[1] Kangen

588 38 8
                                    

Untuk kamu,
yang selama satu bulan ini tak nampak jiwa maupun raganya.

Kangen!

Satu kata yang nggak bisa aku jelaskan selebihnya. Cuman satu kata yang bisa deskripsiin keadaan aku saat ini; kangen.

Ingat bulan Agustus di tahun 2014? Itu adalah saat pertama kita jumpa dan saling mengenal. Tepatnya, saling memperkenalkan diri. Kebetulan saat itu kita sama-sama baru masuk SMA dan masuk kelas yang sama.

Satu persatu di antara kita berdiri ke depan; mengenalkan diri. Yang pertama aku sadar dari kamu adalah komplek rumahmu yang sama dengan komplek rumah sepupuku.

Aku kangen waktu aku menyadari kebaikan kamu; 25 Agustus 2014. Kita saling mengobrol, kamu juga sempat curhat dan bercerita. Satu hal; kamu catching eyes banget karena rambut kamu yang nggak dicukur habis. Siangnya juga kamu tolong aku. Kebaikan kamu.

Aku kangen; liat senyum kamu yang tampak ikhlas tulus dan dari hati. Sejujurnya aku baru ingat kalau aku merhatiin kamu ketika itu. Dan aku ingin liat senyum itu kembali terpampang dari wajahmu.

Aku kangen; bbm kamu tengah malam dan kemudian pagi harinya kamu curcol kalau malam itu banyak yang bbm kamu tengah malam dan nggak jadi. Cerita tentang kekesalan kamu sambil berjalan ke lapang untuk upacara.

Minta maaf dan ngajakkin kamu nonton juga. Dan kemudian kamu bilang kalau kamu pergi ke kota lain dan tampak menyesal.

Aku kangen; nungguin kamu datang telat dengan kaus abu, celana seragam SMA, jaket jeans, sepatu adidas, rambut berantakan dan jalan sempoyongan di hari ekskul dan tanda tangan absen kehadiran lalu pulang.

Aku kangen; diketawain kamu karena ngelakuin hal konyol. Ketawa kamu puas, lepas. Aku seneng bikin kamu ketawa bahagia kayak gitu. Terbahak-bahak. Lalu kamu lakukan hal konyol didepanku, dan melakukannya berulang kali.

Aku kangen; dipanggil nama lengkap sama kamu. Lalu berujung dengan namaku yang dipermainkan dan aku balas mengatakan kalau nama kamu ribet banget. Dan aku juga kangen dipanggil "mbak" sama kamu.

Aku kangen; duduk bareng sama kamu. Kamu gampang betah dan kamu seringkali dengan sengaja pindah dari satu tempat ke sampingku, atau kadang di depanku. Dan kemudian kamu nggak mau beranjak.

Aku kangen; ngobrol ngalor-ngidul ketika upacara sampai dimarahin guru bahasa ekonomi kelas sebelas yang galak banget. Lalu dapet cubit di lengan sampai biru. Dan abis itu ketawa lagi.

Aku kangen; dihibur kamu sampai aku ketawa ketika aku nangis sesenggukan dan nggak bisa berhenti. Kamu tahu nggak alasan aku menangis? Malamnya aku mimpiin kamu punya pacar sih.

Aku kangen; dikasih tau kalau kamu ada acara komunitas dan acara ini itu sama teman-teman kamu ketika kita bakalan ada acara kelas or something like that. Kamu kasih tau aku dan ngeliatin bukti di hp kamu soal acara itu.

Aku kangen; disuruh tenang sama kamu. Ketika aku lagi resah dan nggak tahu apa yang harus aku lakuin. Dan sehabis ngasih ketenangan, kamu ejek aku, dan kita ribut. Aku lempar barang-barangku ke arah badan kamu dan kamu nggak akan pernah mau ngembaliin barang aku sampai aku ambil sendiri.

Aku kangen; dikasih tau hal-hal tentang kamu. Kayak, bagian tubuh kamu yang kamu suka, rokok favorit kamu, genre musik yang kamu suka, dan sederet hal lainnya.

Aku kangen; nyanyi bareng lagu yang hanya kita tahu. Lagu-lagu tahun 60an yang suka kamu mainkan di speaker kelas dan berujung hanya aku dan kamu yang menikmati lagunya karena murid kelas kita lainnya nggak tahu lagu itu.

Aku kangen; ngebahas soal awal mula musik rock juga band-band rock jadul. Baik di indo maupun di negara barat. Dan janji kamu, "Besok aku bawa buku band-nya deh."

Aku kangen; ngeliat kamu mainin barang-barang aku. Rompi, stick drum, gitar, ukulele, handphone, tempat pensil, buku catatan dan sebagian lainnya.

Aku kangen; ditanyain hal-hal nggak penting maupun hal yang penting sama kamu. Dari mulai pertanyaan sepele kayak "Apaan itu?" Sampai pertanyaan yang agak penting tentang materi pelajaran.

Intinya satu; aku kangen kamu. Kangen like kangen banget. Satu bulan nggak ketemu aku merasa tersiksa. Rasanya pengen dateng ke rumah kamu, menerobos masuk kamar kamu dan berteriak, "AKHIRNYA KITA KETEMU!"

Nggak cuma kangen jiwa serta raga kamu, aku juga kangen setiap memori kecil yang pernah kita lakuin bersama. Dari mulai hal yang penting maupun nggak. Aku kangen kamu.

Dan aku sadar, ketika rasa rindu semakin membesar, jiwaku serasa dikekang.

LettersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang