[14] Berhenti

166 16 4
                                    

Untuk kamu,
yang pernah singgah di hati.

Hai kamu yang disana, sudah sebulan kita tak bertemu, apa kabarmu? Ahahaha oh iya, aku tau kamu akan baik-baik saja, ada aku ataupun tanpa aku. Dan aku tau kamu tak akan pernah memikirkanku seperti aku yang selalu mengingatmu.

Sampai saat ini aku masih bingung, kenapa dari sekian banyak cowok di dunia ini cuma kamu yang aku lihat?

Dari sekian orang banyak, kenapa aku hanya melihat kamu diantara keramaian? Seakan titik fokusku hanya mengarah kepada kamu.

Aku bingung.

Kenapa kamu?

Kenapa tidak yang lain, yang mempunyai rasa sama sepertiku.

Boleh tidak aku berandai-andai?

Coba saja aku masih dekat dengamu, sedekat nomor absen kita.

Coba saja aku tak pemalu dan menganggap semua biasa saja.

Coba saja aku tidak mengirimkan surat no name bodoh itu, yang membuat segalanya berubah.

Penyesalan memang datang terlambat.

Aku terlalu takut jika kamu tau, tentang perasaanku yang sebenarnya.

Aku takut kamu tau, tentang aku yang selalu melihatmu diam-diam. Aku yang selalu mendadak terdiam ketika kamu memanggil namaku. Aku yang akan salah tingkah ketika kamu tertawa sambil melihatku. Dan aku yang tersenyum melihatmu tersenyum walaupun alasannya bukan karenaku.

Aku takut dengan reaksimu, dan kamu akan menjauh.

Tetapi aku salah, kamu tak menjauh dariku. Kamu malah mendekatiku, dan membuatku terbang dengan bebasnya.

Ketika aku tau faktanya kamu masih stuck di dia, kamu membuatku jatuh tersungkur dengan sakitnya, dan dengan perasaan yang hancur aku menjauhi dirimu.

Aku merasa telah di permainkan.

Aku masih merasakan takut. Takut akan disakiti orang yang aku sayangi, untuk kesekian kalinya. Makanya aku terkadang takut dengan perasaan jatuh cinta.

Ketika aku menyesal dan memilih untuk terus memiliki perasaan ini, aku baru sadar kalau aku dan kamu sama, terlalu sama dan itu tak akan berjalan dengan baik.

Karena dua kutub magnet yang sama tak akan saling tarik menarik.

Aku sadar, aku dan kamu tidak akan pernah menjadi kita.

Aku sadar, aku dan kamu tidak akan bisa bersama.

Dan aku sadar, memperjuangkan seseorang yang sama sekali tak menganggapmu apa apa akan sia-sia saja.

Maka dari itu aku memutuskan untuk berhenti, berhenti memperjuangkan rasa yang semakin membesar ini dan berjalan pergi darimu.

Kalau kamu menyesal aku telah pergi, jangan bilang padaku.

Aku lelah.

Dari aku,
yang telah menyerah memperjuangkan rasa ini.

LettersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang