Delapan

4 1 0
                                    

Happy Reading

*****

Jam waktu Sekolah telah usai, dan kini semua murid berhamburan pergi meninggalkan tempat menimba Ilmu itu.

Begitu juga dengan Dea, gadis itu nampaknya sedang menunggu seseorang disamping motor berwarna putih. Dengan mata yang tidak berhenti menari-nari mencari orang yang dia tunggu.

"Ish, Abang kemana sih?" ucap Dea sebal, dengan mendudukkan dirinya di samping motor tersebut.

"Mau telpon, tapi handphone Dea mati--habis baterai."

Dilihatnya sekitar juga sudah nampak sepi--hanya ada beberapa murid saja yang masih berkeliaran, kemungkinan anak Osis yang sedang rapat.

"Dea laper--haus juga," ucapnya dengan lirih.

Jangan tanyakan kemana perginya ke 3 sahabatnya itu. Mereka semua telah pulang kerumah masing-masing. Mungkin jika Dea tidak menolak ajakan Monna untuk pulang bareng, dia tidak akan merasakan kelaparan dan keharusan seperti ini.

Memang, penyesalan selalu datang diakhiri ya.

"Nyesel deh, tadi gak bareng Monna aja,"

"Apin juga ngilang gatau kemana,"

"Ibu...Bapak... tolong beri Dea makanan, Dea laper.  Dea belum makan satu tahun," ucapnya entah pada siapa.

Lama, Dea menunggu Aksa tak kunjung datang, akhirnya Dea memutuskan untuk goleran di lantai paving itu.

30 menit telah berlalu, Dea benar-benar terlihat seperti gembel diparkiran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

30 menit telah berlalu, Dea benar-benar terlihat seperti gembel diparkiran.

Kemana Abang kandungnya itu, bisa-bisanya dia lupa dengan adik cantik nan centilnya ini.

Davin? Ah sudahlah. Laki-laki itu tadi sudah ijin terlebih dahulu karena ingin menjemput sang adik.

Dasar tidak perkepacarebelan. Huh.

"Pfft... kamu ngapain tidur dibawah?" tanya Aksa, saat melihat Dea tiduran di lantai.

Dea yang sudah tidak ada tenaga hanya bisa berdiam diri.

"To--to--tolong, De--aa laper," ucapnya mendramatis.

Aksa yang melihat hanya bisa menggelang heran, dengan tingkah adiknya ini.

"Berdiri, ayo Abang bantu," Aksa menjulurkan tangannya pada Dea.

Dea menerima tangan Aksa, kemudian dia berdiri dan langsung pura-pura pingsan pada Aksa di pelukannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 11 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pasangan Soplak ( On Going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang