ਏਓ⠀࣪𓈒 Sebelas

3.2K 173 1
                                    

Setelah satu hari full menghabiskan waktu di kasur dan harus merasakan kebas karena selang infus, akhirnya Airys bisa merasa bebas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah satu hari full menghabiskan waktu di kasur dan harus merasakan kebas karena selang infus, akhirnya Airys bisa merasa bebas. Meski tetap, pergerakannya terbatas dan bahkan hanya sebatas duduk atau rebahan.

Keluarganya terlalu protective. Ia tidak boleh lelah sedikit pun. Bahkan, Lucas tidak segan melototinya yang baru satu langkah menuruni tangga. Abang kembarnya, Kallendra dan Keandra yang bergantian membawa makanan, bahkan menyuapinya. Juga Hades yang akan bolak-balik hanya untuk memastikan ia aman di kamarnya.

"Buku apa yang kamu baca, Princess?"

"Ini novel yang Airys beli online, barusan datang. Makanya langsung Airys baca." Matanya menatap Kean dan buku di tangannya bergantian. "Klise, sih. Namanya juga fiksi remaja."

"Abang tidak tahu kalo kamu suka novel," kata Kean.

"Airys cuma iseng, Bang." Airys tertawa kecil. "Bang Kallen di mana?"

"Ada tugas."

Airys manggut-manggut.

"Ada yang mencari kamu." Alis Airys mengkerut. Ia tidak lagi fokus dengan novel miliknya.

"Siapa? Bang Reiga?"

Kean menggeleng. "Teman kamu."

Teman? Airys semakin bingung. Oh, siapa yang akan berteman dengan dirinya? Di samping dia juga tidak sudi, Airys tahu bahwa hampir seantero High International School sangat membenci entitas Airysia Princessa Fraulens.

"Siapa?" tanyanya penasaran.

Kean tersenyum tipis. Ia mengusak rambut halus Airys lembut. "Temui saja, Abang sedikit lupa namanya. Alen? Aelin?"

Bola mata Airys membulat. "Ellen?"

- ANTAGONIS -

Sejak resmi menjadi bagian HIS, menempati kelas Science unggulan di angkatannya, Airys tidak pernah menaruh atensi lebih pada salah satu anggota kelas. Termasuk Hellena. Gadis yang akrab dengan panggilan Ellen itu sama seperti yang lain. Tidak sampai membuat Airys merasa tertarik. Di mata Airys, Ellen hanya teman sekelas yang ia anggap seperti angin lalu, gadis yang selalu terlihat menempel pada Jeana. Gadis naif yang memilih buta demi pertemanan.

Tapi, Airys tidak menampik jika belakangan ini nama Ellen kerap terselip dalam pikirannya. Airys sadar jika Ellen terlihat berusaha dekat setelah kasus Jeana naik ke permukaan. Tapi sisi apatis Airys kerap meyakinkan diri bahwa itu hanya salah satu muslihat Ellen agar dia mau menarik kembali Jeana. Sebab jika mendekati Airys hanya untuk ketenaran, untuk apa?

Hellena Amethyst Vier keturunan pengusaha besar yang berdiri di bidang elektronik. Gadis itu sudah terlahir kaya raya dan cukup popular. Jadi, Ellen tidak perlu repot-repot mendongkrak namanya hanya dengan mendekati Airys, kan? Lagi pula, semua orang tahu bagaimana buruknya kredibilitas seorang Airysia Princessa Fraulens di sekolah.

ANTAGONIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang