[12] Cinta Inginnya Balas Dendam

41 3 0
                                    


Huwaloh Semua...
Buat pembaca setia Qey yang mager nunggu, bab selanjutnya bisa kalian baca lebih cepat di Karyakarsa ya. Bebas hambatan iklan pokoknya. Cuman ya itu, 1 chapternya dibandrol antara 2000-2500.
Oh iya.. buat yg pengen hemat, bisa dukung pake jalur paket yak.

*

*

Hari pun berganti usai Cinta berhasil diboyong pulang oleh kedua orang tuanya. Anehnya, pada hari itu Adnan merasakan perasaan takut yang datang secara tiba-tiba. Ia merasa jika pulangnya Cinta akan mempersulit langkahnya dalam mengembangkan hubungan mereka.

Benar saja!

Ketika pada keesokkan hari saat ia hendak menjemput Cinta untuk berangkat bekerja bersama, kabar tentang resign-nya Cinta kembali menyeruak masuk ke dalam gendang telinganya.

"Tapi sebagai atasan Cinta, saya belum menyetujui permintaan resign tersebut, Om."

"Ya kamu kan tinggal bilang setuju aja, Nan."

Adnan dengan lembut mengembuskan napasnya.

"Bukan maksud saya untuk mempersulit pengunduran diri sepihak Cinta.." Adnan menekan kata 'sepihak,' meski dengan raut wajah yang terlihat begitu tenang.

Ia lalu menjelaskan jika pengunduran diri seorang pekerja normalnya melalui beberapa tahapan formal, termasuk adanya surat resmi yang ditujukan kepadanya selaku atasan Cinta atau melalui pihak HRD perusahaan.

".. dan yang terpenting, pengunduran diri Cinta baru bisa diproses jika saya selaku atasannya memberikan persetujuan."

"Cin, denger nggak kamu?!"

Kalimat tanya diudarakan dengan kerasnya oleh mulut ayah Cinta. Hal itu membuat Adnan mendongakkan kepalanya hingga menemukan sosok Cinta yang bersembunyi dibalik tembok penghubung rumahnya.

"Kok ribet banget?! Masuknya aja gampang kok!"

Adnan berdehem lalu berpura-pura membenahi kancing kemejanya.

"Memang begitu prosedur resminya, Cinta. Perusahaan membutuhkan data fisik pengunduran diri kamu, bukan hanya sekedar permintaan secara lisan saja," balas Adnan, setenang mungkin.

"Ayah kan udah bilang kalau nggak segampang itu, Cin. Tante Diah mungkin punya kuasa buat masukin kamu kesana, tapi setelah kamu berhasil join, nasib kamu kan tergantung ditangan atasan sama perusahaan."

"Iiih!! Ya udah! Cinta absen aja terus, biar dipecat dengan sendirinya!"

Adnan tertegun.

Cinta memang cerdik, tapi Adnan tak menyangka jika kecerdikan gadis itu juga bisa muncul disaat-saat seperti ini.

"Kamu nggak sayang sama salary dan posisi kamu?" tanya Adnan yang tetap berusaha keras agar bisa menggoyahkan niat resign Cinta.

"Nggak.. Aku kan bukan orang kismin! Kalau record ku jelek abis dipecat dari perusahaan Mas, aku bisa bantuin Ayah di showroom tuh." Lontar Cinta, percaya diri.

Sejak awal ayahnya juga sudah mewanti-wanti agar dirinya tidak menuruti hawa nafsu. Menjadi dekat dengan Adnan terlebih melalui hubungan kerja tidak akan mengubah perasaan pria itu dan Cinta kini sudah merasakannya sendiri. Ia jadi menyesal karena sudah nekat melakukan praktik coba-coba.

"Cinta.. Bunda bilang apa? Selesaiin masalah kamu secara dewasa. Bunda nggak pernah ngajarin kamu buat lepas tanggung jawab." Nirmala muncul dengan membawa dua cangkir kopi di atas baki.

Mas, Kawin Yuk?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang