LAKON

Buku

Rak kayu berwarna cokelat berderet rapi. Setiap rak memuat buku yang disusun berdasarkan kategori. Di atas rak terdapat kertas berisikan tulisan berupa informasi kategori buku, beraneka macam; novel, sosial politik, pengembangan diri, agama, filsafat, dan banyak kategori lainnya. Ruangan ini begitu luas. Begitu pula koleksi buku yang ditawarkan cukup lengkap. Toko buku ini menjadi salah satu toko buku terbesar di kota Bandung, toko buku Gramedia yang terletak di Jalan Merdeka. Salah satu toko buku raksasa yang telah banyak beredar di Indonesia.

Alderon berjalan menelusuri setiap rak yang terdapat di toko buku. Matanya menelisik mencari buku yang dia mau. Sebetulnya dia lebih suka membeli buku di toko buku indie. Biasanya desain tempat toko buku independen yang lebih santai dan juga jenis buku yang dijajakan cenderung berbeda dengan toko buku major. Lebih dari itu, toko buku independen biasanya menawarkan ruang alternatif untuk berdialog dan berbagi gagasan. Kali ini Alderon sengaja memilih mencari buku di toko buku besar seperti ini. Selain untuk membeli beberapa buku, Alderon juga memiliki tujuan lain untuk melihat novel-novel baru yang beredar di pasaran. Sebagai dosen sastra, Alderon merasa dia juga perlu tahu perkembangan karya sastra saat ini salah satunya novel.

Alderon berdiri di depan rak buku bertuliskan Best Seller. Biasanya berisikan sepuluh buku yang paling banyak jumlah pembeli dalam satu bulan terakhir. Alderon mengamati jenis-jenis buku yang terdapat pada section best seller. Dari kesepuluh buku yang di pajang, terdapat tujuh buku fiksi kategori novel dan tiga buku nonfiksi dengan kategori self improvement. Salah satu novel yang berada dalam deretan novel best seller yaitu novel Home Sweat Loan karya Almira Bastari yang saat ini bukunya sudah dialih wahana menjadi film. Alderon teringat dia ingin menonton film tersebut yang sampai saat ini belum juga terlaksana. Selain karena film tersebut diadaptasi dari buku, salah satu alasan Alderon ingin menonton yaitu pengisi soundtrack film salah satunya dari penyanyi favoritnya.

Novel-novel lain yang memenuhi deretan buku best seller yaitu novel terjemahan Jepang dan Korea juga beberapa novel yang diambil dari Alternative Universe atau AU. Perdebatan seputar AU termasuk ke dalam karya sastra atau bukan masih sering terdengar. Menarik untuk Alderon ulas di perkuliahannya. Alderon mengambil acak salah satu novel dari rak tersebut.

"Ada di rak best seller sudah pasti baguskan?" gumam Alderon pelan.

Alderon menelusuri kembali deretan rak buku dengan satu buku di tangan berjudul 3726 MDPL karya Nurwina Sari. Alderon sama sekali tidak mengetahui isi novel ini, bahkan ia sengaja tak membaca sinopsis yang biasanya berada di halaman belakang cover buku. Saat berjalan diantara deretan rak kategori novel, netra Alderon menemukan seorang perempuan yang tengah sibuk membaca judul novel dalam rak. Tanpa sadar Alderon bergerak mendekat pada perempuan itu.

"Sabira?" panggil Alderon.

Perempuan yang dipanggil namanya sontak menoleh. Netranya langsung beradu tatap dengan laki-laki yang penampilannya terlihat berbeda dari yang biasa dia lihat. Biasanya Sabira lihat laki-laki ini dengan balutan kemeja atau batik lengkap dengan celana bahannya. Sekarang lain, laki-laki ini tengah mengenakan pakaian casual. Kaos hitam polos berlengan pendek juga jeans berwarna hitam membuat ketampanan laki-laki ini bertambah, setidaknya di mata Sabira saat ini.

"Lagi apa di sini?" tanya Alderon lagi. Pertanyaan bodoh yang entah mengapa lolos dari mulutnya. Pertanyaan yang sedikit Alderon sesali.

"Hai, Pak! Cari buku nikah nih, kok nggak nemu-nemu ya?"

Alderon terkekeh mendengar jawaban Sabira. "Wah kalau itu nggak ada di sini dong! Mau saya antar ke tempatnya nggak? Biar lebih gampang minta buku nikahnya kalau ke sana sama saya, " tanya Alderon mengimbangi candaan Sabira.