DLG - chapter 6

93 22 5
                                    

🍂🍂🍂

🍂🍂🍂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--

Setelah mengantar Fafelyne kesekolah, Yunala dengan cepat membanting stir menuju kantornya, bukan apa-apa ini sudah jam 8 lewat 10 menit yang dimana jam 8 itu sudah harus mengisi ceklok sebagai absensi karyawan kantor jadi ia harus cepat-cepat sampai sebelum terlambat lebih banyak lagi.

Begitu netranya bisa melihat gedung menjulang tinggi didepannya, ia tersenyum puas tanpa berfikir ia segera membawa mobilnya meluncur mencari tempat parkir yang kosong dan beruntung ia masih mendapati satu lahan kosong didepanya namun hal yang tidak terduga justru terjadi.

Pada saat baru akan memarkirkan mobilnya tiba-tiba satu mobil datang menyerobot parkiran yang kosong itu membuatnya mendengus kesal. Lagi, dan lagi harus berurusan dengan orang itu.

"He... turun kamu !",

Yunala memejamkan matanya sejenak, sebelum berbalik pada kaca disebelahnya mendapati seorang wanita memukul-mukul kaca mobilnya.

"Ada apa mbak ?", tanya nya basi-basi karena jujur saja ia tiba-tiba jadi kesal mendapati kesialan pagi nya kali ini.

"Sopan banget, turun dulu bisa nggak ?", aura senioritasnya sangat kuat.

"Mau cari parkiran mbak, saya udah telat. Maaf ya",

Yunala dengan cepat kembali menaikan kaca mobilnya saat ia melihat satu orang satpam memberi kode padanya, menunjukan lahan parkir lain yang masih kosong.

Setelah memarkirkan mobilnya dengan aman, Yunala turun.

"Sabar-sabar aja yah mbak, mbak Sabreena sepertinya masih punya dendam pribadi tu",

Yunala menoleh, disebelahnya sudah berdiri bapak satpam yang mengatur dan mengamankan kendaraan para pekerja dikantor ini.

"Iya nih.., udah biasa pak. Mbak Sabreena kan emang dari dulu gitu",

"Iya sih mbak, gara-gara pak Mees nih",

Yunala terbahak, ketidak sukaan Sabreena padanya adalah tidak terlepas dari dirinya yang diganti sebagai sekertaris Mees beberapa bulan yang lalu, sebenarnya Sabreena sudah tidak menyukai eksistensi Yunala sejak kemunculan pertama kali dirinya dikantor ini, tambah runyam saat Mees tiba-tiba mengangkatnya sebagai sekretaris dan sering melibatkan dirinya pada rapat-rapat penting diperusahaan.

Bahkan memacarinya, ini seperti sekali mendayung tiga pulau terlampau. Kurang lebih seperti itu.

Atas kejadian itu membuat Sabreena tambah tidak menyukainya tetapi Yunala tidak memusingkan itu yang penting selama dirinya tidak melakukan kesalahan apapun, tidak merasa terintimidasi ia akan tetap mengepakan sayapnya di kantor ini, sia-sia pendidikannya kalau ia sampai kalah dengan satu orang seperti Sabreena itu.

Saat akan masuk kedalam lift, menunggu dengan pelan ia tiba-tiba dikejutkan saat Mees bersama beberapa staf karyawan lainnya berjalan seperti juga ingin memasuki lift yang sama dengannya. Tampak sempurna dengan jas yang sengaja diletekan di pundak, menyisahkan sebuah vest yang membungkus baju putihnya.

Daddy's Little Girl's (can't i be him)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang