Selamat membaca~
_
_
_
"Tian! ... Tian! " Panggil Eza lewat kaca jendelanya.
Dia melihat Tian sedang belajar.Tian menatap Eza, membuka kaca jendelanya dan menganggukkan kepalanya, seolah mengatakan 'kenapa?'
Rumah Eza dan Tian bersebelahan, kebetulan juga jendela kamar Eza terhubung ke jendela kamar Tian mereka bisa berkomunikasi teriak-teriak lewat jendela.
"Baca chat Gue " ucap Eza lagi, dan detik itu juga Tian meraih ponselnya yang tergeletak di kasur.
Setelah membuka pesan dari Eza, Tian kembali menatap Eza menunjukan jempolnya yang tandanya setuju.
Eza tersenyum girang " Gw tunggu di bawah " Eza menutup jendela kamarnya lalu bergegas ke bawah.
Tian juga begitu, Dia menutup jendela kamarnya dan pergi keluar."Gue bosen di rumah, " Adu Eza setelah kedua insan itu bertemu di pagar rumahnya.
"Tugas Lu sudah selesai ?" Tanya Tian.
"Belum, entar Gue salin punya lu " Eza nyengir
"Hadiah nya apa ?"
"Hadiah ?" Ulang Eza yang di balas anggukan kecil oleh Tian.
"Hmm .. Gue cium Lu "
"Sampai lumat dan memberi tanda ?"
"Gak ah, jangan sampai beri tanda, lu tau Mulut Gio kek mana kan ? Kalau dia tau komentarnya bikin emosi "
"Hmm .. kalau di sini gak mungkin kelihatan kan ?" Tian meremas nipple Eza
"Sial, Kita di luar sekarang, kalau ada yang lewat dan lihat gimana ? " Eza melepas tangan Tian dari nipplenya
"Udah malam, dan gak ada orang "
"Gue suruh Lu keluar buat kita pergi nongkrong sambil main ini, "menunjuk skateboard yang di bawahnya. "Bukan nge—remes puting gue, bangke !"lanjutnya lagi sambil menjitak kepala Tian
"Hah " Tian menghela nafas, Dia mengambil motornya yang ada di garasi tidak lupa juga memberikan Eza helm untuk di pakainya.
"Tian, Eza kalian mau kemana sudah selarut ini ?" Tanya Ibu Tian yang berdiri di depan pintu.
"Eeh Tante, kita mau keluar sebentar cari angin " ucap Eza sopan
"Ibu mu di rumah ?"
"Iya di rumah, " Eza mendekat ke sisi kiri Miru ibu Tian.
"Lagi berantem sama Ayah " bisiknya
"Ayah mu sudah pulang ?" Tanya Miru kembali
"Iya, seharusnya Dia pulang kemarin, tapi baru datang pagi tadi.karena itu, Bunda marah"
Miru tertawa kecil mendengar nya Dia tau betul sikap Ibu Eza gimana, jadi dia membayangkan gimana nasib ayah Eza.
"Lu mau ngerumpi di sini, apa main skateboard?" Potong Tian.
"Main lah ! Udah dulu ya tan, Aku pergi sekarang "
"Pulangnya jangan malam yaa kalau gak ibu kunci pintu biar tidur di luar kalian. "
"Gak apa-apa, Tan nanti Tian tidur di rumah Eza "
"Tante suruh ibumu buat kunci pintu juga. " Ujar Miru lagi.
"Hmmm~ Tante gak ngasih kita pulang malem, kalau gitu kita pulang pagi aja Tan " jawab Eza
"Dasar kamu yaa " Miru tersenyum melihat kepergian Tian dan juga Eza.