cerita kelima : persiapan

29 3 0
                                    

Haechan menghampiri semuanya dengan merangkul bahu Mark yang berdiri disamping pintu. Wajah riangnya tidak berubah dengan setelan celana dan kaos hitam yang merupakan ciri khasnya.

"Oi!!" Sapaan itu tidak dibalas oleh yang lainnya. Tanpa Haechan duga wajah mereka sangat serius dengan alis yang berkerut kaku.

"Pada kenapa sih?" Tanya Haechan sambil menghampiri mereka.

"Gue sama lo ditugasin di dua unit" ujar Mark.

"Maksudnya gimana?"

"Ini. Lo sama gue bakalan megang dua kelompok. Leadernya sih bukan gue cuma mereka itu satu tahun diatas kita. Anak tingkat dua" ujar Mark lagi menjelaskan lebih rinci.

"Sebenernya kita semua ngga sedih buat kamu tapi Mark. Dia malah ditugasin di beberapa unit karena dia berasal dari luar negara" ucap Renjun yang sedikit membuat Haechan kesal. Bibir Haechan yang tadinya tersenyum jadi kaku sesaat.

"Dan gue bakalan lebih sering dimarahin sama lo" tambah Mark sambil menunjuk Renjun.

"Bener banget. Diantara kita semua kan lo yang paling keibuan" ucap Jeno.

"Eh! Maksudnya apa? Aku begitu ya karena Mark leader dan kamu visual. Kamu! Kamu! Kamu! Visual" bantah Renjun sambil menunjuk Jeno, Jaemin, dan Mark.

"Aku juga visual" ucap Jisung tiba-tiba.

"Aku juga" tambah Haechan.

"Kamu itu visual bocil. Kamu itu main vokal sama aku sama Chenle!! Jangan lupaa!!" Ucap Renjun yang sudah menipis kesabarannya. Chenle hanya mendapat bagian tertawa saja.

"Kalo kayak gini jadwal latihan harus diubah lagi dong nyesuaiin jadwal Mark" ucap Renjun lagi.

"Ngga perlu. Kayak biasanya aja" sanggah Mark dengan mengayunkan tangan sambil menggeleng pada semuanya.

"Lo yakin? Gue sih setuju aja" jawab Haechan yang memastikan sekaligus khawatir namun tidak tampak.

"Iya. Kalo nyesuaiin lagi bakalan susah. Target kita banyak"

"Apa kampus selalu kayak gini?" Tanya Haechan sambil membuka ponsel dan mencari berita tentang universitasnya saat ini.

"Lo masih baru. Ntar bakalan lebih banyak kejutan lagi" jawab Jeno dengan senyuman misteriusnya.

"Aigooo aigoooo" tambah Jaemin sambil memijat pangkal hidungnya.

Mulailah mereka berlatih dari vokal, dance, penampilan, sampai stamina dan segala hal kecil harus diperhatikan. Mereka bertujuh menyingkirkan semua hal lain apapun itu. Bagi mereka penampilan kali ini sangat penting lebih dari apapun. Karena kalau mereka gagal, tidak akan ada tahap penilaian selanjutnya yang artinya mereka harus menunggu satu tahun lagi untuk lulus.

Mereka hanya diberikan jeda selama setengah jam untuk mengatur nafas dan minum. Sungguh perjuangan yang tiada habisnya.

Ketika hari mulai gelap semuanya hampir selesai kecuali Mark dan Haechan yang masih harus berlatih di unit selanjutnya.

"Kalian gapapa?" Tanya Renjun yang khawatir bertanya pada Mark yang sedang mengatur nafas.

"Iya gapapa" jawab Mark sambil tersenyum. Sedangkan Haechan tidak menjawab karena sedang serius memperhatikan video dance yang baru saja dilakukan.

"Pada pulang sana. Besok jangan pada telat!" Pesan Mark ketika melihat semuanya sedang bersiap.

"Yang sering telat tuh samping lo situ" seru Chenle sambil memakai topinya.

"Berangkatlah sepelan mungkin. Pulanglah secepat mungkin!" Balas Haechan yang tidak terima.

"Kalau begitu jangan mengambil posisi penting di grub. Ngga enak kalo nunggu yang datengnya telat tau!" Timpa Chenle dengan tangan dan kepala yang ikut berbicara.

DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang