awal awal emang bosenin tapii liat aja nanti
"gapapa si,lagian kan kamu juga berhak memilih yang kamu mau"
ucap seorang lelaki tinggi dan tampan kepada seseorang di hadapannya
"kalo gitu, makasi ya,sya"ucap wanita di hadapan Arsya sambil tersenyum manis
"yaudah,Na,ayo kalo gitu,kamu mau cepet cepet jadian ama dia kan?ayo!! nanti keburu aku berubah pikiran lohhh"ajak Arsya ke Hana dengan penuh semangat
"iya iya aku mauu!!"jawab Hana tidak kalah semangat
dua sahabat itupun berlari dengan riang bersama
.
.
."huft.."Arsya berbaring di kasur empuk miliknya setelah tadi berbincang dengan Hana tentang orang yang ingin Hana ajak jadian
"gua beneran gapapa nih?apa gua ga bakal sakit hati nanti nya?apa keputusan yang gua ambil ini benar?"pertanyaan-pertanyaan itu selalu berputar di kepala Arsya,yang membuat nya tidak yakin adalah karena,ia juga menyukai orang yang di sukai oleh Hana
Namanya Aril. Lelaki imut,lucu,cantik, menggemaskan tetapi juga tampan dan cool di saat yang bersamaan. Katakan saja Arsya gila,karna telah menyukai sesamanya,Arsya tidak peduli,yang ia tau, Aril sangat lucu dan cantik, bayangkan saja, bagaimana mungkin seorang pria memiliki kulit dan wajah yang sangat mulus dan indah itu? lelaki mana yang tidak tertipu olehnya?bahkan,saat penerimaan siswa baru,banyak yang mengira ia adalah anak perempuan yang tomboy, di tambah ia tidak memiliki jakun, seperti pria pada umumnya, benar benar menambah aura perempuan pada dirinya
Arsya malah heran kepada Hana, mengapa ia bisa menyukai Aril?padahal Aril itu fisik dan sifat nya sangat keperempuanan,apa yang menarik perhatian Hana dari sifat itu?bukankah itu boti? seharusnya ia jijik,tapi mengapa ia malah suka? bukankah Hana yang aneh? benar kan?malahan Hana yang sepertinya suka sesama jenis, tetapi ia menyembunyikan nya dengan menyukai Aril,masuk akal bukan?
ting.
ponsel Arsya berbunyi, menandakan ada pesan masuk, notifikasi itu sekaligus melebur kan lamunan Arsya sedari tadi
sya, menurut kamu,aku bilangnya langsung atau di chat aja ya?🤔🤔
Arsya membaca pesan itu,ah ternyata dari Hana. Ia masih saja memikirkan bagaimana cara 'menembak' Aril,padahal sudah Arsya katakan agar langsung saja, di tempat sepi,dan harus ada Arsya disana,tapi ia masih juga menanyakan hal itu,apa ia tidak bosan?lagi pula,Hana bahkan tidak memiliki nomor telepon Aril,jadi apa yang perlu di tanyakan sih?membuat kesal saja
kan langsung Hanaaa
bukanya kita udah sepakat ya?
kamu kok nyinyir banget siii
hadeuhhh🙄🙄hehe iya maap deh
aku gugup banget soalnyaaa😌😌udah udah,ga usah gugup
kan aku udah mau temenin
atau kamu mau aku juga yang bilang?😏enggak enggak,gk usah
eh tapi sya,gimana kalo dia nolak aku?
aku takutttt syaa😭😭ya jangan doain gitu donggg
yang semangat dong yang semangat
semoga aja dia terima kamu aamiim🤲🏻🤲🏻
tuh udah aku doain😊Hana hanya membaca pesan terakhir Arsya,Arsya tidak terlalu peduli, palingan ia sedang menahan rasa gugupnya,lebih baik di biarkan
.
.
.
."kamu udah siap?"
Hana mengangguk sebagai jawaban,lalu seketika Arsya pergi ke kelas 11B untuk memanggil Aril"em,ada yang namanya Aril gk?"
"iya?ini aku disini"ucap pria itu dengan senyuman manis
Arsya membeku melihatnya,astaga tuhan,sungguh manis ciptaan mu yang satu ini,apakah aku benar-benar berdosa mengagumi nya tuhan? tetapi aku tidak sanggup menahan perasaan ini tuhan
"oh,oke,em lu sibuk gk?gua ada perlu nih,hehe"
"emm,iya aku free kok,ada perlu apa?"tanyanya sambil berjalan mendekati Arsya
"eh ntar,kenalan dulu,gua Arsya,dari 11C, sebenarnya bukan gua yang ada perlu,tapi temen gua sih, anak 11A"ucapnya berusaha santai
"oh iya salken Arsya,jadi mana temen kamu?"
"dia ga disini,dia nunggu di deket kantin,kesana yuk, sekalian jajan"
"okedeh, kebetulan aku belom jajan"
Mereka berdua pun berjalan menuju kantin
Astaga, jantung Arsya tidak bisa berhenti berdetak kencang,ia hanya bisa berharap semoga Aril tidak menyadarinya, bisa bisa ia akan di sebut aneh oleh Aril,sang pujaan hati,ia takut jika Aril akan menjauhinya karena itu
.
."ini yang ada perlu ama aku?"tanyanya menunjuk ke arah Hana
"iya,dia mau ngomong sesuatu"jawab Arsya singkat,lebih tepatnya ia sedang merasa iri sekarang
"em,jadi Aril,gua.."