapan sudah sangat dekat.
Keduanya seolah terkunci dalam posisi itu, Galang terkunci dalam tatapan Janu yang entah menyiratkan apa. Hingga fokus Galang tiba-tiba kembali dan Janu sudah memegang pinggangnya namun gak lama Janu mendorong Galang menjauh dan meraih laci itu.
Satu buku dengan sampul sederhana namun terlihat sangat tebal itu membuat Janu penasaran bukan main.
"Janu anjing!" teriak Galang.
"HAHAHA ini apaan, diary ya?" tanya Janu saat dia berhasil memegang buku itu.
Sayangnya, Galang gak bisa meraih tangan Janu yang sudah diangkat tinggi-tinggi. Dia berjinjit terus menerus tapi usahanya tidak berhasil.
"Janu, turunin gak?" ucap Galang serius.
Janu yang melihat ekspresi serius Galang itu akhirnya menyerah dengan cepat, dia kasih buku itu dan berlalu untuk duduk di kasur.
"Ngapain kesini gak ngabarin?" ketus Galang.
"Nanti lusa jadi ya?"
"Enggak ah males" ucap Galang.
"Kan ada gua?"
"Justru gara-gara ada lu gua males"
"Padahal gua seneng kalo ada lu" ucap Janu membuat Galang melihat ke arahnya dengan tatapan heran namun Galang yakin kini wajahnya memerah karena kedua pipinya terasa sangat panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
autumn marriage | jossgawin
FanfictionJanu, yang selalu menolak cinta Galang, kini harus berhadapan dengan kenyataan pahit. Kecelakaan telah merubah segalanya. Galang yang dulu hanya menuliskan "tentangnya" kini hanya bisa bertanya siapakah dirinya yang sebenarnya. Janu, yang selama ini...