Bagian 16

281 30 6
                                    

Hari mulai gelap. Ocha masih belum juga berhenti menangis, padahal tubuhnya sudah mulai gemetaran karena kedinginan. Reva yang saat itu sedang memeluknya bisa merasakan hal itu. Oleh karena itu Reva merasa sangat khawatir.

"Aduh bagaimana ini? Hujannya turun semakin deras saja. Kalau bos Ocha kelamaan hujanan seperti ini, nanti bos Ocha bisa sakit." batin Reva.

Karena tidak mau melihat Ocha sakit, Reva lalu mencoba untuk mengajak Ocha pulang.

"Bos, kita pulang yuk bos?" ucap Reva pelan.

Saat mendengar ucapan itu, Ocha dengan perlahan melepaskan pelukannya dan menatap wajah Reva dengan kedua matanya yang terus meneteskan air mata.

"Bos, tolong jangan terus menangis seperti ini." kata Reva sambil menghapus air mata yang mengalir di wajah Ocha dengan tangannya.

"Hati saya jadi ikut sedih bos, melihat bos terus saja menangis seperti ini." lanjut Reva dengan tatapan sedihnya.

Ocha yang merasa terharu mendengar perkataan itu, langsung meminta maaf kepada Reva.

"Maaf, maaf kalau saya sudah membuat kamu sedih." ucap Ocha dalam tangisnya.

"Jangan bicara seperti itu bos. Sebagai orang terdekat, sudah sewajarnya saya ikut merasakan apa yang bos rasakan saat ini. Jadi, bos tidak perlu meminta maaf untuk itu. Sekarang ayo kita pulang bos, nanti bos bisa sakit kalau kelamaan hujanan seperti ini." kata Reva sambil terus menghapus air mata yang mengalir di wajah Ocha.

Ocha yang saat itu merasa sangat terharu, tidak bisa berkata apa-apa ketika mendengar semua perkataan Reva itu. Dadanya masih terasa sesak hingga membuatnya sulit untuk bicara. Karena itu, saat Reva mengajaknya pulang. Ocha hanya membalas dengan anggukkan kepalanya.

Begitu melihat anggukan kepala itu, Reva langsung merangkul tubuh Ocha yang gemetaran itu dan perlahan menuntunnya menuju tempat mobilnya berada.

Beberapa menit kemudian, Reva dan Ocha kini sudah berada di dalam mobil. Reva yang merasa kasihan melihat Ocha kedinginan. Langsung melepas blazer yang dipakainya dan memakaikannya ke tubuhnya Ocha.

Seketika aksi Reva saat itu membuat Ocha terkejut.

"Apa yang kamu lakukan Reva?" ucap Ocha dengan wajah terkejutnya.

"Saya tidak akan melakukan apa-apa bos. Saya hanya ingin memakaikan blazer ini agar bos tidak kedinginan." kata Reva.

"Oh,..."

Ketika Reva ingin menyelimuti tubuh Ocha dengan blazernya itu. Tiba-tiba Ocha menghentikannya.

"Tidak usah Reva." ucapnya, sambil menahan tangan Reva saat itu.

Reva pun sedikit terkejut.

"Kenapa tidak bos?" tanya Reva.

"Kalau saya pakai blazer ini, nanti kamu bisa kedinginan juga." jawab Ocha dengan tatapan sayunya.

"Oh,.. jangan khawatirkan saya bos. Tubuh saya ini cukup kuat kok menahan dingin. Lebih baik, sekarang bos Ocha pakai saja blazer ini. Biar tubuh bos Ocha tidak kedinginan." kata Reva. Kembali menawarkan Ocha untuk memakai blazernya itu.

"Serius kamu tidak akan kedinginan, jika saya memakai blazer kamu ini?" tanya Ocha, khawatir.

"Iya, serius bos." jawab Reva dengan penuh keyakinan.

"Baiklah. Jika kamu memaksa, saya akan memakainya." ucap Ocha.

Reva pun tersenyum mendengar ucapan itu.

"Biar saya bantu bos." kata Reva. Langsung memakaikan blazernya itu ke tubuhnya Ocha. Hingga membuat Ocha sedikit deg-degan.

"Terimakasih Reva." ucap Ocha, malu-malu.

My Guardian AngelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang