Setelah semalaman Mile habiskan dengan pergi ke bar yang membawanya pada obrolan santai bersama Apo, bartender yang baru dikenalnya semalam. Kini ia bersama dengan Nut sang asisten pribadinya sudah berada bandar udara John F. Keneddy dan akan terbang kembali ke Thailand.
Sebagai seorang CEO ia harus bertanggung jawab akan perusahaan dan para karyawan nya. Ia tak bisa bersantai - santai ria karena tumpukan dokumen penting telah menggunung di meja kerjanya. Dan menunggu untuk ia periksa dan tanda tangani.
Saat ini ia sudah berada di dalam pesawat dan tengah menunggu pesawat take off beberapa menit lagi. Disampingnya ada sang asisten yang nampaknya sudah mulai memejamkan matanya.
Sementara pikirannya kini kembali melayang pada kejadian tadi malam. Ingatan yang membawanya pada sesosok pria manis nan indah yang menari - nari didalam kepalanya sejak ia membuka mata pagi ini.
Ia sendiri merasa aneh pada dirinya sendiri, bagaimana bisa hanya dengan sekali pertemuan bisa mempengaruhinya sebanyak ini. Hal yang tak pernah terjadi pada dirinya selama 27 tahun hidupnya.
Bahkan tidak dengan mendiang sang kekasih. Apa hanya karena sosok tersebut nampak familiar dengan karakter favoritnya sehingga dia selalu teringat pada sosoknya? Tapi Mile rasa bukan itu alasannya.
Lalu apa? Mile sendiri pun tak dapat menjawab pertanyaan itu. Larut dengan pikirannya hingga tak sadar Mile pun terjatuh lelap dalam tidurnya. Dan sisa penerbangan itu dihabiskan Mile dengan tertidur pulas.
*Skip*
Sesampainya Mile di Bangkok, ia tak memiliki waktu istirahat. Ia dan sang asisten langsung di sibukkan dengan segala pekerjaan yang telah tertunda karena perjalanan bisnisnya kemarin.
Begitu banyak dokumen kerjasama yang harus di cek serta meeting yang harus dihadiri. Tapi meski diterpa banyaknya kesibukan di kantor yang mengalihkan pikiran serta fokusnya, Mile masih saja teringat pada sosok Apo yang menari - nari dikepalanya.
Apalagi pada malam hari saat iya sendiri dirumahnya. Niat hati ingin mengistirahatkan tubuhnya yang lelah. Malah berujung ia tak bisa tidur karena setiap ia mencoba untuk memejamkan mata. Bayangan Apo akan kembali hadir di kepalanya.
Nyatanya efek pertemuan singkat itu memang begitu besar bagi Mile. Kadang Mile berfikir apakah disana Apo juga mengalami hal yang sama dengannya? Apakah Apo juga memikirkannya seperti ia yang terus teringat pada sosok pria mirip Zhan Zhao itu?
Entahlah memikirkan itu malah semakin menguras pikirannya. Itulah yang terjadi pada Mile sejak pulang dari New York dan berakhir dengan Mile jatuh tertidur setelah lelah dengan pikirannya sendiri.
*Skip 2 minggu kemudian*
Setelah berkutat dengan segala kesibukannya sebagai CEO, kini Mile akhirnya pulang ke Kalasin di sela waktu luangnya. Terhitung sudah 2 minggu setelah kepulangannya dari New York, ia akhirnya pulang kerumah setelah hampir setiap hari di teror oleh sang ibu.
Kini tampak Mile sedang duduk santai di gazebo dengan memangku gitar warna hijau kesayangannya tersebut. Setelah sebelumnya ia telah menyelesaikan sarapan bersama orang tua serta kakaknya.
Tangannya tampak terampil memainkan gitar dipangkuannya. Sedangkan matanya menerawang jauh kedepan dengar senyum manis terukir dibibir sexy nya.
Di depannya tersaji secangkir teh serta cemilan di atas meja. Bibirnya melantunkan irama - irama syahdu dengan senyum yang terus terpatri dengan indah di bibirnya. Tanpa Mile sadari ada sosok yang ikut bahagia melihatnya tersenyum seperti itu.
Sosok itu perlahan mendekat setelah sebelumnya hanya diam memperhatikan Mile dari kejauhan. Setelah sampai di dekat Mile sosok itu dengan lembut membelai rambut halus Mile masih dengan senyum yang tak luntur diwajah teduhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Destiny
FanficMereka yang di persatukan oleh takdir setelah melalui banyak kesakitan. Saling menjadi obat untuk satu sama lain dan berjuang untuk kebahagiaan. Perjuangan mereka tak mudah tapi mereka dapat melaluinya bersama. Dengan saling bergandengan tangan mer...