ਏਓ⠀࣪𓈒 Duadelapan

2.2K 133 24
                                    

😍

Titik terendah Tiffany Aubrella adalah saat ia kehilangan sosok kakak laki-lakinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Titik terendah Tiffany Aubrella adalah saat ia kehilangan sosok kakak laki-lakinya. Gevano Gabriell. Usia mereka terpaut 4 tahun. Saat itu, Tiffany baru menginjak kelas 5 SD, sementara Gevano di tingkat akhir SMP. Sekolahnya mengadakan camping sebelum perpisahan. Tapi tidak ada yang tahu garis takdir, kegembiraan 30 murid termasuk Gevano justru berakhir pada tragedi kecelakaan beruntun di salah satu tol besar Jakarta.

Ada sekitar 18 korban meninggal, termasuk Gevano Gabriell. Melinda, Ibu dari Gevano dan Tiffany terpukul. Selalu ada mendung di sepasang matanya, mendung yang membuat wanita paruh baya itu kehilangan jati diri. Melinda tidak terkontrol, kehilangan putra sulung tidak hanya membuat hatinya sakit, tetapi juga jiwanya.

Lalu, Tiffany menyaksikan. Bagaimana Ibunya berakhir dalam ruangan rehabilitasi pada orang dengan gangguan kejiwaan. Hari-hari Tiffany begitu berat. Tidak hanya kehilangan peran kakak, ia juga kehilangan peran Ibu hampir 3 tahun lamanya. Galih─── sang ayah, harus bekerja keras mengendalikan usahanya yang tidak begitu besar. Sehingga ia juga jarang waktu untuk sang putri.

Gadis mungil itu sadar telah menjadi sosok Tiffany yang malang, tumbuh tanpa afeksi dari keluarga.

"Minggir, ada pelaku kriminal!" Tiffany memejamkan mata saat kepalanya dilempar sesuatu, ia meraba pelan. Tangannya bergetar saat menyentuh cairan lengket dan berbau busuk. "Ups, tangan gue kepleset, tadi niatnya mau dibuang ke tempat sampah. Eh, tapi kalo diliat-liat, cocok juga di muka lo. Sama-sama busuk."

Suara tawa menyusul setelahnya. Membuat jantung Tiffany kian terasa ditekan.

"Loh, bukannya dia emang tempat sampah, ya?"

Tidak tahan, Tiffany mempercepat langkah. Tidak hanya satu lemparan telur busuk. Tapi terhitung 3. Matanya memanas. Belum lagi pikiran buruk mengenai Melinda. Ia tidak ingin membuat Ibunya kembali masuk ke jajaran ODGJ. Itu adalah mimpi buruk yang tidak pernah Tiffany harapkan.

"Kamu kasihan, ya?"

Mungkin, jika dari awal ia tidak terhasut dengan tawaran menggiurkan Isabella untuk melenyapkan Airys. Membuat gadis bungsu Fraulens mendapat karma, Tiffany tidak akan berada di posisi semacam ini. Tapi nasi sudah menjadi bubur.

Dan fakta bahwa ia dikhianati oleh Isabella adalah salah satu yang tidak bisa ditepis.

Isabella tertawa kecil. Ia reflek mundur dan menutup hidung saat Tiffany maju satu langkah. "Kamu bau busuk, jangan pernah dekat-dekat sama aku, Tiffany. Aku mau muntah rasanya."

Gigi Tiffany saling bergemeletuk. Matanya tidak menunjukkan apa pun selain kebencian. "Lo berani nusuk gue dari belakang, Isa? Lo lebih busuk dari apa pun. Gue bahkan lebih jijik lihat muka lo."

Isabella tertawa, suasana di sekitar sepi. "Kamu siapa berani bilang gitu ke aku? Lagi pula, dari awal kamu nggak ngasih keuntungan apa pun buat aku, Tiffany. Kamu justru lebih sering bikin rencanaku kacau. Aku nggak butuh partner nggak berguna kaya kamu. Lebih baik kamu cepetan pulang sebelum aku beneran muntah cium bau badan kamu yang busuk."

ANTAGONIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang