Hai, tuan kelinci.
Aku tidak tahu apa yang ingin aku tulis di sini, aku hanya merasa sepertinya aku punya hal yang harus aku katakan padamu. Aku merasa caraku menghindarimu selama ini tidak benar. Aku merasa perlu menjelaskan masalahku padamu.
Sudah hampir empat tahun kita bersahabat, bukan? Aku ingat ketika pertama kali kamu mendekatiku hingga akhirnya memberikan label pada hubungan kita, lalu menganggapku sebagai adik kecilmu. Kenangan itu seakan berputar di pikiranku bagaikan sebuah film.
Kalau dulu, aku pasti akan menangis jika mengingat itu semua. Tapi aku yang sekarang, hanya akan tersenyum mengingatnya.
Ah, kamu pasti heran kenapa aku harus menangis kan? Aku menangis karena nyatanya, selama empat tahun kita bersahabat, tak pernah sedikitpun perasaanku berubah padamu. Aku selalu mencintaimu.
Ha, sekarang kamu pasti kaget dengan pernyataan cintaku kan? Tenang, aku mengungkapkan itu bukan untuk meminta jawabanmu. Aku hanya merasa aku perlu mengatakannya, sehingga aku bisa berpindah dengan hati yang lebih tenang.
Kamu tidak perlu merasa tidak enak sekarang, karena aku sudah melupakan semuanya. Aku tahu apa yang sedang kamu pikirkan sekarang, kamu memikirkan semua ceritamu yang kamu bagian padaku tentang dia kan?
Ya, aku memang dulu sangat sakit tiap kamu menceritakan tentangnya. Aku selalu menangis sehabis kamu bercerita tentangnya. Tapi tak apa, sekarang semua sudah berakhir.
Dengan surat ini, aku harap kamu mengerti kenapa belakangan ini aku menghindarimu. Alasanku satu-satunya membuat surat ini hanya agar kamu mengerti alasanku memilih pergi ketimbang bertahan di sampingmu.
Aku hanya ingin kamu paham dan melepasku, karena dengan begitu aku akan lebih mudah pergi. Ah aku menulis surat ini juga untuk mengatakan sesuatu hal yang penting lainnya. Tidak penting mungkin bagimu, tapi bacalah.
Kamu seorang laki-laki yang punya daya tarik tersendiri, kamu seorang laki-laki yang akan dengan mudah membuat seorang perempuan menyukaimu. Aku tahu. Tapi berhentilah melakukan itu jika kamu tidak benar-benar tertarik dengan perempuan itu.
Berhentilah memberikan harapan palsu pada perempuan, berhentilah bersikap seperti player, berhentilah memainkan perasaan perempuan, berhentilah bersikap cuek atas perasaan perempuan yang timbul karena dirimu. Berhentilah membuat air mata perempuan mengalir karenamu.
Mungkin aku juga salah satu korbanmu. Tapi aku sedikit beruntung, karena akhirnya bisa kamu anggap sebagai sahabat. Beruntung? Keberuntungan apa yang membuatku harus menangis tiap hari hanya karena dirimu? Ha.Ha.Ha.
Kurasa itu saja yang bisa aku katakan padamu, kuharap kamu mengerti bahwa semua yang aku inginkan darimu adalah yang terbaik untukmu sendiri. Aku harap kamu baik-baik saja. Aku harap kamu menemukan perempuan yang bisa membuatmu berpikir bahwa dia perempuan satu-satunya di dunia.
Aku harap kamu selalu bahagia, dengan atau tanpa aku.
Salam,
Seseorang yang kamu tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Letters
Teen FictionUntuk kamu yang disana, dari kami yang tak bisa nyatakan rasa.