Bab 3 | tidur dengannya ?

2K 77 7
                                    

"Saa, kangen."

Sasa terlonjak kaget ketika sepasang tangan melingkar erat di perut rampingnya.

"Astaga, lian. Aku kaget ih. Kamu pulang cepat hari ini?" Sasa memutar badannya, menatap suaminya yang sedari tadi masih memeluk dirinya dengan erat.

Lian mengangguk. "Iyaa, kangen kamu, makannya aku balik cepet."

Pernyataan lian membuatnya mendapatkan sebuah cubitan main- main di perutnya.

Lian meringis. "Aduh, kok di cubit saa."

"Tiap hari ketemu. Buka mata, aku yang diliat, mau bobo aku juga yang diliat. Masa iyaa kangen. Aku jadi curiga..."

"Curiga apa sih, sa. Aku beneran kangen." Tangn lian aktif mengusap pinggang sasa.

Sasa memicingkan matanya. "Kamu kangen aku atau kangen maen?!"

Lian terkekeh. "Kangen itu jugaa."

"Kann, ketebak banget sih."

"Hehehee, kamu yang terbaik." Lian menyengir sebelum memberi kecupan gemas di pipi istrinya.

Wajah sasa yang sempat merenggut itu berubah menunjukkan senyum maklum dan berkata pada suaminya.

"Haiss, mau banget emangnya?"

Lian mengangguk- angguk seraya menatap sasa memelas. "Iyaaa, mau sa."

Sasa menggeleng kecil, dasar lian. "Ya udah iyaa. Abis makan malem, ya."

Lian mengangguk semangat. CUP! CUP! CUP! Dia menghujani wajah sasa dengan banyak kecupan.

"Thankyou, sa. Sayangggg kamu!" Lian melepaskan pelukannya dan berjalan cepat menuju tangga meninggalkan area dapur.

Sasa hanya menggeleng melihat kelakuan suaminya dan melanjutkan acara memasaknya yang sempat tertunda karena ulah lian.

Tak sampai setengah jam, masakan sasa siap. Dia hanya melanjutkan sisa yang tadi sebelum lian datang. Sasa segera membawanya ke meja makan, menata semuanyaa dengan rapi.

Mata sasa melirik ke arah tangga kala menyadari lian turun dengan kaos tanpa lengan dan celana pendek sebatas paha. Sasa mengerjap pelan, tampan sekali suaminya itu, padahal hanya mengenakan pakaian rumahan. Pastas saja dijuluki Lian dijuluki the most wanted bujangan metropolitan di ibu kota.

"Saaa!"

"Iyaa. Sini."

Lian mendekat pada sasa, memeluk pinggang istrinya dari samping. "Cium dulu."

Sasa menurut, mencium pipi lian dengan cepat. Cup! "Dah, ayo makan."

Sasa mempersilahkan suaminya duduk di kursi di depannya dan mulai menyisihkan beberapa makanan untuk mereka berdua. Acara makan malam itu terjadi dengan begitu saja, sebelum lian membuka suara.

"Mami kangen sama kamu, sa." celetuk lian yang baru saja menyelesaikan makan malamnya.

"Mami? Kamu ketemu mami?" Sasa mengerutkan dahinya, tumben sekali mertua cantiknya tak langsung menghubungi nya.

"Engga. Tadi di kantor ketemu papi, papi yang bilang. Papi juga minta kita buat pulang. Tidur disana beberapa hari."

"Oalah, iyaa nanti kesana. Aku gimana kamu aja, aku mah free terus." Sasa menjawab dengan santai, mulutnya masih setia mengunyah makanan di piringnya yang tersisa sedikit lagi.

"Weekend aja, sa."

Sasa mengangguk. "Boleh. Nanti belanja dulu sebelum mampir."

Lian menegak airnya. "Masakan kamu enak banget, sukaa!" Seru lian dengan senyum lebar hingga matanya menyipit segaris membentuk bulan sabit.

Between Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang