Arah pandang dua pasang mata memberi petunjuk hati untuk memutuskan apa yang dirinya ingin pilih. Bertemu dengan sorot yang tak pernah ia pilih untuk tatap mengajak untuk membuka pintu lain dari arah rasa yang kamu pilih sebelumnya. Mengenalnya lebih jauh dan dalam tidak membuat ceritamu hilang dan lenyap, namun membuka arah rasa yang belum selesai untuk di ketahui. Kenali dia ya? beri sedikit ruang dan sempat.
Malam ini, Adrian melaju membawa motor sport hitamnya menuju gudang lama. Setelah menyusun strategi dan rencana bersama Rexon yang dianggotai oleh Lintang, Gara, Tora dan Jerrico, kelimanya sudah memasang tekad bulat dengan rencana matang untuk membalas perbuatan Archer Crux. Tadi setelah berkumpul di Barents, Tora berhasil melacak si botak Maleo Sarros. Lelaki brengsek itu sedang berada di bangunan tua yang letaknya tidak jauh dari gudang lama. Kelimanya langsung meluncur begitu mengetahui titik lokasi Maleo.
Begitu sampai, Adrian memarkirkan motornya di depan sebuah bangunan tua yang gelap bahkan tidak ada pencahayaan sedikitpun. Lintang, Tora, Gara dan Jerrico ikut membariskan motor sport mereka di samping Adrian. Lelaki gahar itu dengan sorot matanya yang menajam mengedarkan pandangan pada sekitar. Adrian berdiri dengan gagah dan tak gentar. Kobaran api dendam dalam dirinya sudah menyala dari tadi. Dia siap untuk menghabiskan siapapun.
"Drian, ini beneran mereka disini?"
"Sssstt!"
Lintang memberi kode pada Gara untuk diam. Suasana di tempat tersebut tampak ganjil. Tentu saja Lintang pandai membaca situasi. Mereka saling tatap kebingungan, namun tidak dengan Adrian. Lelaki gahar itu melangkah maju dengan sorot mata tajam. Baru beberapa langkah, Lintang kembali bersuara untuk menghentikan lelaki itu.
"Drian tung.."
Belum selesai Lintang bicara, tiba-tiba sebuah sorot lampu menyilaukan pandangan kelimanya. Sebuah mobil jeep berada di depan mereka. Kelimanya menyipitkan mata memperhatikan ke depan. Mata Rexon menangkap si brengsek yang menjadi bulan-bulanan mereka. Maleo Sarros berdiri di atas mobil jeep dengan sebuah tongkat di tangan kanannya yang menumpu dirinya. Sudut bibir lelaki botak itu terangkat, dengan kekehan khasnya. Lelaki itu ternyata sudah tau mereka akan datang dan sedang menunggu kehadiran Rexon. Rahang Adrian mengerat dengan urat di lehernya yang semakin menonjol. Bara kemarahan dalam dirinya kembali menyala melihat Maleo yang tau kedatangan mereka.
"Ga usah kaget gitu kali" Maleo menatap kelimanya dengan tatapan mengejek seperti berhasil menciduk seseorang.
"Baru berani muncul sekarang lo pengecut?" Adrian mencemoohnya namun Maleo malah balas terkekeh.
"Kenapa? cape lo nyari gue?"
"Udah pengecut ngomong kayak gitu, bener-bener udah ga bisa ditaro dimana-mana muka lo" Gara menimpalinya. Lelaki itu sudah tidak tahan.
"Dendam banget kayaknya sama gue sampai ga bisa ngejar gue?" Maleo memiringkan kepalanya dengan nada mengejek.
"Ga usah banyak bacot dan tingkah lo! turun sini tunjukin sikap sok jagon lo itu dengan lawan gue!" Adrian sudah sangat muak melihat tingkah si botak brengsek satu ini.
"HAHAHA lo pikir selama ini gue kabur-kaburan dari lo? gue cuma mau manasin mesin motor gue aja" Maleo tertawa sambil geleng-geleng.
"BA TU DE COT, BACOT! lo emang dari awal takut karena lo tau ga akan bisa menang lawan bos gue! mana bisanya cuma main keroyokan lagi, cuih" Jerry meludah balas mengejeknya.
Maleo tersulut emosi mendengarnya. Kekehannya menyurut dan mulai menatap tajam kelimanya. Dengan tongkat yang di pegang, dia menunjuk ke arah Adrian yang sedang menatapnya dengan tatapan nyalang.
"Bos lo ini? lo pikir gue takut lawan dia? dia cuma cowo sok gaya dengan manfaatin popularitas yang dia miliki. Soal kemampuan? sekali pukul pake tongkat gue juga dia langsung sekarat." Maleo kembali terkekeh memancing emosi Adrian.
![](https://img.wattpad.com/cover/378300477-288-k337202.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak Alaska
RomanceProlog Kita "Kisah paling bahagia hadir dan ada saat kebahagiaan lainnya tukar terganti. Pamit ataupun tidak, masih ada ataupun akan hilang, orang baru dan lama punya bagian dan masanya masing-masing. Kamu, dengan rasamu yang masih sama dengan orang...