Salam Boyaheh
[Warning!! Just for 21+ DOSA TANGGUNG SENDIRI]•
Hari mulai malam, Ayra yang merasa lapar akhirnya memutuskan untuk keluar. Ia tadi sudah memesan beberapa menu makanan dan mungkin sebentar lagi akan sampai.
"Sabar cacing, bentar lagi kalian pesta." Guman Ayra mengelus perutnya saat menuruni anak tangga.
Ia akan menunggu di sofa ruang tengah saja, sembari menonton TV mungkin. Anggap saja ini seperti rumah sendiri haha. Karena memang sang tuan rumah juga membiarkannya sesukanya.
"Oh Ayra?" gadis itu menoleh mendapati sang bibi tengah sibuk menata dua koper.
"Aunty? Mau kemana?" tanyanya berbasa-basi. Sebenarnya itu tidak penting dan bukan urusannya juga.
"Ah sayang, Aunty ada pekerjaan di luar kota. Maaf ya tidak bisa menemani mu selama seminggu ke depan."
"Aunty mau keluar kota selama satu minggu?" Bille mengangguk antusias.
"Uncle tau?"
"Tau apa Ayra?" ia menoleh melihat sang paman yang baru turun dari tangga.
"Tentu saja Uncle tau Ra," Ayra mengangguk dengan pelan.
"Baiklah, hati-hati Aunty." Ayra tersenyum.
"Iya Ra, Aunty titip uncle ya." Ayra mengangguk santai, tidak peduli sebenarnya.
"Sudah Bille, ayo aku antar ke depan!" Arlen membantu sang istri membawakan kopernya. Pergi meninggalkan Ayra yang masih berdiri di sana.
"Perhatian sekali uncle Arlen," guman Ayra berusaha menghalau sesak di dada.
Tidak ingin semakin terlihat kasian, Ayra juga berlalu menuju ruang tengah. Ia menghidupkan TV besar itu dan mulai menonton acara drama Korea yang kebetulan sedang tayang.
"Apa ini judulnya? Sepertinya bagus," Ayra anteng menonton sampai kemudian sang paman datang menghampiri dengan dua kantong kresek di tangannya.
"Pesanan mu Ayra," Ayra menoleh, cukup terkejut melihat Arlen yang sudah kembali.
"Bukannya Uncle nganterin aunty?"
"Ya, hanya di depan pagar. Manajer Bille datang menjemput." Ayra mengangguk saja.
Ia tidak mengindahkan apa yang dilontarkan Arlen. Pandangannya hanya terpusat pada makanan yang terlihat menggugah seleranya.
"Uncle belum makan malam kan? Duduk dulu Uncle, aku akan ke dapur sebentar." Lagi dan lagi Arlen dibuat aneh dengan keponakannya.
Ia terperangah melihat tingkah laku gadis kecil itu. Mengapa bukan Bille yang bersikap sedemikian rupa? Batinnya meratap sedih.
"Uncle, sepertinya di rumah ini tidak pernah ada bahan masakan ya?" Ayra datang membawa peralatan makannya.
"Ya. Aunty mu tidak bisa memasak, jadi kita selalu makan di luar atau pesan saja."
"Kalau begitu biar aku yang masak Uncle. Aku bisa bosan karena makan makanan luar terus." Keluh Ayra menyita perhatian Arlen yang mencomot ayam pedas tersebut.
"Ka-kamu bisa masak Ay?" Ayra mengangguk enteng.
"Meskipun jelek, gini gini aku juga bisa masak Uncle. Aku tidak ingin suami ku nanti kelaparan." Ucapan tak berbobot bagi Ayra justru malah berdampak bagi Arlen.
Pria itu terdiam memandangi keponakannya dengan rumit. Ada penyesalan di hatinya namun ia tutup rapat-rapat. Arlen tidak ingin membukanya, lupakan saja semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY UNCLE
FanfictionAgegap Story (21+) • Kisah gila dimana sang keponakan yang merebut pamannya dari tangan sang istri. Akankah itu berhasil? ----- "Bagaimana Ayra? Nikmat konntol milik Uncle atau kekasih mu itu?" ----- "Ahh Daddy keluarr sayangg..." ----- Let's Go!!