Indra sekarang tinggal bersama kakaknya di Jakarta setelah bertahun-tahun ia tinggal di Jambi. Ia dan kakaknya yang bernama Indah kini tinggal bersama di sebuah rumah yang disewakan untuk mereka oleh orang tua mereka berdua. Indra akhirnya pindah ke Jakarta karena kebutuhan pendidikannya, ia berkuliah di Jakarta mengikuti jejak kakak kandungnya. Bila Indah mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Indra mengambil jurusan Seni Rupa. mereka sudah tinggal bersama sejak kepindahan Indra beberapa waktu yang lalu. Hidup mereka berjalan dengan lancar dan baik tanpa kendala sehingga tak membuat orang tua mereka khawatir.
"Kak...?" panggil Indra ketika memasuki rumah yang ia sewa berdua dengan kakaknya tersebut.
Rumah yang cukup mewah di sebuah cluster tersebut terlihat bersih dan rapi karena setiap pagi ketika Indra dan Indah pergi dari rumah, akan ada ART yang datang untuk membersihkan dan pulang di siang harinya. Semua fasilitas yang diberikan orang tua mereka sangat memudahkan hidup mereka berdua di perantauan.
"Oh belom pulang ya..." pikir Indra, ia pun menyalakan pendingin ruangan sambil merebahkan tubuhnya di atas sofa.
Ia sengaja bersantai di ruang tamu setelah meletakan tas di kamar dan menyalakan pendingin ruangan kamarnya, ia menunggu kamarnya dingin sambil bersantai di ruang tamu. Indra mengeluarkan handphonenya dan menonton video dari aplikasi video pendek sambil duduk bersandar di sofa dengan malas. perkuliahannya yang cepat membuatnya sudah di rumah pada siang hari, membuatnya yang terbiasa pulang di sore hari menjadi bingung harus melakukan apa.
"Loooh... kamu udah pulang?" tanya Indah pada Indra saat gadis itu memasuki rumah.
Ia sudah bisa menyadari kepulangan Indra karena pintu yang tak terkunci, apalagi ketika ia masuk ke dalam rumah ia bisa merasakan hawa dingin dari ac yang dinyalakan. Indah yang baru saja pulang dari sekolah tempatnya mengajar pun langsung menghampiri Indra yang tengah malas-malasan di atas sofa.
"Kamu nyalain ac kamarku gak?" tanya Indah pada Indra.
"Astaga... lupa kak!" jawab Indra dengan wajah yang sedikit panik.
"Ck... elah kamu mah Ndra... panas kan kamar kakak!" balas Indah sedikit kesal, ia dan Indra padahal sudah melakukan perjanjian.
Mereka telah membuat perjanjian berdua, bila salah satu dari mereka pulang lebih dahulu maka harus menyalakan pendingin ruangan kamar keduanya agar ketika salah satu dari mereka pulang nantinya sudah tak perlu menunggu ac mendinginkan kamar.
"Yaudah lah...!" Indah pun meninggalkan Indra dengan kesal, ia menuju kamarnya untuk beristirahat dan berganti pakaian.
"Pesen makan, aku gak mau tau..." ujar Indah lagi sambil menutup pintu kamarnya sedikit keras.
Gadis itu pun menuju kamarnya untuk berganti pakaian seperti yang ia katakan. Indah menutup pintu kamarnya agar pendingin ruangan cepat mendinginkan kamarnya, kemudian Indah mencari pakaian ganti di dalam lemari pakaiannya yang berwarna pink. Indah mengambil sebuah kaos longgar dan celana pendek, ia meletakkan pakaiannya di atas kasur lalu mulai melucuti seragam mengajarnya.
Ia membuka satu persatu kancing seragamnya, lalu juga membuka bra yang ia kenakan. Lalu Indah memakai kaos polos longgar untuk melapisi tubuh bagian atasnya. Kemudian ia melepaskan kait rok bahannya, menurunkan resletingnya dan setelahnya melepas rok tersebut yang langsung lolos ke lantai. Dengan hanya berbalut celana dalam, ia mengambil celana pendek dan langsung memakainya. Celana pendek yang hanya menutupi sedikit bagian pahanya itu terlihat begitu seksi dipadukan dengan kaos longgarnya. Indah membaringkan tubuhnya di atas kasur dan mengambil handphonenya. Rasa lelah setelah mengajar seharian dengan murid-murid yang nakal membuatnya malas dan ingin berbaring di kamar, padahal sebelumnya ia berniat bergabung bersama Indra di ruang tamu.
Tok tok tok
"Kak, ini makanannya" ucap Indra di depan kamar Indah.
"Masuk aja" balas Indah dari dalam.
Pintu terbuka, Indah berdiri di depan pintu kamarnya dengan berkacak pinggang karena kesal dengan Indra yang tak kunjung masuk dan menunggu ia membukakan pintu. Tubuh Indah yang lebih pendek dari Indra membuat Indra menunduk melihat kepada kakaknya. Indra terkejut bukan main, ia dapat melihat langsung isi dari dalam kaos yang Indah kenakan dari sela-sela lehernya. Indra terbelalak tak percaya karena ia dapat melihat payudara Indah dan putingnya, Indra menelan ludahnya dengan sulit karena tak pernah mendapati kakaknya memakai pakaian seperti ini bahkan di rumah sekalipun.
Memang Indah sering kali bergaya seksi maupun memakai pakaian mini size pada ketika berpergian, tetapi tidak sampai yang seperti ini. Indra menelan ludah dan langsung mengangkat kepalanya melihat ke arah wajah Indah, gadis itu menatap Indra dengan wajah bingung dan langsung menarik tangan pria itu masuk untuk makan di dalam.
"Di dalem aja" Ujar Indah sambil menarik pria itu masuk.
Indra duduk di atas bean bag pink yang berada di samping kasur, Indah duduk di atas karpet dengan bersila di depan Indra. Indah membuka makanan yang Indra bawa, ia menyiapkan makanan itu untuk mereka berdua. Sedangkan di sisi lain, Indra tengah menelan ludah dan mengatur nafasnya untuk meredakan ereksi yang mulai timbul. Setiap gerakan Indah begitu berbahaya, payudaranya bergoyang-goyang di balik kaos yang ia kenakan karena tak ada yang menyangga bongkahan tersebut. Terkadang putingnya tercetak bila kaosnya tak sengaja tertarik, membuat Indra membayangkan bentuk dari payudara bulat itu secara langsung. Indra tak mungkin bisa menahan birahinya dengan segala pemandangan yang Indah berikan, apalagi payudara bulatnya dapat terlihat dari lubang ketiak kaos Indah yang longgar, setiap gerakan gadis itu membuat Indra menelan ludah. Ia tak pernah bernafsu pada kakaknya sendiri, namun kali ini "kejantanan"nya tengah dipermainkan oleh Indah.
"Enak ini, pesen di mana?" Ucap Indah sambil melahap ayam yang Indra beli.
"Iya enak, enak banget." Balas Indra yang makan dengan tidak fokus.
"Pulen ya" ujar Indah kembali dengan mata yang melirik ke arah Indra, pria itu sesekali mencuri pandang ke arah payudara Indah meski ia berusaha membuang jauh-jauh pikiran liarnya.
"Pulen!" balas Indra yang menjadi berpikir kemana-mana.
"Empuk ya?" Tanya Indah pada Indra sambil melahap daging ayam pada rice bowl yang ia makan.
"Iya kak empuk banget... kalau dipegang pasti empuk banget" Indah terkekeh mendengar jawaban Indra yang mulai ngelantur.
Indra salah tingkah akibat kata-kata Indah, Indah hanya terkekeh geli dan melanjutkan makannya. Mereka makan dengan lahap sambil bertukar cerita seputar kehidupan mereka. Kekesalan Indah pada Indra sudah memudar dan justru perasaan lain yang timbul pada dirinya. Ia tau kemana mata Indra dari tadi menatap, ia juga tau apa yang tengah menjadi keresahan pikiran Indra. Ia tak sengaja memancing, namun ia senang mendapatkan ikan.
"Enaaaak! Lain kali kalau pesen makan, di sini lagi gapapa Ndra" ujar indah sambil menyandarkan tubuhnya pada sisi kasur.
"Eeh... iya iya..." Indra menjawab dengan cepat karena ia terbelalak melihat Indah yang meregangkan kedua tangannya, membuat payudaranya tercetak pada kaos dan juga mengekspos perut rata dan indah milik gadis tersebut.
Baca cerita lengkapnya di sini ya! :
https://trakteer.id/XixixiLovers
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot!
FanfictionCerita lengkapnya ada di sini https://trakteer.id/XixixiLovers