Waktu terus berjalan.
Waktu yang Galang habiskan untuk pemulihan.
Waktu yang Janu pakai untuk berdebat dengan pacarnya, Tama, hanya karena hal-hal kecil.
Kehidupan mereka sedikit demi sedikit kembali ke tempatnya masing-masing.
Maul yang beberapa bulan ke belakang jadi penanggung jawab setiap event festival menggantikan Galang itu mulai terbiasa dengan hecticnya cari uang.
Bintang juga kembali menjalankan rutinitasnya sebagai salah satu staff di perusahaan Ayahnya sendiri begitupun Farel with his manager life.
Janu's friends juga sekarang udah mulai sibuk. Lukas mulai buka bisnis di sini. Dia udah gak perlu pulang pergi Australia lagi karena orang tuanya udah cape dengan sifat keras kepala anaknya itu.
Oscar sekarang baru aja grand opening bengkel barunya.
Lalu ada Tirta yang sedikit demi sedikit membuat cafe yang homey banget karena dia udah cape rumahnya dijadiin titik kumpul terus.
Semuanya kembali normal, namun tidak dengan ingatan Galang. Kondisi ingatannya masih sama, setiap hari Galang harus menerima informasi baru tentang dirinya sendiri.
***
Galang POV
Hari ini mungkin jadi keseribu kalinya aku coba untuk jalan sendiri. Masih sulit, semuanya terlalu sulit untuk dilakukan dari mulai jalan kaki, mengingat semuanya, bahkan untuk buka tutup botol saja semuanya masih sulit.
Setiap hari matahari tidak terasa terik karena tirai kamar yang tidak pernah aku buka lebar-lebar. Setiap hari aku memanggil Bunda untuk melakukan semuanya, dan setiap hari juga orang jangkung itu datang ke rumah.
Satu yang aku tahu, dia itu teman ku itupun Bintang yang memberitahu dan selalu berbisik saat dia bicara semua hal tentang si lelaki jangkung itu.
Entah kenapa aku benci dia, dia selalu suruh aku makan. Padahal tanpa disuruhpun aku masih bisa makan. Sesekali dia menangis saat membalik kan badannya yang besar itu.
Padahal, aku adalah orang yang paling sedih karena harus melihat kaki yang tidak bisa bergerak sama sekali.
Tapi, waktu aku telah tiba. Akhirnya aku bisa kembali beraktifitas. Walaupun semuanya tidak bisa aku kenali. Tiba-tiba saja ada seorang ibu setengah baya dari rumah sebelah yang menanyakan kabarku ada juga orang-orang dengan tampilan lusuh yang melapor bahwa kerjaan mereka sudah selesai.
Aku selalu bingung sampai akhirnya si jangkung selalu mengenalkan semua orang yang aku temui.
"Pelan-pelan Lang," ucap laki-laki itu yang tiba-tiba aja ikut di segala aktifitas aku di hari itu. Aku tidak menjawab apa-apa.
"Lu diem di sini," perintah aku karena dia berusaha masuk ke ruangan rapat di kantor tempat aku bekerja.
Dari jendela itu, aku bisa lihat bagaimana dia berdiri dan fokus memandang segala gerak-gerik yang aku lakukan. Arah matanya lurus, seolah aku akan hilang detik itu juga.
Aku ingat apa yang Maul dan Bintang katakan tentang si jangkung, selain kita hampir dijodohkan ternyata rahasia dia banyak aku pegang. Sayangnya, aku bahkan gak ingat apa yang terjadi antara kita berdua.
"Lang, sebenernya soal brand A sama B itu kita udah sering kerjasama, cuman ternyata mereka mundur dari sponsorship acara sekarang. Jadi, kemarin kita nyoba untuk tetep kerjasama terus mereka punya syarat tertentu"
KAMU SEDANG MEMBACA
autumn marriage | jossgawin
FanfictionJanu, yang selalu menolak cinta Galang, kini harus berhadapan dengan kenyataan pahit. Kecelakaan telah merubah segalanya. Galang yang dulu hanya menuliskan "tentangnya" kini hanya bisa bertanya siapakah dirinya yang sebenarnya. Janu, yang selama ini...