Flashback
Semua orang tepar, mereka kecapean abis seharian main, makan, ngobrol dan lain-lain.
Galang gak bisa tidur, akhirnya dia jalan keliling vila sendirian. Niatnya cuma jalan aja sampe akhirnya dia inget kalo hari itu dia belum makan sama sekali.
Mungkin Galang gak nafsu karena terlalu banyak hal yang harus dia cerna pelan-pelan.
Saat dia sampai gerbang, ada seseorang yang memanggilnya.
"Lang, mau kemana?" tanya orang itu, Tama.
"Nyari makan," jawab Galang singkat.
"Jalan kaki?" tanya Tama lagi, Galang hanya mengangguk mengiyakan.
"Pake motor aja, itu motor Tirta tadi bekas gua kok" ucapnya.
Setelah Galang pikir-pikir mungkin emang sebaiknya dia jalan-jalan sebentar sembari menghirup udara malam yang selalu jadi kesukaannya.
"Nanti gua kasih tau ke Tirta, motornya lu pake" ucap Tama lagi.
"Oh yaudah, makasih ya" ucap Galang.
Sudah satu jam berlalu sejak Galang pergi, Janu yang haus terbangun dari tidurnya dan dia ngeh kalo Galang gak ada di kamar. Dia sempat keliling sebentar untuk memastikan sebenarnya Galang kemana.
Sampai satu panggilan dari Galang masuk ke handphonenya.
Janu sempat bingung, ngapain Galang telfon dia?
Di sebrang sana, satu suara wanita muda menginterupsi dan meminta Janu untuk tenang karena orang yang memiliki telfon genggam itu sekarang dalam keadaan kritis.
Galang mengalami kecelakaan.
Janu teriak minta semua orang untuk bangun, saat semua orang keluar dari kamar, Janu berlari keluar vila. Dia kalang kabut, panik, tidak bisa berpikir.
Semua orang sama paniknya. Bintang dan yang lainnya ikut lari mengejar dan Maul dengan sigap menyalakan mobil untuk menyusul semua temannya di depan.
Singkat cerita, mereka sampai di rumah sakit dengan keadaan tidak karuan. Semua nya menunggu di sekitar ruangan tindakan itu. Gak lama Ayah dan Bunda Galang menyusul dan sama paniknya.
Tama melihat Janu begitu terpukul, dia hanya bisa mengusap pundak pria tinggi itu. Janu mulai menangis, dia sempat melihat bagaimana darah melumuri hampir seluruh wajah Galang.
Entah seperti apa kronologinya, namun naasnya Galang mengalami luka parah di kepala. Kecelakaan tunggal itu membuat tubuhnya terpental jauh dari motor dan menyebabkan kaki kanan nya patah.
Banyak goresan di tubuhnya, insiden itu sepertinya terjadi begitu keras hingga motor yang Galang kendarai rusak parah.
Janu yang sempat menenangkan diri di mobil dan melihat jurnal milik Galang itu kini kembali ke ruang tunggu. Tidak barang sedetikpun dia berhenti berdoa.
Air matanya terus mengalir. Ada ketakutan besar yang Janu rasakan. Dia juga merasa bersalah atas apa yang terjadi pada Galang.
"Kalo aku gak bikin acara maen ini, pasti Galang gak akan kayak sekarang" ucap Janu pada Tama.
"Jangan mikir gitu, kita semua gak berpikir ini salah kamu"
"Nyatanya emang salah aku," ucap Janu lagi.
Tama memeluk Janu berusaha memberikan ketenangan, pria jangkung itu kembali menangis. Tangannya menggenggam keras hingga buku-buku kukunya memutih. Rasanya dia ingin memarahi dirinya sendiri atas apa yang terjadi pada Galang.
KAMU SEDANG MEMBACA
autumn marriage | jossgawin
FanficJanu, yang selalu menolak cinta Galang, kini harus berhadapan dengan kenyataan pahit. Kecelakaan telah merubah segalanya. Galang yang dulu hanya menuliskan "tentangnya" kini hanya bisa bertanya siapakah dirinya yang sebenarnya. Janu, yang selama ini...