09: fiony, marsha & flora

254 36 50
                                    

Freya mendengarkan dengan seksama semua cerita yang fiony ceritakan, semua alasan di balik kenapa ia memilih untuk bungkam padahal sudah tau kalau tindakan yang flora dan marsha lakukan akan sangat menyakiti freya.

"Alasan aku ga pernah ngasih tau kamu karena aku takut kamu mikir kalo aku hasut kamu untuk ceraiin mereka. Jadi aku ikuti arusnya sampe akhirnya kamu tau sendiri." Freya menyeritkan alisnya atas penjelasan fiony ini.

"Hasut? Aku selalu percaya kamu, aku bahkan ga pernah sedikitpun berpikir jelek tentang kamu." Ucap freya.

Fiony menghela napasnya.

"Dan alasan lain aku ikut campur dalam pernikahan ini karena aku tau endingnya flora bakalan ngelakuin ini, ngelakuin yang aku maksud disini itu bocorin rencana dia sendiri ke kamu dan dengan begitu kamu akan ceraiin marsha, sedangkan dia sendiri ga bakalan tanda tanganin surat itu." - fiony.

"Aku udah berpikir sampe sejauh itu, dan bener ajakan dugaan aku. Singkirin marsha dari sisi kamu segampang itu flora lakuin, tapi aku? Aku ga akan biarin kamu sama dia, dia licik aku bahkan bisa lebih licik dari dia." - fiony.

"Kamu inget aku yang awalnya gamau hamil? Itu aku cuma pura-pura doang, aslinya aku yang nyuruh papa untuk maksa kita berdua ikut program kehamilan ini." - fiony.

"karena kalo aku sendiri yang minta sama kamu terus marsha sama flora tau udah jelas rasa ga suka flora ke aku semakin numpuk, itu mangkannya aku minta tolong sama papa seolah-olah papa sepengen itu untuk punya cucu." - fiony.

"Jadi kamu jadiin anak kita sebagai bahan untuk pertahanin aku di sisi kamu gitu?" Freya sudah menatap fiony dengan serius.

Fiony menganggukkan kepalanya pelan.

"Kasarnya kaya begitu, aku ga akan pernah rela ada anak yang mirip sama kamu tapi bukan lahir dari aku." Fiony sudah menundukkan kepalanya.

Bahunya sudah naik turun yang menandakan kalau ia sudah terisak, freya membiarkan istrinya itu untuk melegakan isi hatinya lebih dulu.

Setelah hampir lima menit membiarkan fiony, freya mendekatkan duduknya ke fiony. Tangannya terangkat untuk mengelus punggung fiony.

"Kamu, flora, sama marsha kalian bertiga itu ga jahat. Aku yang jahat disini, seharusnya aku ga nunda-nunda untuk temuin kamu dan ajak kamu balikan." Freya sudah membawa tubuh fiony kedalam pelukan.

"Kalo aja aku cepet kalahin egoku untuk cepet maafin kamu, kita semua ga akan ada di situasi kaya begini." Ucapan freya ini semakin membuat fiony terisak.

Fiony semakin erat memeluk freya dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher freya, menggenggam erat ujung baju freya.

"Bahkan aku juga yang udah bikin flora jadi kaya begini, aku yang ga bisa adil sama kalian. Tapi aku ga mungkin maksa perasaanku sendiri, marsha sama flora bisa jauh lebih sakit kalo aku pura-pura cinta sama mereka." - freya.

Freya menghela napasnya yang terdengar sangat berat itu, ia memilih untuk tidak melanjutkan kembali ucapannya. Sudah cukup sampai disini saja drama ini.

Freya mencoba untuk meregangkan pelukan mereka, karena fiony benar-benar erat memeluknya.

"Jangan erat-erat peluk akunya, nanti anak kita kecepit, kasian merekanya." Ucapan freya ini berhasil membuat fiony melepaskan pelukannya di freya.

Masih dengan wajah berairnya, freya yang melihat itu tersenyum tipis. Tangannya tergerak untuk menghapus bercak air mata fiony.

Bahkan hidung fiony sampai memerah efek dari tangisnya tadi.

Freya mendekatkan wajahnya guna memberikan kecupan di kedua kelopak mata fiony.

"Jangan nangis lagi, kamu ga perlu jadiin anak kita sebagai alasan untuk pertahanin aku. Kamu ga perlu lakuin itu karena aku bakalan tetap ada di sisi kamu." Ucap freya yang sudah mengelus pipi fiony yang terlihat cukup chubby.

02. MNKH ; a sequel of pcrn [ frefio ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang