Happy reading
***
"Tuan jenderal, makanannya sudah siap!!" Xiao Zhan setengah berteriak saat memanggilnya.
Wang Yibo segera mengakhiri panggilan teleponnya, berdiri, dan berjalan menuju ke tempat meja makan, dimana kini seorang remaja dengan wajah manis menyambutnya dengan senyum ceria.
"Aku membuat ayam goreng mentega, dan tumis daging sisa tadi pagi yg aku hangatkan lagi. Mari makan!" Nadanya begitu riang saat mengatakannya. Xiao Zhan dengan cepat menarik kursi dan mempersilahkan pria itu untuk duduk terlebih dahulu.
Wang Yibo tidak bisa untuk tidak tersenyum saat melihat perubahan tingkah lakunya yg seperti ini.
"Bagaimana?" Xiao Zhan kembali memintanya berkomentar untuk rasa masakan yg telah dibuatnya.
"Lumayan. Ini tidak buruk." Komentar yg sama, tapi kali ini ia tidak merasa tidak kecewa seperti sebelumnya.
"Lain kali aku akan lebih mengasah lagi keterampilan memasakku. Dulu, saat aku masih tinggal di rumah orang tua angkatku, aku sedikit belajar cara memasak di dapur. Mereka memiliki sebuah kedai, jadi aku banyak membantu di sana. Tapi, setelah aku pindah ke kediaman Mo, aku tidak pernah lagi melakukannya. Mereka tidak pernah menyukai apa yg aku perbuat. Pernah sekali aku mencoba membantu bibi pelayan di sana memasak untuk makan malam, pria tua itu langsung melempar piring makanan yg aku buat, dan langsung mengomeliku dengan galak. Aku bingung dengan reaksinya yg seperti itu. Memangnya, apa salahku melakukan itu untuk mereka. Mereka memang aneh, dan aku sangat tidak cocok dengan mereka." Xiao Zhan bercerita panjang lebar padanya.
Wang Yibo mendengarkannya tanpa perlu mengalihkan fokusnya pada makanan yg ada di depannya. Pria itu mengambil lagi dan lagi setiap lauk yg ada di depannya tanpa henti. Ia memanfaatkan orang yg sedang berbicara itu untuk bisa memakan lebih banyak lauk makanan yg di sediakan di depannya.
"Hah, kenapa lauknya cepat habis?" Xiao Zhan terkejut.
"Makanya kalo makan jangan sambil bicara. Kau bahkan tidak menyadari saat menghabiskannya." Wang Yibo menyeka mulutnya dengan tisu sebelum akhirnya bangkit meninggalkan Xiao Zhan yg kini terbengong-bengong.
"Kau bisa kembali ke kamarmu. Seseorang sebentar lagi akan datang untuk membereskannya." Ia menoleh dan mencegah pemuda itu untuk membereskan bekas makan mereka.
Xiao Zhan baru saja akan menjawabnya, tapi mendadak suara ketukan pintu terdengar dari luar. Ia pun berjalan kesana untuk membuka pintu.
Seorang wanita paruh baya kini berdiri di depannya saat ia membuka pintu.
"Permisi, saya adalah bibi Ma, pelayan yg biasa membersihkan kediaman jenderal."
"Oh, silahkan masuk." Xiao Zhan segera mempersilahkannya masuk dengan ramah.
Ketika pintu terbuka dengan wajah asing yg menyambutnya ia sangat terkejut. Tapi wanita itu tidak menampakkan keterkejutannya itu di wajahnya. Ia pun langsung kembali bersikap alami, dan berpikir mungkin pemuda ini salah seorang kenalan dari sang jenderal, jadi ia tidak perlu untuk terkejut.
"Xiao Zhan, kemari." Wang Yibo memanggilnya. "Bibi ma, ini Xiao Zhan istriku. Dan ini bibi Ma, dia yg selama ini mengurus rumah ini." Pria itu mulai memperkenalkan keduanya.
Wajah wanita itu kali ini tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. "Astaga, ternyata ini nyonya jenderal. Maafkan ketidak sopanan pelayan ini karena tidak bisa mengenali anda sebelumnya."
"Bibi tidak perlu meminta maaf. Dan jangan panggil aku seperti itu. Panggil saja aku dengan namaku. Panggilan nyonya terlalu agak gimana gitu,"
"Bagaimana bisa seperti itu. Tidak sopan jika saya memanggilnya seperti itu."
"Bibi Ma, turuti saja perkataannya."
"Baiklah, kali begitu saya akan memanggil anda Xiao Xiao saja."
Setelah itu bibi Ma langsung melakukan tugasnya. Pergi ke area dapur dan mulai merapikannya. Melihat meja makan bekas keduanya makan sebelumnya, membuat wanita itu tidak tahan untuk bertanya. Dan kebetulan saat ini Wang Yibo sedang berjalan ke kulkas untuk menuangkan air minum.
"Tuan, apa semua ini dibuat olehnya?"
"Mn. Dia cukup pandai memasak."
Bibi Ma tentu merasa kagum setelah mendengarnya. "Dia terlihat masih sangat muda, tapi dia bisa melakukannya. Itu cukup mengagumkan sekali. Tuan, apa kepulangan anda yg sebelumnya memang karena untuk menikah?"
"Tidak. Ayahku sakit dan... " Wang Yibo menceritakan semuanya tanpa ada yg harus ia tutup-tutupi. Wanita ini sudah hampir dua puluh tahun melayaninya setelah ia tinggal di komplek ini. Wanita ini adalah seorang pelayan yg di kirim mendiang kakeknya untuk merawatnya di sini.
"Meskipun ini paksaan, tapi ini tidaklah buruk. Istri anda terlihat sangat baik. Dan saya sangat menyukainya."
"Menurutku juga begitu. Awalnya aku ragu untuk membawanya kemari, tapi di mematahkan keraguanku. Mulai sekarang kau tidak perlu setiap hari kesini. Kunjungi saja seminggu sekali. Sekarang sudah ada dia yg merawatku."
"Baiklah. Tuan, selamat atas pernikahannya." Wanita itu tidak lupa untuk mengatakannya.
Pekerjaan yg biasanya dilakukan oleh bibi Ma kini sepenuhnya sudah di dikerjakan oleh Xiao Zhan. Jadi setelah membereskan dapur dan menyapu rumah ia pun pergi.
Xiao Zhan saat ini sedang tidur di dalam kamar dengan sangat nyenyak. Sejak pagi ia sudah pergi berkeliling pasar dan melakukan banyak hal setelah itu. Jadi, baru sebentar ia merebahkan tubuhnya di atas kasur, ia sudah jatuh tertidur tidak lama dari itu.
Wang Yibo masuk. Menemukan orang lain menempati tidurnya pada saat ini, hati pria itu sampai saat ini masih agak sulit untuk mempercayainya. Ia masih belum percaya jika ia saat ini telah menikah dengan seseorang. Dan seseorang itu adalah orang yg ada di depannya. Orang itu masih sangat muda, dan ia masih berusia 18 tahun, itu separuh dari usianya. Wang Yibo sungguh ingin tertawa dengan fakta tersebut. Jadi, saat ia sudah menginjak usia 18 tahun, remaja yg tertidur di kasurnya ini mungkin masih baru netas.
Ini, apa aku yg ketuaan? Ato dia yg kemudaan?
Wang Yibo tidak bisa untuk tidak merasa lucu. Tapi, yg namanya jodoh siapa yg tahu, kan?
Ia pun segera menepis pemikiran konyolnya. Ia berjalan ke sisi lemari dan membukanya, mengambil sebuah jaket dan pergi. Tapi sebelum itu ia masih sempat melirik ke arah orang yg sedang tertidur itu. Ia menggelengkan kepalanya dengan bibir yg terukir sebuah senyuman saat melihat mulut Xiao Zhan yg terbuka saat tidur, dan air liur pemuda itu kini keluar menggantung di sudut bibirnya.
Dasar bocah!
Wang Yibo tidak tahan untuk tidak mengejeknya.
Tbc.
Sorry for typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Wife. (ongoing)
Fiksi PenggemarWang Yibo memfokuskan jiwa dan raganya hanya pada militer. dalam benaknya, tidak ada sedikitpun keinginan untuk mencari pasangan apalagi untuk menikah dan memiliki keluarga. akan tetapi, orang tuanya tentu mencemaskan tentang kehidupan sang putra. m...