"Aril bilang,dia suka sama kamu"ucap Arsya menunduk
"a-apa?"Hana tidak percaya,itu tidak mungkin,bahkan mereka tidak dekat,dan waktu itu adalah kali pertama mereka berbicara
"iya Na,dia sendiri yang bilang"
flashback
"beneran deh,pipi lu tetep cantik kok walaupun menor gitu"
"kira kira Hana ilfeel gk ya?"ucapnya masih memegangi pipinya
"m-maksudnya?"
"aku..aku suka sama Hana,tapi karna aku boti kayanya dia ga suka aku deh"ucapnya sedih
Arsya menelan ludahnya sendiri
astaga tuhan,mengapa Arsya harus mendengar ini dari orang yang ia sukai?apa yang harus Arsya lakukan?haruskah ia mengikhlaskan Aril untuk Hana?tentu saja iya,Hana menyukai Aril dan Aril menyukai Hana,itu sudah cukup untuk alasan Arsya harus menyerah"o-oo..kalo gitu lu mau gua bantu bilang ke dia?"
Aril membesarkan bola matanya
"a-aku mau..tapi..aku malu..."ucapnya menunduk"ga usah malu, nanti ya aku bilangin"
flashback end
"gk,aku ga percaya,kamu boong"
ayolah Arsya,jangan membuat Hana berharap lebih banyak,tapi itulah kenyataannya bukan?"serius Na,emang aku pernah boong sama kamu?"ucap Arsya meyakinkan
"iya sih,kamu ga pernah boong sama aku,tapi itu ga mungkin sya,dia boti,dia pasti sukanya cowo kaya kamu"
"gk Na,dia juga bilang dia akan berusaha berubah, biar kamu ga ilfeel sama dia"
"ga tau ah,aku mau pulang aja"ucap Hana lalu berdiri dan meninggalkan Arsya
ting
hai arsya
ap
kamu lagi sama Hana gk?
gk
yahh padahal aku mau ketemu😔
ya temuin aja dia
ngapain lu chat guakamu kenapa sya?
lagi badmood?Arsya hanya membaca pesan terakhir Aril,ia juga tidak tau apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya,mengapa ia bersikap sangat dingin pada Aril?apa ia cemburu karna Aril menyukai Hana? ya itu mungkin saja
.
.
.
."gila lu?! ngapain lu bilang lu suka sama Hana?!!!"bentak Maura setelah mengetahui bahwa Aril mengaku menyukai Hana
"ya emang kenapa?"ucap Aril santai walaupun tubuhnya terikat
"lu sekarang udah berani ngelawan ya"
"iya nih,udah level up gua,lu ga ada niatan ngucapin selamat gitu?"
"ANJING LU! GUA GA LAGI BECANDA ANJING!"
bentak Maura dan seperti biasa menendang Aril
dengan sepatu high heels nyaAril menahan rasa sakitnya dan hanya tertawa
"Aril,plis dengerin gua sekali ini lagi,gua suka ama lu,jadi gua mohon,bilang ke orangtua lo buat ngerestuin kita,ya?"
Aril kembali tertawa
"jangankan restu orangtua gua,restu hati, otak dan badan gua aja lu ga dapet!""ARIL ANJING!"Maura kembali mendendang Aril
"udah tau gua anjing,malah di sukain,rendahan banget sih lo"
Maura menampar pipi Aril sangat kuat hingga memunculkan kemerahan di sana
Maura melihat Aril yang tengah duduk di lantai itu, sangat terlihat bahwa ia sedang menahan rasa sakit yang teramat sangat,dan itu gara gara Maura
Maura segera duduk di depan Aril,lalu memeluknya dengan erat
"Aril,maafin gua,gua sayang ama lo,lo ga boleh sakit sakitan gini,maafin gua Aril"ucapnya terbata. Ia menangisAril hanya diam,tidak berniat melawan ataupun mengindahkan pelukan Maura. Ia terlalu lelah
Maura melepas pelukannya,bisa terlihat oleh Aril bekas air mata yang ada di pipi Maura
"Aril,aku obatin ya?"Aril sudah tidak terkejut dengan perubahan perilaku dan cara bicara Maura kepadanya,ia hanya baik seperti ini sebentar,dan setelah itu ia akan kembali kasar seperti biasanya
Maura mengobati luka Aril dengan telaten
"Aril,aku udah mikirin ini,kamu ga usah lagi ngejar ngejar Arsya"tidak, tunggu dulu, Aril tidak boleh senang terlalu cepat,pasti ada sesuatu di balik perkataan nya ini
"aku mau kamu sama aku terus,ga peduli di restuin apa gk,aku akan kurung kamu di sini selamanya, biar kita bisa terus bersama,aku ga mau kehilangan kamu,aku juga takut kalo nanti kamu beneran suka dan jadian sama si Arsya itu"
lihatkan?apa ku bilang,Aril tidak boleh senang dulu, malah ini jauh lebih parah dari pada harus mengejar Arsya
"gua ga mau ra"
Maura mengerutkan dahinya, memang siapa yang minta persetujuan nya?ini adalah perintah
"maksud lu apa?gua ga minta persetujuan lu"gawat,Maura mode kasar telah aktif. Tapi tentu itu tidak akan membuat Aril berhenti menolak
.
.
.
.Sudah beberapa hari, Arsya tidak lagi bertemu dengan Aril,dan Aril tidak pernah lagi menemui Arsya. Arsya juga sering melirik ke kelas 11B tapi ia tidak menemukan keberadaan Aril maupun tas milik Aril di sana,itu membuat Arsya menjadi sedikit khawatir
"Aril kemana sih,kok ga pernah masuk sekolah lagi,apa jangan jangan sakit?atau dia marah sama gua karna gua cuekin waktu itu?"
"heh sya, bengong mulu dah, nanti kena tegur Bu Jasmin abis lu"tegus Radit,teman sebangku Arsya
Astaga,Arsya sampai lupa kalau ia tengah di dalam kelas, apalagi sekarang mereka sedang belajar dengan guru killer di sekolah ini
"Radit! sini kamu!"ucap Bu Jasmi
Radit langsung menegang
"i-iya bu..""pinter kamu ya!lagi pelajaran malah ngobrol!"
"berdiri kamu di depan kelas sampe jam pelajaran Ibu habis!""b-baik bu"
Radit menatap Arsya dengan tatapan kesal. Melihat hal itu Arsya hanya bisa meminta maaf lewat tangannya"Arsya anjing"Radit langsung menyumpah serapahinya