Happy reading
***
"Untuk apa membeli banyak kue kering seperti itu? Terlalu banyak makan manis tidak baik, nanti gigimu bisa bolong dan badanmu jadi gendut." Wang Yibo perlu memperingatinya saat melihat sang istri memasukkan banyak toples kue kering ke dalam troli belanjaan mereka.
"Ini bukan untukku saja. Aku memberikan ini pada Letnan Wen, Kolonel Tang Yan, dan yg lainnya sebagai oleh-oleh." Jawabnya sambil terus memasukkan beberapa lagi ke dalam troli.
"Istriku sangat perhatian sekali pada orang lain."
"Memangnya padamu tidak? Sudah jangan berkomentar aneh-aneh. Cepat sana bayar. Aku akan menunggu di sana." Xiao Zhan menunjuk area food court yg terletak tidak jauh dari kasir.
Hari ini sang Jenderal sengaja mengajak sang istri keluar rumah untuk berkencan. Pria itu memanfaatkan waktu bebas tugasnya ini untuk membawa istri kecilnya ini berjalan-jalan menikmati suasana kota sebelum akhirnya kembali pulang ke rumah mereka yg ada di daerah perbatasan.
Wang Yibo sengaja membawanya ke sebuah Mall yg ada di pusat kota, Mall megah yg di dalamnya banyak terdapat butik kelas atas yg menjual banyak barang dan pakaian branded.
Wang Yibo bukanlah suami yg pelit, tapi ia hanya tidak ada waktu saja untuk membelikannya barang-barang mahal seperti itu. Keduanya sampai dan segera memasuki area dalam Mall. Namun niat dan tujuan keduanya datang kemari itu berbeda. Saat pria itu berjalan menuju ke sebuah butik pakaian kelas atas istrinya ini justru menarik lengannya menuju area supermarket, mengambil troli dan menyuruhnya untuk mendorong benda tersebut sambil mengikutinya dari belakang sembari ia memilih-milih beberapa barang.
"Untuk apa membeli ini semua? Tujuanku mengajakmu kesini untuk bersenang-senang, bukan berbelanja kebutuhan dapur seperti ini." Protesnya.
"Aku ingin memasakkan sesuatu yg istimewa untuk ayah."
"Ada koki yg bisa melakukannya."
"Itu berbeda. Tidak setiap waktu aku bisa kesini dan melakukannya untuk ayah. Jadi aku ingin melakukannya sendiri. Ayah pasti sangat menyukainya."
"Sok perhatian!" Dengusnya.
"Memang iya. Aku kan menantu idaman. Suami, jangan protes terus, nanti jatahmu berkurang tau rasa kau!" Xiao Zhan membalas tuduhannya dengan ancaman yg membuat sang suami tidak mampu berkutik. Pria itu pun akhirnya menurut. Alih-alih membawa kantong belanjaan pakaian bermerk, Wang Yibo justru harus membawa banyak kantong plastik yg berisi banyak bahan makanan, dan oleh-oleh untuk para kenalannya. Istrinya ini sangat pandai memanfaatkan dirinya.
"Kenapa kita tidak pesan makanan di sana?" Wang Yibo menunjuk sebuah restauran mewah bergaya barat yg ada di seberang mereka.
"Mereka bukan seleraku. Piringnya besar tapi isinya sedikit, tidak mengenyangkan tapi mahal. Aku ingin mengisi perutku yg lapar, bukan melihat estetika yg di sajikan." Jawabnya apa adanya.
Wang Yibo pun tidak lagi berbicara. Semuanya terserah Xiao Zhan, asalkan istrinya itu senang kenapa tidak?
"Apa kau ingin menonton?" Tanya pria itu di sela-sela makannya.
Xiao Zhan langsung menggelengkan kepala untuk menolaknya.
"Ada film bagus yg baru tayang. Bagaimana kalo kita membeli tiket untuk menontonnya." Imbuhnya lagi untuk menarik minat pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Wife. (ongoing)
FanfictionWang Yibo memfokuskan jiwa dan raganya hanya pada militer. dalam benaknya, tidak ada sedikitpun keinginan untuk mencari pasangan apalagi untuk menikah dan memiliki keluarga. akan tetapi, orang tuanya tentu mencemaskan tentang kehidupan sang putra. m...