Happy reading
***
Tiga hari sudah keduanya menjalani hari-hari sebagai pasangan. Dan dalam waktu yg singkat itu, sedikit banyak keduanya mulai mengerti dengan karakter masing-masing diantara keduanya.
Pagi yg cerah. Matahari terbit menyinari bumi dengan sinar hangatnya. Area komplek militer itu begitu tenang dan damai, dan seseorang di dalam kamar kini tengah tertidur dengan lelap setelah semalaman ia melakukan patroli.
"Tuan jenderal, bangun!" Suara cempreng pemuda itu begitu berisik dan sangat mengganggu.
"Tuan jenderal, ayo bangun! Tolong antar aku ke pasar. Semua bahan makanan di kulkas sudah habis. Akan makan apa nantinya kita?" Ocehan pemuda itu mengusik tidurnya. Tangan pria itu kini di tarik hingga ia terbangun.
"Biarkan aku tidur sebentar lagi."
"Tidak bisa. Kita akan kehabisan bahan-bahan segar kalo kau tidak segera bangun."
"Tidak segar juga tidak masalah."
"Tapi itu masalah bagiku." Xiao Zhan memaksanya bangun tanpa ampun. Pria itu akhirnya bangun juga meski kini berjalan memasuki kamar mandi sambil dengan menggerutu.
Tidak butuh waktu lama bagi pria itu untuk membersihkan diri dan berganti pakaian. Kini Wang Yibo sudah selesai memakai kaos dan celana panjang untuk mengantar istri kecilnya ini ke pasar.
"Bukankah kemarin kulkas masih penuh. Kenapa sekarang sudah kosong? Padahal kan kita hanya tinggal berdua?" Tanya Wang Yibo sambil fokus menyetir.
"Tanyakan saja pada perutmu. Kau yg menghabiskan 80% nya."
"Begitukah?" Wang Yibo masih berusaha mengelak.
"Mn. Siapa yg menyuruhku membuat ini dan itu. Tuan jenderal, kau selalu bilang rasa masakanku itu lumayan, tapi kenapa kau selalu menghabiskannya lebih banyak porsi dariku?"
"Aku banyak beraktifitas di luar, jadi aku membutuhkan banyak asupan makanan untuk mengganti tenagaku yg hilang." Pria itu berdalih.
"Alasan." Dengusnya.
Wang Yibo tersenyum melihat mimik wajah pemuda itu. Wang Yibo adalah sosok yg disiplin di kemiliteran. Pria itu di hormati dan sangat di segani oleh para tentara di kemiliteran. Mereka menghormatinya bukan karena pangkatnya yg tinggi, tapi karena prestasi dan apreasi dari pria itu yg banyak membuat orang merasa kagum padanya. Pria itu terkenal sangat ketat pelatihannya, dan pria itu selalu setia memasang wajah datar di depan para pasukan dalam situasi apapun.
Tapi entah kenapa ketika bersama dengan pemuda ini ia jadi sering sekali untuk tersenyum. Ia bahkan selalu bisa mentolerir semua tingkah dan perkataan pemuda itu padanya. Mungkin ia menganggap Xiao Zhan masihlah seorang bocah baginya, jadi ia masih bersikap lunak padanya.
"Mau kemana?" Xiao Zhan tidak bisa untuk tidak bertanya saat mengetahui jalan yg mereka lalui tidak sama dengan jalan yg sebelumnya ia lalui bersama letnan Wenhan.
"Pasar. Bukankah kau memintaku untuk mengantarmu berbelanja."
"Tapi ini tidak seperti jalan yg aku lalui bersama tuan letnan itu. Sepertinya kita sudah melewati jalan yg salah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Wife. (ongoing)
FanfictionWang Yibo memfokuskan jiwa dan raganya hanya pada militer. dalam benaknya, tidak ada sedikitpun keinginan untuk mencari pasangan apalagi untuk menikah dan memiliki keluarga. akan tetapi, orang tuanya tentu mencemaskan tentang kehidupan sang putra. m...