Kicauan burung terdengar nyaring bagi setiap orang yang mendengar nya. Terutama saat ini pagi hari dengan udara segar menghiasi suasana pagi hari. Terlalu banyak kegaduan yang terjadi di sekitaran tempat itu. Seperti saat ini berbondong - bondong orang untuk datang demi mendapat bantuan sekitar.
"Kapten..." panggil seseorang itu. Membuat sang kapten mengalihkan tatapannya.
"Wae.. apa ada suatu hal?" Tanya sang kapten.
"Aniyo hanya ingin menyampaikan jika semua sudah di evakuasi dan di tangani. Dari info yang saya dapat juga tidak ada satupun yang tersisa" ucapnya.
"Kau sudah memastikan?" Tanya nya lagi. Membuat sang anggota pun mengangguk tegas pada sang kapten. "Kalau begitu kembali lah" tambah sang kapten.
"Siap kapten kim saya akan" ucap tegas sang anggota dan berlalu meninggalkannya.
Setelah berlalu nya sang anggota kini seseorang kembali menghampirinya. Berdiri dalam hening dan sibuk dengan pikiran masing - masing. Hingga seseorang itu mencoba menghentikan keheningan itu.
"Bagaimana dengan kali ini?" Tanya nya.
"Menurutmu.. tidak lelah kah dan tidak kah kau bosan dengan pertanyaan mu?" Ucapnya.
"Aku ingin jawaban mu lisa-ya" tanya seseorang itu lagi.
"Apa jawaban yang kau mau? Ntahlah aku sedang bingung aku tidak tau apa yang harus ku katakan kali ini" ucap lisa. "Menurut mu aku harus apa bam-ah" tambahnya lagi.
Ya mereka adalah lisa dan bambam. Mereka bersahabat cukup lama di banding dengan sahabat mereka yang lain tentu mereka yang terlama, untuk itu bambam akan lebih banyak mengetahui tentang lisa.
"Sudah bertahun - tahun lama nya, kembali lah untuk saat ini lisayah" pinta bambam pada lisa.
"Aku tidak tau. Sudah lah aku tidak ingin membahas nya dulu" jawab lisa dan berlalu meninggalkan bambam yang terdiam menatap nya senduh.
Berbeda di tempat lain saat ini sepasang suami - istri ini justru saling menatap tajam. Dan tidak ada yang ingin mengalah, tidak tau apa yang menjadi penyebab nya.
"Tidak kah kau merindukannya? Atau bahkan memikirkannya?" Tanya son yejin pada hyunbin.
"Berapa kali ku katakan hentikan dan stop untuk membahasnya yejin-ah" tegas hyunbin.
"Harus berapa kali ku katakan jika semua yang terjadi hanya kesalah pahaman bin-ah" lirih yejin.
"Kau bilang salah paham? Bagaimana bisa ha..." tegas hyunbin pada yejin.
"Aku tidak ingin kau menyesal yeobo. Aku merindukan semua nya, semua seperti dulu hyunbin-ah" lirih nya dengan air mata yang menetes.
"Yejin-ah kau mengatakan itu karna kau tidak melihatnya saat itu. Tapi aku dengan jelas melihat nya" ucap hyunbin dengan marah nya.
"Aku tidak tau seperti apa yang kau lihat. Tapi dari pernyataan mu itu berhasil membuat semua putri ku juga mengambil keputusan seperti mu" lirih yejin dan keluar dari ruangan hyunbin dengan air mata yang mengalir membasahi pipi nya.
Sepergian son yejin meninggalkan ruangannya membuat hyunbin terdiam dan menatap sendu arah pintu yang tertutup. Mengepalkan tangannya hingga urat-urat tangan nya itu semakin terlihat jelas.
"Mianhae... " lirih hyunbin.
Di sebuah parkiran mobil kini irene sedang berdiri dan sibuk bertelephone dengan seseorang. Dimana dia adalah sang dongsaeng.
"Kau akan kembali yeri-ah?" Tanya nya. Dan ya adik nya adalah yeri yang saat ini ditugaskan sebagai dokter yang untuk para militer yang bertugas.
"Ndee aku akan kembali, aku merindukan mu uni. Dan tolong siapkan yang ku ingin seperti sebelumnya setiap aku pulang eoh" ucap nya di ujung sana yang membuat irene terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOMEN AND MEMORIES
Short StoryKisah 4 gadis yang berada di keluarga Kim. mereka sangat tersohor dan bagaiman kisah mereka.