22. After Marriage

421 86 20
                                    

"Saya sudah suka sama kamu"

Cecil terus menerus memikirkan ucapan Sunghoon.

"Pasti karena demam, jadi Dokter melantur begitu"

Cecil kini menatap Sunghoon yang sedang tidur di pelukannya.

"Pipinya jadi gembul banget, pasti sakit banget"

Cecil lantas menyingkirkan rambut Sunghoon yang menutupi matanya.

"Maaf karena aku sudah hadir di hidup Dokter"

Cecil kini membalas pelukan Sunghoon. Ia juga ingin tidur. Di balik pintu ada bibi Ani yang memfoto Cecil dan Sunghoon. Ia lantas mengirim foto tersebut ke seseorang.

Karena merasakan kehadiran seseorang, Cecil melihat ke pintu kamar yang sedikit terbuka. Namun, ia tidak melihat siapa-siapa.

"Kalau Dokter suka sama aku, aku jadi tambah enggak mau cerai"

Cecil selalu membayangkan jika suatu saat Sunghoon tahu bahwa Jenar adalah dalang dibalik kasus malpraktik. Kasus malpraktik yang menyebabkan rumah sakit hampir bangkrut dan mengakibatkan ayah Park stres berat. Karena stres berat, ayah Park terkena hipertensi yang memperparah penyakit jantungnya sampai mengakibatkan kematian. Semuanya saling berhubungan dan setiap hari Cecil selalu memikirkan hal tersebut.

Cecil sangat takut setiap kali teringat dengan pasien yang dibunuh Jenar agar seolah-olah pasien tersebut adalah korban malpraktik. Entah dengan cara apa Jenar bisa mensabotase operasi yang dijalani Varen.

Sampai sekarang Jenar bisa hidup tenang walaupun ia sudah membunuh istrinya, KDRT ke Cecil, membunuh Varen, berkontribusi pada kematian ayah Park, merusak nama baik The Park Hospital dan memaksa Sunghoon untuk menikahi Cecil.

Cecil marah karena ia adalah anak kandung Jenar. Jenar begitu jahat dan Cecil sangat membencinya. Cecil sampai menduga bahwa Jenar bukan hanya jahat, tapi ia adalah seorang psikopat.

Cecil mulai menangis karena memikirkan takdirnya. Ia kini mengusap pelipis Sunghoon, Cecil sangat mencintai Sunghoon. Namun, perasaan cintanya harus dikubur dalam-dalam. Cecil dan Sunghoon tidak mungkin dapat bersatu. Suatu saat Sunghoon pasti akan membenci Jenar dan semua hal yang berhubungan dengannya.


































Sunghoon bangun tidur disore hari. Ia langsung bangun dari ranjang karena Cecil tidak ada di sampingnya. Lelaki tersebut kini mencari Cecil di dapur.

"Dokter butuh sesuatu?" Tanya bibi Ani.

"Cecil?"

"Nyonya di perpustakaan"

"Terima kasih"

"Iya Dok"

Sunghoon harus berbicara sesedikit mungkin karena pipinya sangat sakit. Ia kini berjalan menuju perpustakaan. Setelah masuk ke perpustakaan, Sunghoon sedikit bingung karena Cecil sedang meeting online. Sang gadis tampak berbeda karena memakai kaca mata. Cecil terlihat seperti wanita karier yang elegan.

"Ih Seungcheol! Aku enggak mau ke lapangan kalau siang!"

Sunghoon langsung menarik definisi elegan untuk Cecil. Ternyata sang gadis tetap suka marah-marah.

"Turun ke lapangan buat mengecek pembangunan itu termasuk pekerjaanmu" jelas Seungcheol.

"Tapi jangan siang Cheol, panas banget. Nanti kulitku melepuh terus kena kanker!"

"Pakai sunscreen"

"Aku bakal cry kalau kepanasan"

"Nanti pakai payung"

PERFECT BLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang