34 : hanya kenangan

44 3 0
                                    

disini, tempat dimana Seokmin dan Jisoo bertemu. mereka berdua memesan makanan yang di kantin bersamaan, bahkan menu nya pun sama

"oh ya? gue kira lo orang sunda, ternyata orang jawa" Jisoo tertawa saat Seokmin memasang muka yang aneh, seperti meremehkan Jisoo yang menganggap nya sebagai orang sunda

"ibu gue sunda, bapak gue jawa"

"ohh, kalau gue sih ibu jawa bapak amerika" Jisoo dengan anggun memasukan sebuah anggur ke dalam mulutnya

"kenapa malah pindah? disana kan lebih bagus" Seokmin pun ikut memasukkan sebuah bakso ke dalam mulutnya

"because my mother wants it, besides, my father is also half-breed so he can speak Javanese or Indonesian"

"ngomong apasih? kagak ngerti gue" Seokmin mendengus kesal, lagipula ia adalah orang jawa bukan orang Amerika

"oke, ibu gue yang mau pindah ke sini, lagian bapak gue juga blasteran jadi bisa bahasa jawa atau Indonesia" Jisoo tersenyum manis, manis seperti permen

mereka berdua kembali hening, mereka berdua sedang memikirkan sesuatu di pikiran mereka

"lo punya pacar gak?"

"lo punya pacar gak?"

mereka berdua sempat terdiam lalu tertawa bersama, siapa sangka, mereka berdua mempunyai chemistry yang bagus

"kok bisa sih sama pertanyaan nya?" Jisoo masih tertawa kecil, sedangkan Seokmin kembali menatap sang lawan bicara

"gatau, chemistry nya bagus nih"

"oh ya, gue mau jawab. of course gue gak punya pacar, soalnya semua calon pacar gue ditolak sama mama gue" sepertinya pipi Jisoo tidak nyeri atau pun pegal, karena ia terlalu banyak tersenyum kepada Seokmin

"berarti kalau mau jadi pacar lo harus kek gimana?" Seokmin menatap sembari mengunyah nasi yang sempat ia makan tadi

"harus lebih tua dari gue, penyayang, bisa bahasa jawa, harus kuat mental kalau mama atau bapak gue marah, kalau kemana mana harus izin dulu ke ortu gue"

Seokmin hanya bisa terkejut mendengar hal itu, seperti nya ia tidak bisa menjadi kekasih sang gebetan. apalagi ia tidak kuat mental, orang tua Seokmin marah saja dia langsung ingin menangis disana

"gimana? minat?" Aneh, Jisoo seperti karyawan kecantikan yang sedang menawar produk kepada konsumen

"apasih? nggak lah!" Seokmin segera memasang wajah yang tidak suka kepada Jisoo, padahal ia nomor 1 paling suka Jisoo

"yakin?" Jisoo menatap Seokmin sembari tersenyum

"iya Jisoo"

"oke, gue pegang kata kata lo"

mati lah Seokmin, harus nya ia tidak menjawab itu, tapi mau gimana lagi? ia tak mau jika gebetannya mengetahui bahwa ia menyukai nya

"oke!"

...

tempat ini, mereka sangat merindukan nya. pasalnya, Seokmin mulai pdkt nya ke Jisoo

"Heesung, jangan kayak papa mu ya, papa mu itu buaya" Jisoo menggendong Heesung yang masih 10 bulan itu

"nggak ya! kamu jangan ngarang cerita dehh" jika itu Mingyu, pasti akan ia pukul sampai orang itu meminta maaf kepada nya

Jisoo hanya tertawa kecil, kenapa mereka disini? karena ada reuni seangkatan, sebenarnya hanya Jisoo dan Seokmin yang membawa bayi sedangkan teman teman nya belum menikah atau tidak memiliki kekasih

"AAAA HEESUNG GEMOY BANGETT!" Hanni, teman seangkatan Jisoo. mereka berdua bisa dibilang duo kematian, karena jika disatukan, seperti nya dunia bisa hancur karena mereka berdua

"udah lama ya kita gak reuni? kangenn" Jihoon tersenyum, melihat Jisoo dan Jeonghan yang sedang bertengkar karena merebut salah satu daging yang tersisa

"heh monyed! bisa gak sih lo berdua jangan berantem mulu? capek gue" Wonwoo dengan pandai nya melerai mereka berdua yang masih saling menyumpal mulut mereka dengan tahu isi

"astaga! lo berdua ngapain?" Seungcheol dengan cepat melerai mereka, mungkin kekuatan 2 kembar itu masih kuat melebihi kekuatan Seungcheol

Seokmin dan Mingyu ikut membantu Seungcheol yang sedang kesusahan melerai mereka, sebenarnya mereka hanya bercanda, tetapi kenapa dibawa serius?

"WOY! ACARA MAU MULAI NIH!" Eunchae, salah satu anak farmasi juga

dan saat itu juga, Jisoo dan Jeonghan berhenti menyumpal mulut menggunakan tahu isi. mereka sendiri sangat malu saat dilihat oleh teman seangkatan mereka

"malu maluin lo han!" Jisoo langsung memukul pelan kepala Jeonghan

"apa sih? gue mulu!"

"emang lo yang salah"

"dih, lo yang mulai, kok gue yang disalahin?"

"UDAH, DUA DUANYA YANG SALAH!" Seungcheol langsung melerai lagi perdebatan dua kembar itu, benar, Jisoo adalah papi papi bar bar atau bisa dibilang bocah kematian

"diem lo monyet!" Mereka berdua serempak berteriak kepada Seungcheol dan saling membelakangi, sedangkan yang lain hanya bisa menyaksikan bagaimana mereka bertengkar atau berdebat

jika seorang bisa melerai mereka berdua, akan dikatakan sebagai pahlawan bagi sebong atau semua angkatan. karena melerai mereka berdua sangat lah sulit, kalian pun akan kalah dengan cibiran mereka berdua yang sangat pedas dan membuat kita menjadi kena mental

acara pun dimulai, dengan dosen yang membuka. bahkan acara reunian ini ada rektor, mereka semua sangat senang dan terharu saat berkumpul sembari makan bersama sama

"gak nyangka gue, udah hampir beberapa bulan udah wisuda dari sini" Soonyoung dengan alay pura pura menghapus air mata 'goib' nya

"udah makan buruan, gausah banyak drama" Seungcheol melanjutkan kembali acara makan nya karena Soonyoung

"tau nih" Jihoon yang notabenenya adalah kekasih Soonyoung pun sangat lelah dengan kelakuan sang kekasih

disini, mereka hanya bisa menghabiskan rasa kerinduan yang mendalam. dengan tempat yang mereka pertama kali bertemu, semoga mereka bisa bersama hingga maut memisahkan mereka semua

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.
tbc

special author lagi ultah

Barudak Kampus | SeoksooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang