Lima

33 7 0
                                    

Vote & Coment

✨✨

"APA!!" Ucap mereka berbarengan tentunya dengan mata melotot.

"Dek, lo gak salah apa!"

"Enggak bener kok?" jawabnya

"Aduh sayang, lain kali jangan kaya gitu yah! Kasian kan Davin jadi sakit perut gara-gara kamu," peringat sang mama

"Tapi Dea kan bener ma, Davin yang minta jadi aku buatin." belanya dengan bibir mengerucut.

Sang papa hanya geleng-geleng dengan senyum kecilnya melihat kelakuan anak gadisnya yang masih polos.

"Yaudah, Dea ke kamar dulu." pamitnya dengan beranjak ke lantai atas.

"Tuh! Anak kamu tuh, mas." ujar mama dengan melirik suaminya itu.

"Anak kamu juga kali, ma." sinisnya.

Aksa yang juga mulai jengah melihat kelakuan sepasang paruh baya yang ada didepannya itu hanya bisa memutarkan bola matanya malas.

"Dahlah Aksa pergi kekamar aja." ujar Aksa dengan melengos dari hadapan orangtuanya.

Kedua orang berbeda usia itu saling pandang melihat anaknya yang tiba-tiba pergi dari meja makan.

"Tuhkan mas, mas sih." ujar Atira pada sang suami.

Ayah dua anak itu menoleh dengan mata melotot. "Apa? Enak aja orang kamu duluan yang mulai."

"Tau ah, ngalah kek ke istri."

"Gak ada yang namanya ngalah-ngalahan."

"Oh gitu yah, awas entar malem tidur di luar jangan bareng aku."

Gio yang mendengar pun langsung berdiri disamping Atira dengan tangan menggenggam tangan istrinya.

"Jangan gitu dong sayang yah yah." bujuknya dengan mata dikedip-kedipin.

"Bodo, salah sendiri,"

"Yah, yah kok gitu ayolah, baby honeyku yah. Iya iya deh aku minta maaf gak gitu lagi." bujuknya lagi dengan berlutut kepala sedikit miring senyum dipaksa dan tak lupa mata genit.

"Awas gitu lagi." ancam Atira.

"Iya enggak lagi janji."

Atira hanya bergumam saja. "Hmm."

Ditempat lain, lebih tepatnya dikamar Dea. Dea hanya memainkan game memasak yang sangat ia gemari terdengar dari suara-suara yang berasal dari game tersebut. Seperti menggoreng dan memotong sayur, dan tak lupa raut wajah Dea yang sangat antusias memainkan game dengan sesekali mengikuti bunyi-bunyinya itu.

"Yeee aku bisa masak."

"Davin pasti seneng kalau aku bisa masak."

"Iya jelaslah aku kan cantik, seksi, imut dan juga pintar masak hore!"

"Sreng...!" Dea mengikuti suara ayam digoreng.

"Huaah senangnya akhirnya Dea ini bisa masak ye,ye, ye."

Selama bermain Dea berbicara sendiri dengan hebohnya.

*****

GRUP KOPLAK

Reynald.gans
Hai bebeb-bebebku 😙

Rzk.m
Jijik anj

Wafiqputra
Orang stres lewat

F.putra
Bukan temen gue!!

Pasangan Soplak ( On Going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang