08 - Keringanan?

7 0 0
                                    

Karena Maura sekarang sepertinya sudah mulai insaf,Aril pun berencana untuk memperbaiki hubungannya dengan Arsya dan Hana

"Sya! sini!" panggil Aril dari depan pintu kelas Arsya saat bel istirahat baru berbunyi

"o-oh iya iya ntar,gua beresin meja dulu" teriaknya karena jarak antara pintu dan meja Arsya berjauhan

Setelah selesai Arsya langsung menghampiri Aril
"ngapain?"

Aril menyeret Arsya ke 11A lalu memanggil Hana juga,lalu ia mengajak dua sahabat itu ke depan pintu kelasnya

"lu ngapain sih Ril,aneh banget, ngapain coba bolak balik kelas gua,kelas Hana,trus kelas lu"

"hadeh hadeuhh"timpal Hana

"hehe,oh iya, kenalin gua Aril" ucapnya tersenyum

"ha?" Hana dan Arsya tentunya sangat heran dengan yang di lakukan Aril, mengapa ia kembali memperkenalkan diri seperti ini?

"maksudnya tuh,gua mau ulang lagi dari awal,gua kan sekarang udah ga kaya dulu lagi,jadi gua mau kalian kenal gua sebagai laki laki yang normal,bukan boti kaya waktu itu"
kalimat panjang lebar itu berhasil mendapat 'oh' panjang dari Hana dan Arsya

"yaudah, kenalin gua Arsya,dan ini sahabat gua namanya Hana" ucapnya sambil menahan tawa

Jangan tanya mengapa sedari tadi ia hanya diam,itu pastinya karena perubahan Aril, menurut nya,Aril kalau mode normal benar benar tampan,wajar sih,boti saja sudah imut dan tampan apalagi mode serius.Ketampanan Aril membuat nya semakin tergila-gila kepada lelaki itu

Berbeda dengan Arsya, sepertinya perasaan nya kepada Aril sudah memudar, semenjak Aril sudah lama tak terlihat,apalagi saat bertemu Aril benar benar berubah, membuat nya terasa aneh jika tetap menyukai Aril yang sepenuhnya laki laki sekarang

.
.
.
.

Akhirnya hari yang Aril tunggu tunggu pun datang,hari dimana orang tuanya akan pulang, walaupun ia agak heran karena orang tuanya mengatakan akan pergi sekitar 6 bulan, tapi itu tidak jadi masalah bagi Aril,ia malah senang bisa semakin cepat bertemu dengan orang tuanya

-

"assalamualaikum, Aril"

mendengar salam itu Aril langsung berlari keluar kamarnya

"waalaikumsa-" Aril mengehentikan larinya saat melihat keadaan mamanya

Mamanya...menangis?

"maa..kenapa nangis?"tanyanya khawatir sambil mendekati mamanya

"nak,maaf ya,tapi..mama sama papa di pecat dari kerjaan kami" jawab papa karna mengerti istrinya tidak akan sanggup berbicara sekarang

Setelah mendengar kabar buruk itu,air mata Aril segera ikut keluar dari pelupuk mata nya

"t-tapi kenapa pa?,mama sama papa kan jenis karyawan yang gk males malesan,mama papa aja rela pergi ninggalin aku demi kerjaan,tapi kenapa di pecat pa?"tanyanya tak percaya

Papa menggeleng "papa juga gk tau nak, tiba-tiba aja,bos papa yang nyuruh,dia juga gk kasi tau alasannya apa"

"bos. bos papa sama mama,ini.. ini pasti ulahnya Maura!"

Aril izin kepada kedua orangtuanya untuk pergi, walaupun awalnya orang tuanya menolak karena mereka baru sampai dan sekarang sudah sore,tapi Aril tetap memaksa dan akhirnya di izinkan

-

Aril melesat ke rumah Maura menggunakan motor miliknya
"berani beraninya lu mecat orang tua gua Maura!!" teriak di di atas motor,tak peduli menjadi pusat perhatian orang,yang penting ia harus meluapkan emosi nya sekarang

-

Tak butuh waktu lama, Aril sudah sampai di depan rumah Maura.Saat ingin menekan bel, ternyata pagar rumah nya sudah lebih dulu di bukakan oleh satpam

"nona Maura udah nunggu kamu dek Aril"

oh,jadi Maura memang sudah menduga atas kedatangan Aril kerumahnya

Tak perlu berlama-lama,Aril segera memasuki rumah Maura dan di tuntun oleh ART nya,hingga sampai ke kamar Maura. Tempat dimana ia sering di perlakukan layaknya hewan yang tak berguna

"sore sayang" ucapnya santai sambil minum teh dan duduk di sofa kamarnya


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang