VII - A Blanket or A Backhug?

337 58 21
                                    

Read it leisurely!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Read it leisurely!

Suasana malam di perkemahan di tengah hutan sangat tenang. Langit gelap tanpa bintang maupun bulan, kelabu dan berkabut. Di sekitar perkemahan, api unggun menyala dengan nyala api yang menari, memancarkan cahaya keemasan dan hangat. Nyala api ini memancarkan bunyi kayu berderak yang terpecah menjadi rasa aman dan kehangatan kepada para peserta yang duduk melingkari api sambil mengobrol santai atau mungkin tenggelam dalam keheningan beberapa jam yang lalu.

Angin malam bertiup lembut, membawa aroma pinus, tanah basah atau mungkin asap dari api unggun itu sendiri. Jauh di dalam kegelapan, dua orang sedang melangkah menuju tenda Unit Mawar. Di sana ada gadis bernama Ahyeon dengan kakinya yang telah dibalut oleh perban elastis dan Suster Park yang memapah dan mengantar Ahyeon kembali ke tendanya.

"Ahyeon, ini ada selimut tambahan dari saya. Kamu bisa pakai kalau kamu tiba-tiba kedinginan. Kamu tidur di tengah-tengah. Tadi saya sudah pesankan kepada teman-temanmu untuk menyisakan tempat buatmu di tengah. Biar mereka jagain kamu." Jelas Suster Park setelah mereka tiba di depan tenda.

Wajah suster yang sangat lembut menambah malam menjadi teduh. Ahyeon menganggukan kepala, mengerti apa yang dijelaskan oleh Suster Park.

"Ya sudah, kamu bisa masuk ke dalam. Setelah itu saya akan kembali ke tenda saya juga. Selamat tidur, Ahyeon." Sambung Suster Park lagi.

Ahyeon menunduk sopan dan tersenyum manis kepada Suster Park. "Terima kasih banyak Suster Park. Semoga tidur anda nyenyak dan selamat malam. Maaf saya sudah banyak merepotkan anda dan orang-orang hari ini." Balas Ahyeon sopan dan melangkah masuk ke dalam tenda.

Ia menutup resleting tenda dan melihat bayangan Suster Park berjalan meninggalkan tendanya. Kemudian Ahyeon berbalik dan memperhatikan satu per satu anggotanya. Ada lampu kecil di sudut tenda, jadi Ahyeon bisa melihat jelas bahwa para anggotanya sudah terlelap, termasuk Rora yang sedang mendengkur halus. Sudut bibir Ahyeon tersenyum kecil. Namun, sorot matanya tampak sendu.

Dia tahu Rora pasti sangat kelelahan. Ahyeon bahkan belum sempat berterima kasih pada gadis menyebalkan itu atas bantuannya yang telah menggendong Ahyeon sampai Tim SAR menemukan mereka. Di sisi lain, Ahyeon juga merasa tersentuh dengan sikap Rora yang hangat itu.

Malam ini sangat terasa panjang, namun juga begitu berkesan bagi Ahyeon. Dia belum bisa memutuskan apakah itu berkesan dalam arti yang buruk atau manis. Satu yang dia tahu pasti, momen digendong oleh Rora adalah momen paling menyentuh baginya sejak dia menginjakkan kakinya di pulau Jeju. Dia tidak akan melupakan semua hal yang terjadi malam ini.

Ahyeon merangkak dengan hati-hati mendekat ke tubuh Rora yang sedang terbaring. Ingin rasanya Ahyeon sekedar memijit kaki Rora. Namun, niatnya itu segera dia urungkan. Ia tidak mungkin mengganggu tidur gadis itu. Bisa-bisa diamuk lagi seperti beberapa jam yang lalu di hutan. Ahyeon membuka lipatan selimut yang diberi oleh Suster Park. Kemudian pelan-pelan ia menyelimuti Rora dari bahu sampai ujung kaki Rora.

Youth Of Summer [Rorasa | Royeon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang