Pian membuka pagar kost dan masuk dengan perlahan, ia nampak celingukan bingung. Tas di punggung, wajah yang terlihat lelah, serta tubuh yang lengket karena seharian berkegiatan terlihat sekali di wajah Pian. Tetapi, Pian bukannya langsung masuk ke dalam kost namun masih berdiri mematung di depan pagar.
"Dek, sini" ucap seseorang dari lantai atas, Pian dapat melihat sosok mungil kakaknya itu.Pian saat ini pulang ke rumah kakaknya, Flora. Pian sendiri tak berani pulang ke rumah karena sudah terlalu larut malam, ditambah dengan kost kakaknya yang dekat membuat Pian memutuskan untuk pulang ke kost kakaknya. Pian menaiki tangga menuju lantai dua, menghampiri kakaknya yang menunggu di luar kamar kost. Flora langsung mengajak adiknya masuk ke dalam kamar kost karena suasana di luar kamar yang sudah gelap dan sepi.
"Kak, izinin Ibu ya?" pinta Pian, Flora mengangguk mengerti pada adiknya itu sambil terkekeh.
"Makanya jangan pulang kemalaman dek, bingung kan jadinya? Hahaha" ledek Flora pada Pian, pria itu terlihat malu-malu pada kakaknya itu.
"Ya aku kan ada project kak... aku kira bakal nginep lagi di sana tapi ternyata tengah malam gini udah boleh bubar dan gak ada yang nginep" jelas Pian pada Flora, gadis yang sekarang duduk di atas kasur itu tertawa.
"Kasian banget jadi luntang-lantung hahaha" ledek Flora lagi membuat Pian ikut tertawa.
Pian melepas tasnya dan meletakkan tas tersebut di pinggir meja. Lalu melepas jaketnya juga dan menggantung di balik pintu. Ini memang bukan kali pertama Pian main ke kamar kost Flora, tetapi ini pertama kalinya ia menginap.
"Mandi!" ujar Flora dengan nada keras ke arah Pian, pria itu langsung terkekeh dan menuju kamar mandi sesuai kata-kata Flora.
Pian memasuki kamar mandi, melepas seluruh pakaiannya di dalam kamar mandi Flora yang sangat girly sekali. Pian mulai membasuh tubuhnya dengan air dari shower, rasanya begitu segar meluruhkan seluruh peluh dan lelah di tubuh. Pian mulai mengambil sabun dan menyabuni seluruh tubuhnya, lalu memakai shampoo di kepala. Rasanya nikmat sekali, segar dan harum. Tubuh Pian kini bau harum bunga karena memakai produk-produk mandi milik Flora.
"Pian... handuknya yang abu-abu ya, yang putih udah aku pakai soalnya!" teriak Flora dari luar, Pian tak membalas tetapi dia yakin kalau Flora tau dia sudah mendengar.
Pian membasuh kembali tubuhnya dengan air yang memancur dari shower, busa-busa yang ada di tubuh meluruhkan debu dan kotoran yang melekat pada tubuh Pian seharian. Setelah tubuhnya telah terasa bersih dan segar, Pian baru merasakan dingin yang menusuk kulit dari udara malam dan ac kamar Flora. Ia segera buru-buru menyelesaikan mandinya dan mengambil anduk yang tergantung di tembok. Mata Pian membelalak saat mendapati sesuatu di samping handuk tersebut, bra berwarna coklat milik Flora yang bulatannya cukup besar hingga Pian menelan ludah. Gejolak darah remajanya berdesir hingga pria itu kembali jelalatan melihat ke sekeliling kamar mandi. Tetapi ia tak menemukan apapun yang ia pikirkan, membuat gejolaknya sedikit mereda dan ia melanjutkan untuk mengeringkan tubuhnya menggunakan handuk.
"Eh iya, aku lupa bawa kaos dan celana kak..." ucapnya dari dalam, tak pernah terpikir kalau ia harus menginap di kamar Flora seperti ini.
"Yaudah tunggu, aku ambilin baju" balas Flora dari luar, Pian menunggu tanpa busana di depan pintu.
"Ini dek, aku taruh di samping pintu ya" beberapa saat setelahnya, Flora berteriak dari luar.
Pian pun membuka pintu sedikit dan hanya mengeluarkan tangannya dari dalam kamar mandi, tetapi ia tak menemukan kaos dan celana pendek yang Flora katakan tadi. Ia mengeluarkan kepalanya untuk melihat dimana letak kaos tersebut, sampai ia menyadari kalau kaos tersebut berada di atas meja kecil dekat kamar mandi. Pian mengambil pakaian tersebut dan memakainya.
