4

922 86 18
                                    

Selamat membaca~

_

_

_


Eza duduk di bangkunya dengan perasaan senang, sudut bibir lelaki itu tak henti tersenyum, saat mengingat kejadian pagi tadi.

Kejadian yang membuat Dia terbang melayang ke angkasa,

Eza bertumpang dagu membayangkan bagaimana jika  mimpinya itu menjadi nyata ? Apa dia siap dengan itu ?

"Njirr, Gue kayak orang mesum " batin Eza mengipas-ngipaskan tangannya di udara, mengusir pikiran kotornya.

"Ezaaa!!!"

Eza terkejut sembari menutup telinganya,
Teriakan Gia memecah keheningan, hal itu membuat semua murid yang ada di kelas ingin menyumpal mulut cempreng lelaki itu.

Padahal laki-laki, tapi mulutnya perempuan.
Itulah gio, ke—cempreng—nanya tidak bisa di pungkiri. Sama seperti Eza. Hanya saja dia sekarang masih kalem.

"Gawat za! " Gio menghampiri Eza duduk di tempat nya.

"Kita ketahuan ?"

"Ketahuan apa ?"

"Ketahuan nyuri, Sekarang kita di panggil guru, kita di suruh ke—"

"Ke ruang BK ? Ayok!"

"Bukan !" Ucap Gio

"Lah ? Biasanya gitu, kok sekarang gak?" Bingung Eza.

"Kata guru Dia bosen ceramah—in  Lu, satu buku full tercatat rapi nama lu di sana. "

"Jadi kita bebas ? "

"Gak juga, ?"

"Terus ? Langsung aja pada intinya, kenapa lu bertele-tele sih ? Bikin geram aja lu ?"

"Semua gak suka bertele-tele, baik gue, maupun para pembaca ! Pokoknya harus langsung ke inti! Paham lu ?"  Kesal Eza menjitak kepala Gio dengan keras.

"Iya, gue tau! Kita di suruh bersihin perpustakaan selama seminggu " ucap Gia santai

"What the fuck!!! Bersihin perpus? Seminggu ? Lu gak salah ngasih informasi kan ?"

"Lu juga jangan bertele-tele, buruan kerjakan apa yang di suruh Guru. "

"Males banget Gue, gue lebih suka lari dari pada ke perpust pengawas di sana sanget kaku, "

"Lebih kaku siapa ? Pengawas perpus apa Tian. "

"Tian lah, cuma kan Gue udah akrab sama dia, sedangkan nih pengawas perpus musuh Gue, pokoknya gue benci dia—"

"Oh, terimakasih pujiannya, saya suka mendengar itu " jawab seseorang membuat Eza menoleh untuk melihat.

"Astaga ! Kenapa harus ngagetin sih pak ?"

"Saya berdiri di sani sudah dari tadi " lelaki yang di sapa dengan sebutan 'pak' itu tersenyum.
Dia bernama Gala. Seorang pengawas perpustakaan

"Gawat nih " gio mencolek-colek paha Eza mengisyaratkan untuk segera kabur. Tapi belum apa-apa Gala menghentikan pergerakan kedua manusia itu.

"Cepat ke perpustakaan atau saya tambah lagi hukumannya. ?" Dia berucap demikian sambil memperlihatkan senyumnya yang menakutkan.

"Iya! Iya kami kesana sekarang, bapak duluan aja nanti kita nyusul, mau beresin buku dulu. "

"Oke, dalam waktu 5 detik belum datang, tau akibatnya. " Ancam Gala.

"Ya .. bawel banget jadi guru " gumam Eza.

Tian My Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang