Salam Boyaheh
[Warning!! Just for 21+ DOSA TANGGUNG SENDIRI]•
Pagi hari yang terasa mendebarkan bagi Ayra. Pasalnya hari libur ini ia akan melakukan hal tak terduga. Tekadnya sangat kuat untuk menyelesaikan rasa tujuh tahun lalu.
Sejak pagi ia pun sudah bersiap diri. Mulai dari berendam dan memakai lulur. Menyukur sesuatu yang seharusnya dicukur untuk menunjang penampilannya. Dan kini, Ayra tengah memandangi dirinya sendiri di depan cermin rias.
Beruntung ia membawa beberapa stel baju kimono satin yang biasa digunakannya untuk tidur. Namun khusus pagi ini, ia memakainya dengan alasan menjalankan misi.
"Gulung aja kali ya rambutnya?" guman Ayra memikirkan penampilannya yang segar itu.
Ia pun mengambil penjepit rambut dan lekas menggulung rambutnya ke atas. Memperlihatkan leher jenjang yang putih mulus. Penampilan yang sempurna.
Dengan kimono satin berwarna merah maron, Ayra yang hanya mengenakan bra silikon dan celana dalam g-string, menampakkan pantat bulatnya yang sekal jika kain kimononya terangkat.
Bukan, bukan terangkat. Bila Ayra membungkuk saja, sudah dipastikan aset semok nya terlihat mengintip. Belum lagi area dada yang menyembul pasti akan terlihat sempurna.
"Perfect!" gumannya memastikan penampilannya sekali lagi.
Setelah puas, Ayra tanpa ragu membuka pintu kamarnya yang tak terkunci. Misi pertamanya adalah berpura-pura membersihkan rumah. Dan sekarang ia harus mencari peralatannya yang entah berada dimana.
"Dimana alat kebersihan rumah ini?" guman Ayra kebingungan. Batinnya sudah misuh misuh tidak jelas.
Begitu sampai di dapur, ia melihat satu ruangan kecil yang tidak tertutup sempurna. Ayra hanya mengikuti hatinya saja untuk berjalan memasuki ruangan pengap tersebut.
"Ah rupanya disini," Ayra menemukan apa yang dicarinya. Ia mengambil sapu juga lap yang masih bersih. Tentu saja bersih, kan bibinya tidak pernah membersihkan rumah.
Entah bagaimana wanita itu dibesarkan oleh keluarganya. Akan tetapi, pamannya saja tidak mempermasalahkan dan cenderung memanjakannya. Cih menggelikan!
Memikirkannya saja membuat Ayra bersungut. Sakit hati tujuh tahun lalu masih begitu membekas dalam benaknya. Lihat saja! Lihat saja bagaimana pembalasan Ayra nanti!
"Ayra?" Ayra menoleh melihat sang paman yang menatapnya sekilas. Pria itu sepertinya baru bangun dan sedang menenggak air minum.
"Ya Uncle?"
"Sedang apa?" Arlen tanpa perlu repot-repot menatap Ayra yang menggigit bibirnya kelu.
"Aku hanya ingin membersihkan rumah Uncle. Ini hari libur, terlalu suntuk hanya berdiam diri saja." Arlen nampak mengangguk acuh.
"Oh begitu, ya sudah lanjutkan." Arlen tersenyum sekilas lalu pergi.
Ayra mengamatinya dalam diam. Sang paman terlihat berlalu menuju ruang tengah, tempat dimana ia semalam menikmati makan malam bersamanya.
Gadis manis itu pun tersenyum. Ide briliant nya muncul di saat yang tepat. Dengan buru-buru dirinya meletakkan sapu juga lap. Ia segera berkutat di dapur, memanaskan air untuk membuat teh.
Waktu yang tepat untuk menyeduh teh adalah di pagi hari bukan? Terlebih di hari libur seperti ini. Jadi Ayra pun berinisiatif membuatkan teh. Jika dirinya membuat kopi, ia takut akan menyakiti sang uncle yang sepertinya belum sarapan.
"Perhatian yang manis." Guman Ayra menyelesaikan pekerjaan nya.
Putri tunggal dari pasangan Gali dan Erlia itu dengan cekatan memindahkan air yang telah mendidih ke dalam cangkir yang telah disiapkan lengkap dengan gula beserta teh.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY UNCLE
FanfictionAgegap Story (21+) • Kisah gila dimana sang keponakan yang merebut pamannya dari tangan sang istri. Akankah itu berhasil? ----- "Bagaimana Ayra? Nikmat konntol milik Uncle atau kekasih mu itu?" ----- "Ahh Daddy keluarr sayangg..." ----- Let's Go!!