ਏਓ⠀࣪𓈒 Delapanbelas

2.3K 144 10
                                    

Jangan hujat Reiga, ya.

Kali ini Lucas sendiri yang mengantar keberangkatan Airys ke High International School

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kali ini Lucas sendiri yang mengantar keberangkatan Airys ke High International School. Setelah beberapa kali memastikan hingga sedikit adu mulut dengan bungsunya, Lucas berakhir mengalah dan membiarkan Airys sekolah. Meski dalam lubuk hati, ada komposit kegelisahan yang senantiasa bergumul di sana.

Rolls Royce Spectre warna honey brown kesayangan Lucas itu memasuki area HIS, mengundang decak kagum sekaligus cibiran dari hampir seantero murid. Mereka jelas tahu jika yang ada di dalam sana adalah bintang utama atau pelaku dari gemparnya video di Luxurious Rose. Sudah pasti itu si antagonis HIS, Airysia Princessa Fraulens.

"Ingat, Princess. Papa selalu punya mata untuk mengawasi kamu." Airys memutar bola matanya malas, merasa Lucas sangat berlebihan. Tetapi tak urung, ia tetap mengangguk. "Jika ada sesuatu, kabari Papa. Mengerti?"

"Hm, Airys paham."

Sekian sekon, Lucas masih diam. Membuat Airys yang berdiri di luar menatap bingung. "Papa?"

"Hm?"

"Are you daydreaming?"

"No, Princess." Radiator mesin terdengar. "Papa pergi dulu, dan pastikan kamu selalu dengan abangmu, Reiga."

"Why? Airys bukan anak kecil yang harus ngintilin Bang Reiga terus. I'm disturbed dan mungkin Bang Reiga juga begitu." Alis Airys menukik curiga. "Kenapa, sih, Pa? Are you worried? I'm okay, Papa. Papa nggak perlu khawatir apa pun."

"Cukup dengarkan apa kata Papa, Princess."

Airys menghela napas berat, mengangguk singkat. "Okay."

Selepas kepergian Lucas, Airys berbalik. Menatap gedung megah yang entah mengapa saat ini terasa begitu asing untuknya. Jika ditanya apa Airys memiliki ketakutan akibat pemberitaan mengenai jatuhnya Isabella di kolam, maka Airys akan menjawab 'iya'. Seperti yang ia tahu jika tiap diri manusia memiliki kapasitas, Airys juga pasti sama. Hanya saja, saat ini ia masih berusaha mendominasi perasaan yakin dan tak acuhnya dalam menyikapi tuduhan yang saat ini beredar.

Bibirnya menyeringai tipis, ia tidak akan merasa kalah selama dirinya memang tidak salah. Maka wajah itu terangkat dengan tatapan datar, langkahnya dibawa dengan kesan arogan. Tidak peduli jika tiap pasang mata yang melihat akan mencibir dan melemparinya tatapan rendah.

"Motherfucker Fraulens! Liat mukanya yang nggak berdosa itu, bikin gue jijik!"

"Dia masih punya tampang setelah jadi pelaku kriminal yang hampir lenyapin nyawa Isabella!"

"Apa Fraulens nggak malu punya keturunan kaya Airys? She's a jerk as a fuck!"

"Tutup mulut lo sebelum lo jadi korban selanjutnya setelah Isabella."

ANTAGONIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang