HALO GAIIIIIS!!
°••°••°°••°••°°••°••°°••°••°°••°••°°••°••°°••°••°°••°••°°••°••°°••°••°°••°••°°••°••°
Tok! Tok! Tok!
"GRIANO BANGUN!!! UDAH JAM SEMBILAN KAMU GAK NIAT SEKOLAH??!!!"
"BANGUN!"
Griano berusaha sekuat mungkin menutup telinganya dengan selimut, namun nihil suara teriakan mamanya tetap saja mengganggu tidurnya, Griano duduk dan melihat jam yang masih menunjukkan pukul 05:30.
"Ck! Baru juga jam setengah enam," Dengusnya.
"GRIANO BUKA PINTUNYA!" teriak mamanya yang masih setia menunggu di depan pintu kamar Griano.
"Iya ma," sahut Griano setengah teriak.
Cklek.
Wanita sekitaran umur 36 masuk ke kamar anaknya dan langsung membuka gorden agar Cahaya matahari masuk ke dalam.
Griano yang masih mengantuk kembali merebahkan tubuhnya kekasur mencari kenyamanan, kanaya yang melihat tingkah anaknya geleng-geleng kepala, sungguh tidak ada bedanya dengan suaminya. Ia menarik tangan anaknya namun Griano langsung menarik kembali tangannya.
Kanaya menghela nafas, namun terlintas sebuah ide jail yang akan sangat ampuh untuk anaknya. "Mama hitung sampe tiga kalo gak langsung ke kamar mandi mama glitikin,"
"Satu..."
"Dua..."
"Ti--"
"Stop stop!! Iya Ano pergi sekarang, tapi jangan di glitikin," Kanaya tersenyum melihat reaksi anak semata wayangnya, Kanaya tau Griano tidak tahan dengan glitikan karna itu salah satu kelemahan Griano.
"Cepat, mama tunggu di bawah ya sayang,"
"Iya ma," teriak Griano dari dalam kamar mandi.
Selang beberapa menit Griano siap dengan seragam sekolah dan jaket hitam kebanggaan yang bertenggar di bahunya. Ia menuruni anak tangga dan langsung menuju meja makan. Griano menarik kursi di depan orang tuanya, dan meminum susu yang sudah ada di depannya, tak lupa Griano juga mamakan roti hingga habis. Saat ingin berdiri dari duduknya Griano lupa akan sesuatu.
"Ma, pa."
"Iya kenapa?" sahut Kanaya.
"Nanti malam Ano mau pergi balapan sama teman-teman, boleh?" tanya Griano memita izin pada orang tuanya.
"Boleh," sahut Richardo-ayah Griano.
"Tapi jangan lama-lama pulangnya, besok sekolah," Kanaya memperingati. Kanaya menyenggol lengan suaminya dan membisikkan sesuatu, sedangkan Griano menatap aneh orang tuanya.
"Griano," panggil Kanaya.
"Iya ma, kenapa?" tanya Griano.
"Mama boleh tanya satu hal?" Griano mengangguk.
"Griano mau nggak kalo mama sama papa jodohin Ano sama anak teman mama?" tanya Kanaya hati-hati.
"Ano gak mau ma," tolak Griano.
"Kalo kamu gak mau, terpaksa papa akan cabut semua fasilitas kamu," Ucap Richardo tak main-main.
"Ano udah punya pacar pa," sahut Griano berusaha agar tidak emosi didepan orangtuanya.
"Pacar? Pacar kamu yang mana?" Kanaya terkekeh, pasalnya anaknya ini menpunyai banyak pacar diluar sana, jadi gak salah kan jika di tanya pacar Griano yang mana? bahkan Kanaya dan Richardo sudah mengetahui jika anaknya diberi julukan playboy oleh teman-temannya. Makanya Griano jadi cowok tuh jangan playboy!
KAMU SEDANG MEMBACA
griano
Teen FictionGriano Sagatha Xavieno, seorang ketua geng motor Blackhole. Yang tiba-tiba di jodohkan dengan seorang gadis yang pernah ia tolong semenjak dua tahun lalu. Gadis itu adalah, Keyniara Alzalia Xariena. Gadis cantik yang juga merupakan siswi pindahan di...