"Udah kak" ucap Pian, keluar dari kamar mandi dan menghampiri Flora.
Flora tak membalas, ia masih berbaring sambil bermain handphone. Pian duduk di lantai beralas karpet kecil dan mengambil tasnya, ia berniat untuk tidur di lantai dengan menggunakan tasnya sebagai bantal.
"Ngapain? Tidur sini" ucap Flora pada Pian, pria itu terkejut namun segera menuruti kakaknya.
Flora tidur di dekat tembok sedangkan aku di sisi yang terbuka. Kami berdua tidur dalam satu kasur yang seharusnya buat satu orang, tetapi Flora tak tega kalau adiknya itu harus tidur di lantai.
"Baju siapa ini kak?" tanya Pian pada Flora karena ia bingung Flora memiliki baju pria.
"Punya temen gw, ketinggalan" balas Flora singkat.
"Oooh..."
Pian sebenarnya sudah tak tenang, pasalnya Flora tidur hanya menggunakan tanktop hitam dan celana pendek yang lebih mirip seperti celana dalam saja, sangat pendek. Ia dapat merasa "adik"nya bangun di dalam celananya. Tetapi, ia sudah terlalu lelah sehingga gejolak pada jiwa mudanya itu kalah oleh rasa lelah karena event yang seharian menguras energinya. Ia pun terlelap tanpa sadar.
"Mmmm..."
Flora berusaha tertidur sejak Pian juga tidur karena lelah, ia sengaja mengecilkan volume suara HPnya agar adiknya tersebut bisa tidur dengan nyenyak. Pian tidur dengan pulas, membuat Flora tersenyum melihat adiknya yang sepertinya benar-benar bekerja keras seharian ini. Ia mencoba memejamkan matanya untuk tidur, tetapi ada hal yang mengganggunya sejak Pian tertidur. Ia tau kebiasaan adiknya, tetapi ia lupa kalau tak ada guling di kamarnya. Pian sudah memeluk Flora sejak ia tidur, tangannya mengalung pada perut Flora dan kepalanya menempel di pundak gadis itu. Bukannya Flora risih dipeluk adiknya, namun karena sama-sama sudah beranjak dewasa sehingga Flora merasa serba salah saat ini. Apalagi, penis Pian yang setengah mengeras dalam tidurnya membuat Flora merasa aneh karena ada yang menusuk pahanya sejak Pian tertidur.
"Kenapa dia ngaceng..." pikir Flora yang tidurnya terganggu.
Flora masih terdiam. Matanya terpejam berusaha tidur. Ia memutar tubuhnya menjadi memunggungi Pian, namun itu salah karena sekarang penis Pian menusuk ke arah bongkah pantatnya. Pelukan adiknya masih melekat, melingkar di perutnya yang rata. Bukannya risih, justru Flora semakin nyaman dengan kedua tangan Pian yang mengalung di sana. Ia merasakan sensasi yang aneh, membiarkan Pian tetap memeluknya dalam posisi seperti ini.
"Ngghh..." Flora sedikit mengerang, hal yang dilakukan Pian semakin membuat dirinya gusar.
Tangan Pian memegang dada Flora yang bulat, meski pria itu benar-benar tertidur pulas. Flora tak bergerak, ia semakin merasakan sensasi yang aneh menjalar tubuhnya bagaikan disengat listrik. Birahinya perlahan mulai terpantik.
"Mmpphhh..." Flora kembali mengerang, nafas Pian yang menghembus ke tengkuknya membuat dirinya merasa terpancing.
Pian sedikit tersadar dari tidurnya kala ia merasa pergerakan gusar Flora yang juga mengeluarkan sebuah erangan. Meski ia sudah pulas tetapi Pian yang mudah dibanguni itu merasa kalau tidur Flora tidak tenang dan ia menjadi setengah sadar. Pian masih terpejam, tapi ia menyadari kalau tangannya berada pada payudara Flora serta penisnya menyentuh bokong Flora yang kenyal. Pian berusaha tidur kembali, tetapi Flora yang diam membuat pria itu salah tingkah.
Baca cerita lengkapnya di sini ya! :
https://trakteer.id/XixixiLovers
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot!
FanfictionCerita lengkapnya ada di sini https://trakteer.id/XixixiLovers