2. Pulang

5.4K 10 0
                                    

Salam Boyaheh
[Warning!! Just for 21+ DOSA TANGGUNG SENDIRI]

Sinar mentari yang masuk melalui celah celah gorden, berhasil membangun seorang gadis yang masih terlelap dalam tidurnya. Meski jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi, tidak urung membuatnya lekas bangun.

Drttt... Drttt... Drttt...

Deringan ponsel yang berisik, mengacaukan mimpinya yang begitu indah. Dan dengan malas, sang empu yang baru saja mengarungi alam mimpi itu pun terbangun paksa. Ayra nampak mendengus malas sebelum akhirnya meraup ponsel.

Keningnya mengkerut bingung melihat temannya sedang menelepon. Ayra yang masih berusaha mengumpulkan nyawanya, lekas mengangkat panggilan tersebut.

"Heh lo dimana kampret?" pekikan nyaring membuat Ayra meringis ngilu.

"Di rumah." Jawabnya polos.

"Heh goblok! Lo ada jadwal kuliah abis ini, cepet berangkat neng! Gue udah nungguin lo di kantin kampus nih," Ayra menggaruk pelipisnya yang tidak gatal.

Jadwal kuliah? Dilihatnya jam dinding yang terpasang rapi menunjukkan angka delapan lebih lima menit. Ayra sontak terkejut dan langsung melompat dari ranjangnya.

Tanpa basa-basi ia pun memutuskan sambungan telepon temannya dan bergegas mandi. Bisa gawat jika dirinya telat sampai kampus, karena hari ini kebetulan ada mata kuliah dari dosen galaknya.

Ayra hanya butuh bersiap sekitar 15 menit lalu berjalan turun dengan tergesa-gesa. Namun tanpa sengaja, ia melihat sang bibi di dapur tengah sibuk di depan mesin pemanas.

"Pagi Aunty," sapa Ayra ringan.

"Oh Ayra? Udah bangun kamu, mau ke kampus ya?" Ayra mengangguk saja.

"Sebentar, Aunty lagi mau panasin pizza semalem. Kamu belum makan apapun kan dari semalam?" Ayra terdiam. Tiba-tiba pikirannya teringat akan hal semalam.

Hal yang begitu sialan sehingga membuatnya telat bangun. Ayra yang sampai dini hari tidak bisa tidur karena teriang-iang dengan bunyi sampah semalam.

"Oh itu karena aku ketiduran Aunty." Balasnya mencoba biasa saja.

Beruntung Bille langsung mengangguk percaya, membuat Ayra tidak perlu repot repot menjelaskan panjang kali lebar. Dan mengenai hal semalam, sepertinya bibinya itu juga tidak mengetahui akan apa yang dilakukan nya.

"Biar aku saja Aunty," Aunty Bille tanpa kata menepi sejenak, membiarkan ponakan suaminya mengambil alih pizza yang akan ia panaskan.

Sejujurnya Ayra gemas melihatnya, sungguh jelas jika wanita glamor itu tidak bisa melakukan hal sesepele ini. Oleh karena itu dirinya langsung mengambil alih pizza dan memanaskan nya sendiri.

"Maaf ya Ra, karena kamu harus sarapan dengan pizza semalam." Ucap Bille begitu Ayra selesai.

"Tidak masalah Aunty." Ucapnya seraya menata pizza panas itu di meja makan.

Mereka pun akhirnya memulai sarapan dengan Ayra yang tergesa-gesa diburu oleh waktu. Bille yang menyadari keanehan pun bertanya dengan peduli.

"Ada apa Ra?"

"Aku sudah selesai Aunty. Aku harus berangkat cepat karena ada jadwal kuliah." Ayra menyambar tas nya lalu berjalan ke depan diikuti Billesa.

"Mau Aunty antar sekalian biar cepat?" Ayra menggeleng.

Bukannya diantar ke kampus, nanti yang ada ia malah diantar ke rumah sakit. Ya selain tidak bisa memasak, bibinya ini tidak bisa berkendara dengan benar. Sangat bertolak belakang dengannya yang hobi balapan. Ups, sepertinya Ayra keceplosan!

MY UNCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang