HAPPY READING!
Setelah penantian panjang akhirnya hari yang ditunggu datang juga, alangkah senangnya Taufan saat mengetahui bahwa ulangan yang melelahkan secara fisik maupun mental itu kini telah selesai.
Dihari minggu yang singkat ini ia memutuskan untuk pergi ke pantai setelah diajak oleh Duri. Duri bilang membersihkan otak dari pencemaran soal ulangan adalah hal yang patut dilakukan agar tidak stress berkepanjangan, dan maka dari itu Duri mengajak teman—temannya untuk kesini.
Sekitar jam 2 siang mereka baru sampai setelah menempuh hampir 30 menit perjalanan menggunakan motor, jarak antara pantai dengan rumah mereka masing—masing memang tidak terlalu jauh. Tetapi mereka baru bisa berangkat saat siang hari karena paginya memiliki tugas masing—masing di rumah sebagai seorang anak.
Selain Taufan dan Duri, kelima orang lainnya juga ikut. Blaze dan Ice tentu saja ikut lantaran kedua orang itu bilang mereka ingin melihat dunia luar, terlebih lagi Ice yang memang jarang diizinkan untuk keluar rumah, orang tuanya bilang dunia luar sangat berbahaya untuk Ice yang hanya tahu makan dan tidur.
Halilintar dan Solar ikut juga, masing—masing diantara mereka memiliki alasan yang sama, yaitu ingin menghilangkan suasana rumah yang telah hancur berantakan dari benak mereka walau hanya untuk sekejap.
Dan Gempa, awalnya memang menolak tetapi akhirnya ikut juga setelah Taufan dan Duri melakukan berbagai paksaan agar Gempa ikut. Jujur saja Gempa masih belum terbiasa dengan kebaikan orang—orang disini, sudah terlanjur terbiasa dengan keributan yang dibuat di sekolah lamanya.
Dan sekarang sudah satu jam berlalu sejak saat itu tetapi mereka bertujuh masih terlihat bersemangat. Taufan yang tadi terombang ambing di laut karena ulahnya sendiri juga sepertinya masih belum memiliki keinginan untuk berhenti main air.
"Kamu tau judul lagu kentut di bulan gak?" celetuk Duri. Ia menghentikan langkahnya begitu sampai tujuan, yaitu tempat dimana Solar berada yang kini pemuda itu sedang memegang kamera untuk mengambil gambar agar nantinya bisa kembali ia lihat dan mengingat kembali momen saat ini.
"Kentut di bulan?" Solar mengernyitkan dahinya, lagu macam apa lagi yang memiliki lirik kentut di bulan.
Duri mengangguk dengan antusias, "iya, kentut di bulan. Beberapa kali aku denger anak kelas sebelah bikin video di T*ktok pake sound itu!" ucapnya penuh semangat. Selain Taufan yang selalu ceria dan selalu bersemangat, disini ada Duri juga yang memiliki sifat hampir serupa.
Solar mengangkat bahunya acuh lalu melangkahkan tungkainya untuk meninggalkan Duri. Biarkan saja, Solar tahu jika Duri akan tetap mengikutinya meskipun berkali—kali ia tinggalkan. Namun sepertinya tidak untuk sekarang lantaran Solar bisa melihat bahwa Duri kini menghampiri Blaze yang sedang bersama Taufan, entah sedang apa mereka itu.
"Kaminari no kokyu ichi no kata, hekireki issen." Halilintar berucap dengan tenang, di tangannya terdapat kayu sempurna untuk di jadikan pedang yang tadi Blaze temukan di tempat yang tidak Halilintar ketahui.
Wibu. Solar berkata dalam hati. Ia tak sengaja mendengar ucapan Halilintar tadi lantaran jarak antara dirinya dengan Halilintar tidak terlalu berjauhan.
"Kelomangnya gak mau keluar," Blaze meletakkan kelomang yang ia temukan tadi ke tangan Duri dengan harapan anak itu bisa memberikannya saran. Sejak tadi selepas memberikan kayu pada Halilintar, Blaze memang sibuk mencari kelomang dan melupakan Ice yang kini sedang menikmati indahnya alam bebas tanpa adanya dinding yang menghalangi pandangan.
Duri memperhatikan kelomang tersebut dengan detail sampai akhirnya sebuah ide muncul di otaknya, "hahh ..." Duri meniup cangkang tersebut dan hasil akhirnya tidak mengecewakan karena kelomang itu keluar dari cangkang beberapa detik setelahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
RANTAI LUKA
Fiksi Penggemar"Aku gak benci kamu, aku cuma gak suka liat Gentar yang kehilangan peran seorang ibu karena anak lemah kayak kamu.". Perceraian orang tuanya sebelas tahun lalu memang bukan berita baik untuk di ungkit kembali. Ayahnya memang menyayanginya, tetapi ia...