19. Berlebihan?

231 57 7
                                    

"Si Gio kemana dah?" Tanya Aldo pada semua temannya yang sudah berkumpul di kantin. Seperti biasa dia dan teman-temannya akan makan bersama di kantin saat jam makan siang. Namun, diantara semua temannya ada satu orang yang tidak ada, yaitu Gio yang menjadi objek pertanyaan dari Aldo.

Semua temannya spontan mengangkat bahunya dan ada juga yang menggelengkan kepalanya tanda mereka tidak tahu dimana Gio.

"Dari sebelum istirahat tuh anak ilang, katanya sih ke toilet" Ujar Daniel yang memang satu kelas dengan Gio.

"Gara-gara lu kacangin mulu kali makanya pundung" Timpal Ollav membuat Daniel memasang wajah kesalnya.

"Kok salah gue? Bilang aj—" Ucapan Daniel terpotong saat matanya menangkap Gio datang, tapi kemudian keningnya berkerut saat temannya itu tidak datang sendirian. "Nah tuh orangnya!" Imbuh Daniel membuat semua temannya menoleh ke arah Gio.

Sama seperti Daniel, yang lainnya keheranan karena Gio tidak datang sendirian melainkan datang bersama Chiko. Mereka juga melihat raut wajah Gio yang menurut mereka tak bersahabat, sedangkan Chiko dengan santainya berjalan di samping Gio tak peduli jika Gio tak nyaman dengan keberadaannya saat ini.

"Dari mana aja lu Gi?" tanya Daniel saat Gio sudah duduk disampingnya. Gio tak langsung menjawab, dia mengambil minum yang tak jauh darinya dan langsung saja meminumnya.

"Ketemu bunda, gw ketahuan keluyuran pas jam kosong tadi!" Ujarnya, masih dengan raut wajah yang sedikit masam. Dia kesal bukan hanya karena dimarahi oleh Melody saja, tapi dia tambah kesal karena dari perpustakaan sampai kantin, Chiko selalu mengikutinya.

Daniel tertawa mendengar itu, "Makanya, jangan keluyuran, mampus kan dimarahin!" Ledek Daniel diikuti oleh tawa semua temannya.

Gio memutarkan matanya malas, moodnya tambah rusak saja akibat ledekan teman-temannya. Belum lagi Chiko yang ikut duduk di depannya ini ikut ketawa, ingin sekali rasanya dia melemparkan semangkuk bakso milik Daniel ke wajah Chiko.

Tak mau pedulikan teman-temannya yang terus saja tertawa, Gio berniat memesan makanan saja karena perutnya meronta-ronta minta diisi makanan. Dia berdiri membuat semua temannya mata tertuju padanya, tapi tak lama setelah dia berdiri, dia tidak beranjak dari tempatnya. Matanya menatap sosok Shani yang berjalan memasuki kantin.

Kehadiran Shani membuat suasana hatinya lebih baik, tapi seketika hancur lagi karena Chiko dengan ramah menyapa Shani dan meminta Shani untuk duduk di sampingnya.

"Kak, mau pesen sesuatu gak? Aku pesenin" Ujar Chiko menawarkan Shani lebih dulu, lagi-lagi mendahulukan Gio yang baru saja hendak membuka mulutnya untuk bertanya pertanyaan yang sama.

"Eummm apa ya? Aku pesen sendiri aja, masih bingung mau beli apa" Jawab Shani hendak berdiri, tapi dengan cepat tangan Chiko menghentikan Shani.

Jangan tanya bagaimana Gio saat ini, ada api cemburu dalam dirinya. Bahkan teman-temannya juga menyadari itu, mereka terdiam saja melihat drama cinta segitiga yang tengah terjadi.

"Gapapa sama aku aja, sekalian gantian traktir" Ujar Chiko membuat Gio yang masih betah berdiri itu menaikkan sebelah alisnya, ucapan Chiko tentang traktir secara sengaja untuk menunjukkan kedekatannya dengan Shani.

Teman-teman yang lain juga sama terkejutnya dengan Gio saat mendengar ucapan dari Chiko, apalagi mereka menyadari Gio sekesal apa saat ini. Salah satu dari mereka yaitu Daniel yang memang duduk sebelahan dengan Gio langsung menyenggol Gio dengan sikunya.

Gio mengalihkan pandangannya ke arah Daniel yang tampaknya sedang memberikan Gio kode untuk tak kalah dari Chiko.

"Aku aja!" Timpal Gio memutuskan obrolan Chiko dan Shani, "Aku aja yang pesen, kamu mau makan apa, Shan?" Lanjut Gio membuat semua temannya tersenyum bangga karena mereka yakin Shani tak akan menolak Gio.

Jejak RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang