1. Meet

151 17 2
                                    

Anneth semakin menyesal telah asal berbicara tempo hari lalu, kini dia menangis gemas dengan dirinya sendiri didalam mobilnya.

Dengan laki-laki saja dia tak bisa apalagi dengan wanita.

Hari ini, setelah seminggu kejadian 'came out' yang ditanggapi biasa saja oleh keluarganya, kini Anneth diajak bertemu dengan adiknya temannya kakak sepupunya.

Brengseknya sang kakak sepupu adalah langsung memberitahunya kepada Mamanya yang sangat bersemangat, ikut dalam pertemuan ini yang pastinya akan mempersulit Anneth untuk kabur.

Ponselnya berdering, Anneth meski uring-uringan parah tetap mengangkatnya.

"Apa?!" jawabnya setengah teriak.

"Eih? Berani jawab telpon orang kayak gini?!"

Suara mamanya terdengar membuat Anneth semakin menangis gemas, dia me-mute panggilannya lalu memukul setirnya beberapa kali sebelum kembali menjawab panggilan mamanya yang sudah mengomel.

"Iya-iya! Aku udah sampe!" ujarnya gemas lalu mematikan panggilan.

Segera dia memperbaiki makeup-nya yang sedikit berantakan, menyisir rambut sebahunya dengan tangan lalu mempersiapkan mentalnya.

"Aku bisa! Just say no and run away. Yeah... ya!"

Wanita rupawan itu turun dari mobilnya, menghela nafas panjang sebelum melangkah dengan percaya diri memasuki restoran.

Dia berjalan ke kasir, yang disana ada seorang wanita muda juga tengah berdiri disana.

"Permisi, ruangan xxx dimana ya?" tanyanya sopan dengan senyum manisnya.

Kasir dan wanita itu menoleh kearahnya serentak, menatapnya dengan tatapan yang tak dimengerti Anneth.

Wanita itu melepas kaca mata hitamnya, menatap Anneth dengan seksama membuat Anneth salah tingkah.

"Who are you?" tanya wanita itu bingung.

Anneth ikut bingung, tak mengerti harus bagaimana menjawab pertanyaan simple yang tiba-tiba rumit itu.

"Anneth?" jawabnya ragu.

"Anneth?" ulang wanita itu semakin bingung.

"Iya, Anneth."

Keduanya saling tatap dalam kebingungan, sampai sang kasir memecah suasana aneh itu dengan menunjukkan ruangan VIP yang mereka cari.

Segera keduanya berjalan menuju ruangan yang dituju, dengan Anneth yang mulai curiga kalau wanita didepannya adalah orang yang ingin dikenalkan padanya.

Wanita itu membuka pintu, membuat yang didalam menoleh kearah mereka serempak.

Hening sejenak sebelum suara heboh Mama menyambut telinga Anneth yang baru muncul dihadapan mereka.

"Astaga anakku tercinta! Cocok banget kalian!" dengan cekatan dia mengambil gambar keduanya yang berdiri sebelahan menggunakan ponselnya.

Anneth dan wanita itu menatap bingung Mama yang kini senyum-senyum ga jelas dan dua wanita lain yang terlihat tersenyum menggoda mereka.

"Kak Irene?" tanya Ines mencoba mencari penjelasan situasi aneh ini, dia mendekati sang kakak dan duduk disebelahnya.

Disusul Anneth yang duduk disampingnya karena tak ingin duduk dekat-dekat dengan Mamanya yang terlihat menyeramkan dengan senyum menyebalkan diwajahnya.

Sepertinya itu tindakannya yang salah karena keduanya kembali digoda sang Mama yang gemas dengan pemandangan biasa saja itu.

Keduanya semakin bingung, namun mulai memikirkan hal yang sama.

Doux Amour.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang