Jangan menyukai seseorang dengan penuh yakin untuk harap balik. Jangan pernah juga membenci seseorang dengan penuh tidak suka teramat dalam. Hidup, ditulis dengan alur berbeda disetiap harinya, tidak sama juga tidak jauh berbeda. Ceritamu menjadi bagianmu, ceritaku menjadi bagianku. Tentang cerita menjadi kita, siapa yang tahu?
Pagi ini, Arkana datang ke rumah Cleyra untuk menjemput perempuan cantik itu. Setelah pesan yang hanya centang biru ia tinggalkan pada Cleyra, dia tetap datang menjemputnya tanpa memberi tahu. Dia tidak akan pernah bisa kesal, marah bahkan benci pada Cleyra.
TING...
Suara bel rumah terdengar sampai dalam. Boten yang sedang menyiapkan sarapan untuk Cleyra bergegas menuju pintu dan membukanya. Arkana berdiri di depan sana dengan pakaian sekolah rapi dan wajah tampannya yang tak pernah luntur.
"Ehh, Den Arka, mari masuk Den"
"Iya, Boten. Cleyra ada kan?"
"Ada Den, Non Cleyra belum turun. Mari masuk, sarapan bareng Non."
Arkana mengangguk dan masuk ke dalam. Baru beberapa langkah, suara pintu kamar terbuka terdengar di atas sana. Cleyra turun sambil menenteng tas hitamnya. Mata keduanya bertemu. Begitu melihat Arkana, senyum perempuan cantik itu menyambut. Begitupun dengan Arkana yang membalas senyum Cleyra.
"Hai, Ka. Gue kira lo ga bakal jemput hari ini"
"Jemput dong, kenapa mikir ga di jemput?"
"Kan ketua tim basket Smanggara lagi sibuk-sibuknya"
Arkana tersenyum mendengarnya lalu memegang puncak kepala Cleyra. Keduanya kemudian duduk menuju meja makan.
"Papa mana?"
"Masih di luar kota, lusa baru balik" Cleyra membalas sambil mengambil roti nutella kesukaanya. Arkana hanya mengangguk, mengerti kesibukan Papa Cleyra.
"Hari ini mau rapat osis, benar?"
Cleyra hanya membalas dengan mengangguk sambil mengunyah rotinya.
"Mau bahas proposal keuangan buat acara turnamen basket lo"
Arkana mengangguk lalu ikut memulai sarapannya.
"Kok chat gue tadi malam cuma di read, Ka?"
Arkana terdiam, dia menatap Cleyra. Seperti ingin mengatakan sesuatu namun dia menahannya. Dia ingin melihat sejauh mana Cleyra akan menyembunyikannya dan ingin perempuan itu berkata jujur padanya tentang semalam.
"Ketiduran nungguin lo bales, lama soalnya" Arkana memakan rotinya lalu melirik Cleyra. "Ngapain aja semalam?"
Cleyra yang sedang mengunyah makanannya tiba-tiba berhenti dan melirik Arkana. Dia bingung harus berkata jujur atau tidak. Dia menimbang-nimbang akan memberitahu Arkana tapi dia memutuskan untuk memberitahu nanti saja di sekolah. Mata Arkana tidak putus menunggu jawaban Cleyra.
"Ga ngapa-ngapain, cuma baca novel."
Cleyra berbohong. Kekecewaan kembali menyambarnya seperti sebuah petir dengan cepat. Arkana yang sedang memegang roti tiba-tiba meletakkannya dan mengelap mulutnya dengan tissue. Tidak lama dia berdiri dan beranjak pergi.
"Gue udah selesai sarapan, gue tunggu di mobil, Cley"
"Ehh cepat banget, baru aja satu gigit rotinya"
Arkana tetap melangkah, tidak memperdulikan teriakan Cleyra. Di dalam mobil dia duduk termenung. Hatinya sudah lapang untuk datang menemui Cleyra berharap perempuan itu jujur padanya. Namun Cleyra malah tidak mengatakan yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak Alaska
RomanceProlog Kita "Kisah paling bahagia hadir dan ada saat kebahagiaan lainnya tukar terganti. Pamit ataupun tidak, masih ada ataupun akan hilang, orang baru dan lama punya bagian dan masanya masing-masing. Kamu, dengan rasamu yang masih sama dengan orang...