2

1.2K 92 10
                                    

Selamat membaca~

_

_

"Tian, Pulang nanti boleh gue numpang?" Tanya seseorang cewek menghampiri Tian yang sedang latihan basket.

"Sorry, Gue pulang sama Eza "

"Ciih, perasaan Eza Mulu yang Lu utamain ?"

"Dia temen Gue"

"Temen apaan, tingkah Lu ke dia kek sepasang kekasih" nyinyir cewek tersebut, dia kecewa karena tidak berhasil pulang bersama Tian.

Lelaki terpopuler di sekolah tersebut, dengan tinggi badan dan ketampanan Tian tidak ada yang bisa menandinginya.  Jago main basket nilai plusnya.

Gadis itu pergi dengan rasa kecewanya,

Tian tidak begitu perduli, dia melanjutkan kegiatannya, hingga sosok Gio datang menghampiri Tian.

"Tian !!!" Panggil Gio

Tian menoleh, kembali menghentikan latihannya, "apan ?"

"Lihat Eza ? Di kelas kok bisa GK ada ?" Tanya Gio, bajunya terlihat berantakan, rambutnya acak-acakan. Ada sedikit daun di rambut Gio.
Meski Tian melihat itu, dia memilih tidak perduli, dengan ke adaan Gio karena Tian tau, apa yang di lakukan anak itu.

"Dapet berapa ?"

Pertanyaan itu membuat Gio nyengir menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Dapet 2 doang, ada satpam, untung saja gue gak ketahuan " ujarnya sambil menunjukkan buah mangga hasil curian.

"Sebenarnya Gue mau mukul wajahnya Eza, Dia janji mau ikut tapi gak datang, gue cari di kelas gak ada, Gue kira dia di sini sama Lu " adu Gio sembari menepuk-nepuk bajunya dan mulai merapikan pakaiannya dan juga rambutnya.

Biar tidak ketahuan katanya habis mencuri mangga di belakang sekolah,

"Hah ... " Tian menghela nafas panjang, Dia melempar asal bola basketnya memantul dan masuk ring dengan sangat gampang.

Tian berjalan pergi, Gio sedikit bingung, tapi tetap mengikuti Tian.

"Ngapain kebelakang sekolah ? Lu mau nyuri juga ?" Tanya Gio

"Gak, Eza pasti di sini " ujar Tian begitu yakin dengan perasaannya.

Benar adanya Tian melihat Eza duduk di atas pohon mangga, Gio menengokkan kepalanya " Woy, bajingan kecil. Ngapain Lu masih di atas pohon ? Cosplay jadi kuntilanak?" Teriak Gio

"Perasaan Lu gak ikut tadi ke sini, kenapa bisa ada di atas !"

"Woy titisan setan, Lu aja yang gak lihat gue naik ke sini, Dan Lu tega ninggalin Gue untung saja tuh satpam gak lihat gue di atas sini. " Teriak Eza tidak mau kalah.

"Lagian salah sendiri naik ke pohon yang beda, di sana gak berbuah! Yang gue panjat banyak buahnya bodoh !" Geram Gio.

"Turun .. " titah Tian menyela pembicaraan Gio.

"Tian Gue baru sadar, Kalau gue gak bisa turun " Eza cengingiran

"Sudah gue duga " batin Gio
Dia tau kalau Eza jago naik tapi bodoh dalam hal turun dari pohon, Eza seperti seekor kucing.

Tian merentangkan tangannya "Gue tanggap, Lu tinggal loncat aja "

"Emang lu kuat ?" Eza ragu, dia takut nanti Tian gak bisa menangkapnya dan berujung Jatuh, syukur-syukur kalau cuma luka lecet kalau patah kaki kan masalah ya.

"Percaya sama Gue " Ucap Tian

"Jangan ngada-ngada Lu, Gue gak ikut tanggung jawab kalau si Eza kenapa-napa Tian " Gio juga merasa takut.

Tian My Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang