1. Pindah

11.1K 20 0
                                    

Salam Boyaheh
[Warning!! Just for 21+ DOSA TANGGUNG SENDIRI]

"Cepat berkemas Ayra!" seorang wanita paruh baya mendorong putri satu-satunya itu untuk segera berkemas.

Terlihat ketidaksukaan di raut wajah gadis berusia 21 tahun tersebut. Meski sudah berulang kali, Gali Eirson Andels dan sang istri Erlia Semald Jierscho menjelaskan, tetap membuatnya marah dan ragu.

"Aku bisa menjaga diriku sendiri Mom. Tidak perlu dititipkan pada seseorang, aku bukan bocah lagi." Ayra Semaldirson Andels mendengus tidak suka.

"Kamu tetap putri kecil Daddy. Ayo segera berkemas dan Daddy antarkan kamu ke rumah uncle." Ayra yang tadinya memberengut, langsung menoleh penuh tanda tanya.

"Ya ke rumah uncle. Uncle Arlen." Ayra membeo.

"Daddy dan Mommy sudah sepakat untuk menitipkan mu disana. Jadi belajarlah yang baik dan lulus tepat waktu agar secepatnya bisa pindah ikut Daddy juga Mommy di Amsterdam." Jelas Gali.

"Tunggu tunggu! Aku dititipin ke rumah uncle Arlen? Daddy whats? Uncle sudah beristri, apa kata mereka jika aku bergabung di rumahnya?" Ayra berusaha menolak dengan logis.

"Apa kamu lupa Ayra? Uncle Arlen hampir tidak pernah di rumah. Dia juga punya kesibukan, yang jelas jarang pulang."

"So? Buat apa Daddy nutupin aku kesana kalau di rumahnya tidak ada orang? Aunty Bil? Bukankah wanita itu selalu mengejar pemotretan nya?" Ayra lagi-lagi mendengus.

"Sudahlah Ayra, cepat bersiap! Daddy dan Mommy juga harus segera berangkat."

"Aku tidak mau." Tolak Ayra tegas.

"Baiklah, berdiam diri saja di rumah ini. Daddy dan Mommy tidak akan mengurusi mu lagi, tidak ada uang bulanan dan tidak ada uang jajan. Terserah kamu saja." Daddy berlalu yang mana membuat putri tunggalnya panik.

"Daddy Daddy tunggu!" pria setengah baya itu tersenyum puas sebelum akhirnya menoleh ke belakang.

"Jadi?"

"Ya, aku setuju. Asalkan uncle Arlen tidak ikut campur urusan ku."

"Daddy dan Mommy sudah mengaturnya sayang. Ayo segera berkemas!" sang ibu dengan lembut menarik putrinya agar cepat berkemas.

Meski pikirannya bertarung, pada akhirnya Ayra tetap mengikuti pilihan orang tuanya. Berkemas dan mereka pun berangkat bersama menuju kediaman sang paman, adik dari ayahnya.

Sekitar setengah jam, tibalah mereka di sebuah mansion yang jauh dari keramaian. Mansion yang berdiri megah namun tidak terlalu besar dengan ornamen yang bukan kaleng kaleng. Sepertinya pamannya juga yang membeli satu kompleks tersebut.

Ayra bahkan tidak berhenti berdecak begitu melihat keindahan bangunan yang akan ia tinggali. Meskipun hanya sekedar menumpang, yang bahkan tidak sampai satu tahun. Namun dirinya sudah merasa nyaman dan takjub.

Brakggg...

Suara pintu mobil ditutup bebarengan dengan pintu utama terbuka, menampilkan seorang wanita muda dengan pakaian santai nya. Wanita tersebut tergopoh-gopoh menyambut kedatangan keluarga dari sang suami.

"Selamat sore Kak Lia dan Kak Gali, selamat sore juga Ayra. Selamat datang di rumah uncle Arlen mu," ucapnya ramah.

"A-ah ya," Ayra menjawab kikuk. Percayalah, ia tidak begitu akrab dengan aunty nya. Gadis aneh memang.

"Ayo masuk dulu Kak! Tapi maaf kak Arlen belum pulang dari dinasnya. Masih ada kendala di kantor cabang," Gali mengangguk tidak kaget.

"Ya aku sudah mendapatkan kabarnya. Dan maaf, sepertinya kami tidak bisa berlama-lama Bille." Ucap Gali langsung intinya.

MY UNCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang