Rivalitas antar tim basket SMA-nya dengan tim basket SMA 1 Garuda terjadi baru-baru ini. Penyebabnya adalah Kepala Sekolah keduanya adalah teman dekat sekaligus saingan berat. Konon katanya, Kepala Sekolah SMA Bina Cendekia, SMA Ayin dan Rion, adalah rival abadi Kepala Sekolah SMA 1 Garuda. Rivalitas itu terbawa dari sejak mereka kanak-kanak memperebutkan gelar juara hingga jadi kepala sekolah. Sayangnya SMA 1 Garuda selalu punya jumlah murid yang diterima di perguruan tinggi terbaik Indonesia maupun luar negeri lebih banyak dibanding SMA Bina Cendekia. Dalam segala bidang, SMA 1 Garuda selalu unggul satu poin.
Keajaiban terjadi ketika senior Rion berhasil menciptakan kemenangan pertama kalinya dalam olahraga basket melawan SMA 1 Garuda. Kemenangan itu seakan menjadi api semangat untuk Kepala Sekolah memperbaiki segala sektor pendidikan di SMA Bina Cendekia agar dapat lebih unggul dari SMA 1 Garuda.
Sedikit demi sedikit, SMA 1 Garuda tidak lagi mendominasi panggung juara 1. Utamanya dalam basket, SMA 1 Garuda seakan resmi digantikan SMA Bina Cendekia sejak Rion ikut berlaga.
Karena itu, sekarang tribun penonton riuh dengan seruan dukungan untuk kedua tim. Pertandingan ini juga sebagai legitimasi Rion sebagai anak pembawa keberuntungan untuk tim basket SMA Bina Cendekia. Sejak Rion didapuk sebagai kapten, mereka tidak pernah mengalami kekalahan. Tapi, seakan dunia butuh akan drama rivalitas, SMA 1 Garuda juga tiba-tiba kedatangan anggota ajaib. Sampai ada narasi, sebagus-bagusnya tim yang dipimpin Orion Kalindra, tidak akan menang dengan mudah jika seorang Nagara Pramudya ikut dalam tim lawan.
"Orion jangan kalah!"
Ayin melihat, bahwa hal tersebut benar. Rion dan temannya sedang terdesak. Nagara memiliki akurasi yang hampir sempurna dalam tembakan three point-nya. Belum lagi kemampuan passing yang brilian. Berebeda dengan tim basket SMA Bina Cendekia yang berfokus pada kerja sama tim dan kepemimpinan Rion yang luar biasa, tim basket SMA 1 Garuda benar-benar digendong Nagara.
Tiap kali tim Rion berhasil memperlebar poin dengan tim lawan, Nagara selalu berhasil mempersempitnya dengan tembakan tiga poin. Keunggulan defense dan kemampuan individual dalam tim basket SMA Bina Cendekia seperti tidak cukup untuk menghentikan Nagara.
Time out akhirnya diminta oleh tim Rion di menit-menit terakhir. 90-91, SMA 1 Garuda unggul satu angka setelah Nagara kembali mencetak poin. Ayin tidak pernah merasakan panas dingin seperti ini sebelumnya. Dia selalu meyakini Rion pasti akan membawa kemenangan. Tapi, melihat Rion yang bersimbah keringat dengan nafas berat, Ayin tahu Rion terdesak.
Dari tribun, Ayin dapat melihat Rion mendengarkan dengan patuh arahan pelatih mereka. Ketika Rion mendongak, Ayin bersitatap dengannya.
Berteman bertahun-tahun, membuat dia dan Rion seperti memiliki ikatan hanya lewat tatapan. Seperti sekarang, Rion seakan tahu Ayin mengkhawatirkannya. Rion tersenyum, seakan mengatakan dia baik-baik saja. Rion dalam tatapan, berjanji memenangkan ini. Ayin balas mengangguk, mengepalkan tangannya, memberikan gestur pada Rion untuk semangat, mayakinkan dia bahwa Ayin percaya Rion akan keluar sebagai pemenang.
Ketika peluit ditiup, para pemain kembali ke lapangan. Saat Rion berbalik dan memutus tatap diantara mereka, secara tidak sengaja tatapan Ayin justru tersambung pada orang lain.
"Lo beneran nggak pacaran sama Rion?"
Tanya Eji disampingnya berhasil memutus adu tatap yang tidak disengaja itu.
"Apa gue harus buat video klarifikasi biar lo percaya?"
"Tatapan lo ke Rion kayak—"
"Gue nggak mau interupsi kalian. Tapi kalian bakal menyesal kalau nggak fokus ke lapangan."
Ayin dan Eji kompak melihat lapangan dan mendapati Rion dan Nagara saling berhadapan. Dribble Nagara mendapat teriakan heboh dari dua tribun, tapi punggung Rion menjadi sorotan untuk Ayin. Ayin bisa melihat bahwa deru nafas Rion lebih tenang, artinya dia sedang meperhitungkan situasi. Ayin melihat timer besar yang digantung di tengah lapangan. Waktu mereka tidak banyak. 90-91. Hanya butuh dua poin untuk Tim Rion memenangkan pertandingan. Tapi, begitu bola berada ada di tangan Nagara hanya soal waktu orang itu akan mencetak angka lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlite Sunshine
Genç KurguHalo, panggil gue Nana aja biar akrab. Ini cerita tentang Ayin. Gue suka dia, tapi dia nggak suka gue. Sad but gwencanna.... Trope cerita doi klise banget, tapi jujur gue yang lihat kasihan, sih. "Denial? Astaga.... Gue sama Rion itu udah kayak sau...