Halo, panggil gue Nana aja biar akrab.
Ini cerita tentang Ayin. Gue suka dia, tapi dia nggak suka gue. Sad but gwencanna.... Trope cerita doi klise banget, tapi jujur gue yang lihat kasihan, sih.
"Denial? Astaga.... Gue sama Rion itu udah kayak sau...
Dari databooks, Ayin mengenalkan diri sebagai Ayilin B. Kalau boleh tahu B di sini kepanjanganan dari apa? Eumm.... Boleh nggak kalau aku nggak jelasin? Anggap aja kayak nama gaul gitu, kayak CardiB, Killer B gitu.....😁
Boleh, sih. Tapi, pembaca pasti penasaran banget. Toh nama lengkap kamu udah ke spill, kok, di chapter 5 :)) Yeuu😑 kalau gitu kenpa nggak langsung dijelasin aja?
Biar panjang. So? Bhanupriya.
Kenapa nggak ditulis lengkap saja? Karena pasti orang-orang mikirnya, india banget?!?? Terus tuh, kesannya kayak aku anak dari hubungan gelap Papi sama perempuan India😩😩
Kamu nggak suka sama nama itu, ya? Bukannya nggak suka.... Aku bersyukur, kok. Namaku masih bisa dibilang normal. Masih untung, kan, Papi dan Mami nggak kasih nama kayak "Kiamat atau Covid "? Toh, kata Om Nara, nama kadang mengandung doa untuk yang menyandangnya. Arti dari Bhanupriya cukup bagus dan kadang aku pikir namaku unik. Tapi, tetap aja nama itu nggak umum.
Oh oke.... Wow, disini banyak banget foto Ayin yang diinput. Mungkin Ayin berkenan cerita "apa yang terjadi di belakang kamera"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Eh? Siapa yang kasih foto ini? Aku bahkan lupa ini foto kapan
Sebentar, ada catatan di sini. Ayin 9 tahun. Om Septi ditugaskan ke Afganistan untuk 4-5 tahun.
Oh, OH.... Ini dikasih, Rion, ya? Wow.... Aku inget sekarang. Iya waktu itu sedih banget. Itu kayaknya, setelah jeda terpanjang Papi sebelum ditugaskan lagi. Waktu itu aku lagi belajar kayuh sepeda. Telat banget, kan? Emang! Karena aku maunya cuma diajarin Papi. Waktu itu sudah beli sepedanya, beli safety tools-nya juga, ternyata Papi harus balik kerja lagi. Di depan Papi aku dadah-dadah, di belakanya aku nangis kejer :). Kalau nggak salah malam ke dua aku nangis mulu, Rion ngide ke pasar malam, aku tambah kejer karena kenapa nggak kepikiran ke sana sama Papi sebelumnya. Pulang-pulang Rion kena marah Om Nara, karena nggak ada ijin dan pulangnya malam banget. Pantas sih kena marah, kita masih bocah keluar pas malam-malam.
Kalau ini?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
