"Aku........."
***************************************************
"Entahlah Masu... Aku sebenarnya menyukai kehidupan baruku disana. Tapi aku juga tak yakin jika harus kembali meninggalkan keluargaku. Aku bingung harus melakukan apa" jawab Apo sambil menatap sahabatnya itu.
Masu yang mendengar jawaban Apo pun mengangguk mengerti. Ia paham dengan apa yang sedang sahabatnya itu rasakan. Dari sorot matanya terlibat banyak kebimbangan di dalamnya. Ia tahu betul apa saja yang telah sahabatnya itu lalui sebelumnya. Dan ia yakin pasti berat bagi Apo saat harus kembali ke sini dan meninggalkan kehidupan barunya di New York.
"Apa.... Kau mau jika harus kembali ke dunia entertain?" Masu bertanya dengan sedikit ragu dan hati-hati.
Ia tak bermaksud membuka luka lama Apo. Ia hanya ingin tahu apakan sahabatnya itu masih tertarik dengan dunia yang sempat menaikkan namanya. Sekaligus dunia yang memberikan banyak luka pada hati sahabatnya.
"Entahlah Masu. Aku tak pernah terfikir masalah itu. Apalagi jika harus mengingat semua kenangan buruk yang aku alami dulu" jawab Apo tenang.
Masu pun mengangguk paham lalu setelah itu tak ada obrolan lagi. Mereka fokus pada makanan masing-masing. Hingga Apo kembali bersuara setelah menyelesaikan makannya.
"Ngomong-ngomong kenapa kau bertanya padaku soal kembali ke dunia entertain?" tanya Apo sambil menoleh ke sahabatnya itu.
Masu yang mendengar pertanyaan Apo pun menaruh sendok dan garpunya. Ia menyeruput minumannya sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Apo.
"Beberapa hari yang lalu temanku ada nawarin casting ke aku. Tapi setelah aku pelajari aku merasa itu tak cocok denganku. Dan saat kemarin kamu mengabari mengajak bertemu. Aku langsung teringat dengan project itu. Yang setelah ku ingat-ingat lagi kurasa akan sangat cocok jika kamu memerankan salah satu tokohnya" Masu pun menceritakan alasannya menanyakan pertanyaan sebelumnya pada Apo.
"Memangnya tentang apa?" tanya Apo yang mulai tertarik dengan cerita dari sahabatnya itu.
"Tentang kehidupan Mafia tapi genre Y (boyslove)" jawab Masu santai berbanding terbalik dengan reaksi Apo setelah mendengar jawaban Masu.
"Hah? Maksudmu kamu meminta aku ikut casting seri boyslove? Apa kau tak salah Masu?" tanya Apo dengan ekspresi kagetnya.
"Apa salahnya. Lagian sekarang ini seri Y lagi rame peminatnya. Dan project ini bukan sembarang project Po. Cerita dan alurnya sangat menarik dan aku yakin jika kau ikut castingnya nanti. Kau pasti akan mendapatkan peran utamanya" jawab Masu dengan begitu yakin.
"Tapi aku belum pernah main seri Y Masu. Apa kau yakin itu akan bagus?" Apo merasa tak yakin.
"Percayalah Po. Project ini sangat bagus. Dan aku yakin kau akan sangat cocok memainkanya. Begini saja aku akan beri kau naskahnya jadi kau bisa membacanya lebih dulu. Jika kau tertarik kau bisa mengikuti castingnya 2 minggu lagi. Tapi kalau kau tak tertarik aku juga tak akan memaksamu. Bagaimana?" akhirnya Masu pun memberi saran pada sang sahabat dan Apo pun menyetujuinya.
"Baiklah kalau begitu. Aku juga jadi penasaran sebagus apa sih ceritanya hingga kau begitu percaya diri saat menceritakannya. Tapi kau harus berjanji tak akan memaksaku jika pada akhirnya aku tetap tak tertarik" ujar Apo
"Iya aku janji tak akan memaksamu. Tapi aku yakin sih setelah kau membacanya kau pasti akan tertarik" jawab Masu sambil tersenyum.
"Kita lihat saja nanti" ujar Apo lalu kembali meminum minumannya.
"Baiklah nanti akan aku kirimkan naskahnya padamu" ujar Masu kemudian melanjutkan makannya.
"Hmm" sahut Apo
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.2 Minggu Kemudian
Setelah membaca dan mempelajari naskah yang diberikan oleh Masu. Akhirnya sinilah Apo sekarang. Ditempat casting bersama banyak peserta lain yang juga akan mengikuti casting. Ia telah mendapat nomor dada dan disuruh duduk untuk menunggu giliran masuk.
Saat ia sedang mencari tempat untuk duduk matanya tak sengaja melihat seseorang yang nampak tak asing diingatannya. Dengan sedikit ragu ia pun menghampiri orang itu dan menyapanya.
"Hai. Boleh aku duduk disini?" sapa Apo membuat orang itu menolehkan kepalanya pada Apo.
"Oh iya. Silah.......kan" jawab orang itu dengan suara lirih diujung kalimatnya saat melihat siapa yang menyapanya
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Mile POV
Setelah 2 minggu lalu Prom datang ke kantorku dan menawariku untuk bergabung dalam salah satu project series. Sekarang disinilah aku berada, di ruang tunggu untuk mengikuti casting.
Awalnya aku ragu untuk menerima tawaran itu. Apalagi saat aku tau genre dari series itu adalah boys love. Tapi setelah aku membaca skripnya aku jadi sedikit tertarik. Aku pun menceritakannya pada ibuku serta meminta pendapatnya.
Setelah aku menceritakan semuanya ibuku hanya bilang bahwa ia akan mendukung apapun yang menjadi keputusanku. Begitupun halnya dengan ayah dan kakakku. Sehingga akhirnya akupun memutuskan untuk mencoba.
Saat aku sedang fokus membaca skrip tiba-tiba ada suara orang yang menyapaku.
"Hai. Boleh aku duduk disini?" sapa suara itu. Aku pun mengangkat kepalaku dan menoleh padanya sambil menjawab.
"Oh iya. Silah.......kan" jawabku dengan suara lirih di akhir kalimatku.
Mataku seketika melebar saat melihat siapa orang itu. Tak jauh beda dengan reaksiku orang itu pun tampak sama kagetnya dengan diriku.
"Phi Mai/Nong Po" ucap kamu berbarengan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Destiny
FanfictionMereka yang di persatukan oleh takdir setelah melalui banyak kesakitan. Saling menjadi obat untuk satu sama lain dan berjuang untuk kebahagiaan. Perjuangan mereka tak mudah tapi mereka dapat melaluinya bersama. Dengan saling bergandengan tangan mer...