XI - The Reason Rora is here

400 56 53
                                    

Read it leisurely!

Semua ini gara-gara gadis itu.

Rora mengeluh dalam hati. Tidak, ia tidak akan memikirkan pernyataan Ahyeon. Tidak sekarang. Kalau ia memikirkan terus alasan gadis itu melemparnya pernyataan itu, yang ingin dilakukannya sekarang adalah mendekati gadis itu, memberi seribu satu perhatian dan membalikkan keadaan bahwa faktanya gadis itulah yang menyukainya.

Jadi, tidak, Rora tidak akan memikirkan gadis itu sekarang. Saat ini ia hanya ingin menikmati Matcha latte-nya. Entah siapa di antara Rami, Chiquita dan Asa yang memiliki ide untuk membeli sekaleng bubuk Matcha. Yang jelas Rora sangat senang malam ini bisa belajar di temani minuman kesukaannya.

Di ruang tengah, para gadis sudah bersiap untuk meninggalkan ruangan itu untuk segera berjalan menuju kamar masing-masing ataupun ke kamar mandi. Sementara Rora yang sedang meracik Matcha latte-nya masih sibuk mengaduk-aduk bubuk itu dan menyeduhnya dengan air panas di dapur.

Memang setelah diskusi mereka malam ini, beberapa orang sempat membagi ide mereka untuk alur cerita yang akan mereka mainkan di atas panggung. Di mana penampilan mereka nantinya memiliki durasi yang terbatas, tidak memungkinkan bagi mereka untuk menampilkan seluruh alur cerita dongeng itu seperti sesuai di buku dongeng aslinya.

"Kak, tanggal berapa memangnya festival musim panasnya?" tanya Ahyeon pada Pharita yang sedang memapahnya menuju kamar.

Bertepatan saat itu Rora juga sedang berjalan menuju kamarnya dengan secangkir racikan Matcha latte digenggamannya.

"Dengar-dengar sih tanggal 27 juli. Tapi mungkin bisa jadi dipercepat atau diperlambat seminggu. Awal juli ketua lembaga akan mengumumkan tanggal pastinya." Jawab Pharita.

Mendengar jawaban Pharita, mendadak Rora membeku di tempatnya. Dia berdiri mematung tepat di depan Ahyeon dan Pharita. Ahyeon mengerutkan kening menatap malaikat kegelapannya yang mendadak berhenti di depannya. Kenapa gadis itu selalu muncul tiba-tiba di depannya.

Mata Rora melebar kaget dan ia berdiri mematung di hadapan Ahyeon. Rora tidak berkata apa-apa. Dia hanya memberengut mendapati dirinya yang berhenti di depan Ahyeon.

"Ada apa? Kayak habis lihat hantu saja." ucap Ahyeon.

Mendengar itu, Rora membalik badannya dengan canggung dan berjalan cepat masuk ke kamarnya. Dia tidak menggubris ucapan Ahyeon. Bahkan sesampai kamar dan meletakkan cangkirnya, dia sibuk mencari sesuatu di dalam ranselnya dengan panik.

"Ah, ketemu!" ucapnya sambil membuka buku catatan kecil yang berisi semua jadwal-jadwalnya selama setahun.

Tiba-tiba saja dia teringat akan jadwal pentingnya di bulan depan ketika Pharita menyebutkan tanggal festival musim panas tahun ini. Rora sempat membeku sesaat tadi karena dia lupa tanggal tepat jadwal pentingnya.

Di halaman bulan juli, tertulis jelas selama tanggal 11 sampai 22 juli dia akan berpartisipasi dalam IMO (International Mathematical Olympiad) di Bath, Inggris tahun ini. Jika festival musim panas diadakan tanggal 27 juli, artinya tidak ada halangan bagi Rora untuk berpartisipasi dalam drama musikal nanti. Tapi jika jadwal festival di percepat seminggu, maka itu akan jadi hari kiamat bagi anggota asramanya.

"Dain-ah," seseorang memanggil Rora sambil menutup pintu kamar.

Hampir saja Rora terlonjak kaget mendengar suara Asa yang tiba-tiba memanggilnya. Dengan gerakan cepat, dia buru-buru memasukkan kembali buku jadwalnya ke dalam ranselnya. Dan bangkit berdiri serta berjalan menuju meja belajar.

"Lee Dain?" panggil Asa lagi setelah mendapati teman sekamarnya terkaget seperti kucing ketahuan mencuri ikan goreng.

"Humm?" Rora menoleh sesaat ke tempat Asa sedang berdiri dan menatapnya.

Youth Of Summer [Rorasa | Royeon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang