Shasa, seorang member Idol group Jakarta yg tinggal sendiri di kostnya, ia adalah gadis rantau yg datang dari Medan. Tinggal seorang diri membuat Shasa merasakan kebebasan namun juga kesendirian. Meski merasa sendirian namun Shasa tidak pernah mengajak member lain untuk berbagi kamar dengannya karena ia memiliki kebiasaan yg ia rahasiakan. Shasa membawa kebiasaan ini dari kampung halamannya di Medan karena masa lalunya yang cukup nakal di kota yang memang terkenal keras tersebut.
Shasa adalah seorang member dari generasi baru di group idola Jakarta tersebut. Meski masih generasi baru dan member pelatihan, namun Shasa sudah bekerja begitu keras untuk berlatih dan berusaha untuk mencapai ketenaran yang ia inginkan. Tetapi di sisi lain, Shasa yang juga sudah berumur dewasa memiliki hal-hal yang mungkin tak dimengerti member segenerasinya, sehingga ia menyimpan rapat dari teman-temannya.
"capek..." Shasa menjatuhkan tubuhnya di atas sofa, ia tampak begitu lelah karena baru pulang latihan dance di idol group tempatnya bekerja, latihan untuk pertunjukan di kemudian hari.
Ia sudah merasa lelah dan lapar, tetapi ada gejolak yang aneh yang mulai terasa pada dirinya ia menduga akan datang.
"Sekalian pesan makan aja deh"
Shasa mengambil hp miliknya dan membuka aplikasi ojek online untuk memesan makanan. Ia mencari restoran yg masih buka pukul 12 malam ini, Shasa tidak ingin makan fast food 24 jam karena tidak mengenyangkan. Setelah memesan, Shasa meletakan kembali hpnya di meja dan menonton tv untuk menghabiskan waktu menunggu pesanannya datang.
"Nghhhh..." Shasa mendesah, ia merasakan gatal di area selangkangannya yang tiba tiba datang.
Mungkin ini terdengar aneh dan tak masuk akal, namun ini adalah sesuatu hal yg sudah biasa baginya. Shasa dapat tiba-tiba terangsang tanpa alasan jelas. Dirinya seorang hyper. Apalagi setelah ia melihat sensei-sensei yang memiliki tubuh kekar berotot dan bermandikan keringat, meski ia tau kalau mereka agak belok tetapi tetap saja tubuh kekar dan berotot mampu membakar birahinya.
Awalnya, Shasa baru mengetahui fakta ini saat dirinya memiliki pacar pertamanya di Medan, pria beruntung yg dapat menikmati tubuhnya untuk pertama kali dan mengambil kesucian saat masih menginjak masa SMA. Pacaran cukup serius sampai Shasa memberikan mahkotanya pada pria tersebut, namun naas harus kandas karena sifat hyper Shasa yang tak terbendung hingga gadis itu memiliki pacar lain untuk memuaskan birahinya.
Shasa membuka kaos yg ia kenakan untuk latihan tadi, juga bra putih tanpa busa yg menutupi payudara bulatnya. Tangannya menurunkan celananya sendiri, melemparnya sembarang dan selanjutnya melakukan hal yg sama pada celana dalamnya. Kini tubuh gadis bersuku Batak itu berbaring di sofa tak terbalut apapun, sebuah pemandangan yg sangat tidak cocok dengan imagenya di atas panggung.
"Nghhhh ughhh" erangan lembut mulai terdengar dari mulut Shasa.
Gadis itu memainkan putingnya sendiri, mencoba memuaskan nafsunya yg tiba-tiba terbakar. Shasa mudah sekali naik nafsunya dan dia juga seorang eksibisionis, salah satu kendala besar baginya ketika menjadi seorang idola. Nafsunya mudah sekali tersulut bahkan tanpa pancingan apapun, membuatnya sering kerepotan bila nafsunya naik ketika perform. Sering kali pandangan mata dan wajah sumringah fans yang melihat dirinya menari membuat dirinya bereaksi dan basah pada bagian selangkangan, cuma karena dilihat mereka mengenakan rok pendek dan baju mencetak tubuh.
"Aduuuh gak tahan!" Shasa berteriak sambil mencubit puting dan menusuk vaginanya sendiri dengan jari.
"Si abang gak bisa cepet apa!" Shasa mengirim pesan pada driver ojeknya untuk segera datang.
Shasa tak ingin abang ojol itu datang ketika ia sedang dalam keadaan seperti ini. Bagaimanapun juga Shasa adalah seorang idol. Sejauh ini ia hanya berhubungan dengan orang yg ia kenal, entah itu teman pria maupun pacarnya. Orang asing pun ia akan memilih. Tidak pernah sekalipun ia membiarkan tubuh seksi idaman fans miliknya itu disentuh sembarang orang.
